[13] VVIP (6); To be Global Citizens Debate Internasional

991 289 315
                                    

KATA AUTHOR:

Yang nunggu updet karena kepo kegilaan isi otak acu, sini tak tabok. 'Cause this story buat edukasi & sharing ilmu--maybe itu yg buat panaz otak? wkwk.

Gimana, IQ kalian terasah sehat sempurna?

spam komen ayola shay~

[] [] []

Unrevealed
www.Itsjoin.rue.com+04+09+10(os)

Baik pedraza maupun Marco melihat dentingan di smartwatch masing-masing kemudian saling tatap. Hanya butuh 'klik' kecil bagi mereka menyudahi rasa kecurigaan bagi pengirim pesan anonim.

VVIP(6)

Queen
Hai survivor, kalian dikepung setelah kabur sekian lama!

Unrevealed
Grupchat ini khusus hanya ada diantara kita. Apabila smartwatch rusak isinya terbackup pada saya.
Jangan sebar link-nya atau kalian menanggung resikonya.
Kita berada di kubu sama, jadi lakukan rencana ini.

Crazy
Timur, Tenggara, Selatan, Barat, Barat Laut, Utara, Timur Laut.

M
Pin itu. Pelacak lokasi.

Marco berseru. "Bagaimana kalau ini jebakan?"

"Hanya ada satu cara memastikannya." Gumam Pedraza sembari menatap sekeliling ruangan. Melihat gantungan pakaian unik dan nyentrik disudut. Ide cemerlang mengisi kepalanya. "Pakai wig ini, lalu lepas pin ELITE kita. Aku yakin 100% M benar."

Awalnya ia tak menyetujui rencana aneh Pedraza, namun penjelasan demi penjelasan membuat gengsinya turun oleh kerasionalitasan serta logika.

"Kita tidak bisa menjamin apa yang akan mereka lakukan setelah menangkap kita. Kau tidak menjamin kepadaku mampu membela diri atau menembak. Clue-nya dari semua arah mata angin hanya Barat Daya tak tersebut, aku yakin itu pasti jalan keluarnya. Untuk mencegah terjadinya hal lain, kita harus melakukan penyamaran, dan beruntungnya baik kau dan aku memiliki tinggi setara. Tidak ada cara lain."

Jadi dengan rencana matang yang disusun sedemikian rupa, permainan strategi dan pion pertama hitam bergerak menyaingi gerakan bidak putih lawan. Penentuan hingga di 'skak' antar raja masing-masing.

"Aku tidak akan pernah melakukan ini lagi." Umpat Marco beberapa saat setelah menggunakan flat shoes kekecilan yang dipaksa muat, dress selutut, dan wig hitam sepanjang penutup punggung.

"Cantik sekali Marco!" Pedraza meski sibuk bertukar pakaian dengan Marco dan mengikat rambutnya dikucel masuk ke dalam topi, kemudian mengganti sepatu menjadi pantofel, tetap mampu mengeluarkan lelucon. "Kita mulai?"

Untuk beberapa saat Marco hanya menatap Pedraza tanpa sepatah kata. Mengggenggam pistolnya erat. Kemudian mengangguk samar-samar.

Pintu terbuka dengan Marco yang jalan langlung seakan mabuk dan terjebak halusinasi. Meski matanya membuka tutup seakan seliweran, dengan jelas ia menangkap ruang club kosong melompong. Hanya ada lampu disco yang terus berputar diatas dancefloor.

Isi perutnya seakan dipelintir berbarengan oleh debaran jantung tak terkendali. Hawa dingin terasa menusuk di segala arah. Telapak kakinya berderap berat meski samar. Deru napas yang menggeru bagai knalpot mobil balap. Perlahan ia menajamkan pendengaran. Ada seseorang yang berjalan mendekati.

ELITE KLASS [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu