11. Aca terlalu egois?

3.6K 437 254
                                    

Seorang remaja laki-laki yang memakai seragam sekolah SMA Bramasta dengan kondisi rambutnya yang acak-acakkan serta kancing baju seragam bagian atas terbuka sehingga menampakan dada bidang yang dimilikinya tengah duduk di kursi yang berada di taman.

ARGH!

Teriakan itu berasal dari mulut seorang Arka. Bagas yang melihatnya dari jauh hanya tersenyum miring dengan memberikan tatapan yang sulit diartikan.

Arya, Zidan, dan Dimas dari tadi mondar-mandir mencari keberadaan Arka akhirnya mereka semua menemukan titik terang keberadaan Arka.

Zidan menepuk bahu Arya. "Itu si Arka ada di taman."

Ketiga pentolan Graxtual menghampiri Arka yang tengah menyandarkan tubuh di kursi taman.

"HARUS ADA YANG MATI DULU BIAR MEREKA PEDULI DAN GAK EGOIS!" teriak Arka seraya mengacak rambutnya.

"Arka, jangan begini!" Arya menghentikan tangan Arka yang sedang mengacak rambut dengan sekuat tenaga.

"GUE CAPEK ANJER!" sentak Arka.

"Ish Aka jangan marah nanti enggak ganteng lagi, kan gak seru dan Idan gak suka--"

Belum juga Zidan selesai berbicara tiba-tiba Arka langsung memotongnya begitu saja.

"BERISIK SETAN! PERGI SANA JANGAN BANYAK BACOT!"

Ketiganya masih berdiri di sana sama sekali tidak menggubris perkataan Arka yang menyuruh pergi.

Dimas menatap tajam mata Zidan. "Harusnya lo jangan ngomong!" sentak Dimas.

"Ya itu mah Arka yang baperan," ujar Zidan santai.

"GAK PUNYA TELINGA? KAN TADI GUE NYURUH KALIAN PERGI!" teriak Arka.

***
Siang itu, tidak ada satu orang pun yang menemani Aca. Gadis itu menoleh kala pintu terbuka. Mulutnya terbuka lebar kala ada seorang gadis cantik yang berdiri di sana.

Gadis itu melangkah mendekati Aca yang yang terbaring. Sorot matanya menghunus tajam memasuki netra Aca.

"Gimana kecelakaannya? Enak?"

Gadis itu meletakkan keranjang buah di atas nakas,lalu dia mendekatkan wajahnya dengan Aca. Aca meringis kesakitan lantaran cengkeraman kuat di dagunya.

"Siallan lo!" murka Ara.

Gadis itu tidak sengaja mengarahkan jarum yang hendak menyentuh pergelangan tangannya menjadi ke arah Ara. Hal tersebut menyebabkan Ara yang kena tusukan.

"Gue aduin ke Arka," ujar Ara dengan mata berkaca-kaca.

"Bang Arka sudah enggak peduli lagi."

Ara menggeram. Dia pun menyuruh seseorang yang sejak tadi berada di luar untuk masuk. Cowok yang mengenakan seragam yang sama dengan Arka pun tersenyum tipis, lalu dia mengeluarkan sebilah cutter dari balik saku celana. Orang itu menghampiri Aca.

"Saat ini listrik sedang mati jadi gue bisa sepuasnya bikin lo menderita, Ca," kata Rio.

"Salah Aca apa sama Kak Rio?"

"Salahnya karena lo hidup, Ca."

"Gara-gara lo! Arka jadi mutusin gue!"

"Salah Kak Ara sendiri yang malah bermesraan sama Kak Rio! Kak Ara itu bego banget!"

"Rio itu prioritas gue, sementara Arka kebutuhan gue."

***
Lima orang cowok saat ini tengah berada kantin Mang Parjo. Arka meletakkan satu kakinya di atas kaki kanan. Mata cowok itu terus mengedar hingga berhenti di meja salah satu mantan anggota Graxtual.

Tentang Aca [ENDING]Where stories live. Discover now