Beautiful Pain

551 41 0
                                    

Kebun yang tumbuh di paru-paru ku, begitu menyakitkan namun terlalu indah untuk dilenyapkan



•°•°•°•

Yang Jungwon menatap dirinya di cermin. Wajahnya begitu berantakan, kantung mata yang tebal, bibir pucat, bercak darah di sekitar mulutnya, dan juga rambutnya yang acak-acakan -terlihat seperti seseorang yang tak merawat diri bertahun tahun. Ia terus menatap wajahnya dengan pandangan kosong hingga sebuah suara membuyarkan lamunannya

"Jungwon-ie, apa kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik-baik saja. Aku akan keluar sebentar lagi"

Dengan segera ia membersihkan darah di sekitar mulutnya, merapihkan sedikit penampilannya dan juga membuang sesuatu yang sedari tadi mengotori wastafel ke tempat sampah sebelum kemudian membuka pintu kamar mandi dan menemukan Heeseung, -kakaknya yang menatapnya khawatir di depan pintu.

"Apa kau benar-benar baik-baik saja? Mukamu terlihat pucat"

"Aku hanya kelahan"

"Baiklah, kalau begitu istirahat saja di kamar,  kakak akan membawa makanan ke sana" ucap Heeseung sembari membantu Jungwon untuk berjalan

"Tidak apa-apa, makan disini saja" balas Jungwon setelah dia berhasil duduk di meja makan dengan dibantu oleh Heeseung

"Baiklah, tunggu sebentar. Kakak akan menyiapkan makanannya"

Kemudian Heeseung pergi ke dapur yang hanya dibatasi oleh pintu kaca

Sembari menunggu, Jungwon menyimpan kepalanya di atas meja dan tangannya dibiarkan terkulai di bawah meja

Tak lama Heeseung kembali dengan membawa beberapa makanan dan menyusunnya di meja, kemudian dia ikut duduk berhadapan dengan Jungwon

"Bangunlah, makan dulu kemudian istirahat"

•°•°•°•

"Jungwon-ie, sampai kapan kamu mempertahankan nya? Kebun itu semakin lama semakin subur"

Kini Jungwon dan Heeseung sedang berada di kamar Jungwon. Yang tadi ditanyai oleh sang Kakak hanya menunduk, tanpa menjawab apapun

"Kamu harus segera membuat keputusan, Jungwon. Dokter bilang kebun itu bisa kapan saja membunuhmu, aku tak ingin kehilangan lagi. Cukup Bunda dan Ayah yang pergi, kamu jangan" ucap Heeseung sembari mengelus rambut Jungwon

"Pikirkanlah matang-matang. Kakak harus pergi, jam kerjaku sebentar lagi dimulai"

Jungwon hanya bisa menatap punggung kakaknya sampai punggung hilang dibalik pintu

"Kakak, maafkan Jungwon"

•°•°•°•

Sunghoon dan Jake memasuki rumah Jungwon, tadi Heeseung menelfon Jake untuk menemani Jungwon dirumah namun Sunghoon yang saat itu sedang bersama Jake meminta ikut untuk menemani Jungwon -Sunghoon tak tau kenapa, tapi ia merasa harus bertemu Jungwon

Mereka langsung masuk karena Heeseung yang menyuruh, ia tak tega jika menyuruh Jungwon untuk membukakan pintu. Mereka pun berjalan menuju kamar Jungwon

MÉMOIREWhere stories live. Discover now