26|Khaled in Hypnotized; Mafia Battle Begin|

610 203 81
                                    

KATA AUTHOR:

Kaget aku up senin? Aku juga ga nyangka! Ini kok ya gatel tiba-tiba buat updet.

[] [] []

Begitu melangkah memasuki ruang tengah, dimana kakinya menapak marmer dingin, rasa ngilu mengalir dalam darahnya. Segala rasa yang bercampur tanpa takaran. Deru napas Hera memberat, dibebani berbagai ingatan, ditusuk-tusuk hatinya oleh ego, dan sebagaimanapun kejujurannya berkata. Hera tak siap.

"Anakku sudah bangun?"

Itu yang menyambutnya dengan pelukan erat, hangat, namun penuh keasingan.

Meski Hera bukanlah Hera yang asli, sebagaimana ia hanya memasuki raga karakter ini, namun ia mampu merasakan segala emosi yang terpendam.

Pelukan dilepas tak lama karena ia tak merespon. Kini dihadapannya ada Wanita tua dan Pria seumurannya yang mengelus puncak kepalanya sayang.

"Kami bisa menjelaskan," Mereka mencoba namun Hera menggeleng.

"Ekonomi kita waktu itu sulit, kami harus melakukannya-" Lagi-lagi penjelasan mereka ditahan oleh tangan Hera yang menggengam jemari kedua orang tuanya.

Untuk beberapa saat ia melihat sekitar. Ini bukan rumah biasa melainkan apartemen mewah dengan berbagai furniture interior terbaik menghias di dalamnya. Sehingga Hera tertawa pelan, "Tampaknya dengan menjualku kalian meraih banyak uang."

Rasanya sakit.

"Nak, kamu baru bangun bukan? Mari makan siang dahulu. Nona Ilova mau ikut kami juga?"

Rasanya kecewa.

"Kalian sudah mau pergi lagi? Katanya Hera sudah dikeluarkan dari Program ELITE?"

Rasanya muak.

Seharusnya bila mereka mengetahui segalanya sejak awal, seharusnya jika mereka menyayanginya sejak awal, seharusnya jika mereka memang orang tua yang baik dan layak dihormati.

"Terima kasih sudah melahirkanku, menjualku yang memberi keuntungan, dan memberi tumpangan sementara. Aku merasa terhormat sebagai anak adopsi dari keluarga lain, namun tolong perlakukan aku seperti sebelumnya." Ada getaran yang mulai mengisi nada suaranya, namun Hera berusaha tersenyum. Dinding dalam mulutnya digigit keras untuk menahan emosi. Matanya melotot supaya air basah tak keluar darisananya. "Jadi biarkan aku mengurus diriku sendiri."

Hera ingin membuka suara lagi, namun ia langsung berbalik melengos pergi ke pintu keluar

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Hera ingin membuka suara lagi, namun ia langsung berbalik melengos pergi ke pintu keluar. Kemudian Ilova yang menjelaskan.

"Maaf paman bibi, anak remaja memang mudah emosional. Aku akan bicara padanya, namun terima kasih atas segalanya. Kami harus pergi."

Hera menunggu di depan lift tanpa menekan tombol apapun. Tatapannya hanya menunduk pada sudut lantai dengan pot kaktus cantik. Ilova tak lama berdiri disebelahnya, menekan tombol lift, dan mendongak menatap penanda lantai.

ELITE KLASS [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora