we're brother

758 66 12
                                    

"Pagi ma" seorang pemuda manis memasuki dapur kemudian berdiri di belakang seorang wanita yang dia sebut Mama

"Pagi adek. tunggu sebentar ya, makanannya sebentar lagi siap" Irene membalikkan tubuhnya kemudian memeluk anaknya dengan singkat sebelum kembali fokus pada masakannya

"Ayah sama kakak belum turun ma?" ujarnya saat tak menemukan sang ayah dan kakaknya di ruang makan maupun ruang keluarga

"Ayah udah berangkat ke kantor pagi-pagi tadi. Kalo kakak belum bangun kayaknya, coba adek bangunin kakaknya" wanita cantik itu menjawab tanpa memandang si bungsu

Mendengar jawaban Irene, Jungwon -pemuda manis tadi beranjak dari duduknya dan berjalan menuju lantai 2 di mana kamarnya dan kamar kakaknya berada

Sampainya di depan kamar kakaknya, dia menghela nafas pelan sebelum membuka pintu hitam tersebut

pemandangan pertama yang bisa dia lihat hanyalah gelap. Gorden hitam itu masih setia menutup jendela besar ruangan itu. Jungwon berjalan menuju jendela untuk membuka gorden yang menghalangi sinar matahari, kemudian mendekat ke arah kasur yang terdapat sebuah gumpalan bersar di atasnya

Tangannya bergerak menarik selimut hitam itu, membuat seseorang yang berada di dalamnya merasa terusik dan membuka matanya

"Pagi kak" Jungwon tersenyum menatap sang kaka yang masih mengumpulkan nyawanya di atas kasur. Tubuhnya bergerak menaiki kasur dan duduk di sebelah kakaknya

"kak Sunghoon, ayoo cepetan bangun. Mama udah menyiapin sarapan" Sunghoon yang telah mendapatkan kembali jiwanya dengan segera bangkit, duduk di atas kasur kemudian membawa Jungwon untuk duduk di pangkuannya. Tangannya bergerak memeluk pinggang ramping sang adik, sedangkan Jungwon hanya pasrah mengikuti kemauan kakaknya itu

"kakaak, ayoo cepett. kasian mama nunggu sendirian di bawah" Sunghoon mengernyitkan dahinya mendengar pernyataan sang adik

"Kenapa sendirian? Kan ada ayah" ujarnya sembari menarik tubuh jungwon agar bersandar pada tubuhnya

"Ayah udah berangkat kerja. Jadii ayo kakak cepetan bangun terus kita berangkat ke sekolah"

Sunghoon akhirnya mengangguk kemudian beranjak dari kasur. Setelahnya menurunkan Jungwon dari gendongannya. membiarkan sang adik merapihkan seragamnya sedangkan dirinya pergi ke kamar mandi

"mandinya jangan lama-lama. Nanti telat" jungwon sedikit berteriak agar suaranya terdengar oleh Sunghoon yang telah memulai acara mandi paginya. Kemudian dia keluar dari kamar bernuansa hitam itu setelah mendengar balasan "iya" dari Sunghoon

•°•°•°•

Sunghoon, Jungwon dan Irene telah menyelesaikan sarapannya. Kini Sunghoon tengah menunggu sang adik yang sedang memakai sepatunya

"Cepet dong dek. Tadi nyuruh kakak cepet-cepet mandi biar ngga telat katanya"

"Iyaa, sebentar lagi" benar saja, kurang dari satu menit kemudian Jungwon telah berada di hadapan Sunghoon yang sedang bersandar di mobil hitamnya

"Udah selesai! Ayo berangkat!" jungwon tersenyum cerah, membuat Sunghoon tak tahan untuk tidak mencubit pipi berisi milik sang adik

"Yaudah ayok" setelah berpamitan pada Irene, keduanya memasuki mobil dan pergi meninggalkan rumah

•°•°•°•

Kini mobil Sunghoon telah terparkir di parkiran sekolah. Namun seperti biasanya, Sunghoon tak akan membuka mobil sebelum Jungwon memberikan sesuatu padanya

"Kak, please" dan seperti biasa pula Jungwon akan terus memohon walau dia tau semuanya sia-sia. 

"Kenapa? We're brother, right" Sunghoon itu keras kepala. Dia juga berambisi, apapun yang dia inginkan harus dia dapatkan

MÉMOIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang