[19] Cracker Both Hacker & Found the Pandora's Box

760 228 138
                                    

KATA AUTHOR:

Notifikasi dari kalian itu penyemangat acu, mari komen dan bintangnya <3

[] [] []

Raphaello puasa dunia internet entah berapa hari lamanya. Rasanya ia kembali ke zaman Neolithikum, bagai Homo Sapiens yang berevolusi mencari cara kemajuan dengan perubahan cara hidup. Tanpa pernah keluar ruang kubik dinding baja, terpenjara di dalamnya. Terpisah oleh dunia luar dan sosialiasi manusia. Sesekali ada yang datang hanya memberi makanan, buku sekolah, atau menginterogasi--yang selalu berakhir tanpa jawaban.

"Rehabilitasinya sudah selesai, kau boleh keluar dan besok kembali belajar di 2AITO." Suara Hilda ELITE-5 yang membuka pintu ruangan diacuhkan oleh lelaki itu. Rehabilitasi apanya, Raphaello bahkan menggila disini. Untung data curian 2AITO sudah ter-back up di salah satu flashdisk miliknya yang disembunyikan di loker sebelum kabur bersama ELITE lainnya.

Nah iya, Raphaello tak kepikiran.

"Dimana Nana?" Pada pertanyaan itu Hilda menaikkan alis mata sebelah. "Tidak, maksudku Yunna."

"Bagian pertukaran cabang 2AITO. Sudah berangkat bersama Marco ke Amerika."

Raphaello tak berkomentar selain berjalan mengikuti tuntunan Hilda dari belakang.

Ada sedikit rasa curiga timbul karena ia menyadari berada di Titans Apartemen

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ada sedikit rasa curiga timbul karena ia menyadari berada di Titans Apartemen. Bahkan seingatnya terakhir kali hanya disergap oleh ELITE atas dan masuk dalam mobil sedan.

Tapi kan, Raphaello tidak tahu dibawa kemana karena dia ketiduran--tepatnya pingsan.

"Jadi kalian ingin mencuci otakku? Atau ingin men-unboxing isinya? Atau menyiksaku sampai darah penghabisan sebelum mati?" Terka Raphaello kelewat sadis. Hilda memutar bola mata jengah menekan tombol lantai di lift. "Ayolah kalian sudah menang! Aku berkhianat juga kalah. Terus terang saja ingin menghukumku karena aksi gilaku."

"Percayalah Hilda, teman-temanku tidak bersalah karena aku dalangnya." Tekan Raphaello saat pintu lift berdenting terbuka dan ia merentangkan tangan menghadang wanita tersebut.

Wah sial, teman katanya. Raphaello agak geli sebenarnya mengakui itu.

"Tapi berdasarkan observasi, Hera dan Pedraza penyusun rencana. Mereka dalangnya." Kata Hilda membuat Raphaello mengerut dahi, curiga darimana tahu. "Lagipula Para ELITE atas memuji kalian. Jadi bicaralah dengan Lucy."

Pada saat pintu ruangan pribadi Lucy terbuka, ada Pedraza duduk di sudut ruangan melirik kedatangan Hilda maupun Raphaello sekilas. Disana pun ada Ellish ELITE-3 yang menyesap gelas kopi.

"Kau akan menyusul Yunna ke Amerika, bukan?" Kata Lucy yang segera diangguki Hilda sebelum meninggalkan ruangan.

Raphaello segera duduk disebelah Pedraza.

ELITE KLASS [END]Where stories live. Discover now