🍵61| Gue Mau Baikan🍵

58 11 0
                                    

ASSALAMUALAIKUM, HAII SEMUANYAA! HARI INI AKU BAWAKAN CERITA SHAFIQA UNTUK KALIAN SEMUAAA.

YUK SIAPKAN HATI DAN KOMENAN TERBAIK KALIAN UNTUK PART INI JUGA SEMOGA PART INI MEMBUAT KALIAN TERHIBUR.

LANGSUNG AJAA CUS BACAAAA!

✿✿✿

Part 61
  














•┈┈•┈┈••┈┈•┈┈••┈┈•┈┈•

Shasa menatap bintang dengan sendu, kedua tangannya bertumpu pada pembatas balkon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Shasa menatap bintang dengan sendu, kedua tangannya bertumpu pada pembatas balkon. Pikirannya menerawang pada kenangannya dengan Arka.

"Secepat itu ya lo lupain gue??" lirih Shasa. "Gue nggak pernah main belakang, kapan lo akan ngerti itu?"

Gadis berponi itu menyeka air matanya kasar, namun sia-sia saja karena bulir bening itu kian deras setiap Shasa mengingat kenangannya bersama Arka.

"Kenapa gue jadi selemah ini sih?? Kemana Shasa yang dulu? Selalu cuek dengan semua cowok, kecuali gebetan. Selalu dingin sama semua orang, kemana?!"

"Kenapa seolah gue kehilangan jati diri gue sejak bertemu Arka?"

Suara deringan ponsel mengalihkan perhatian cewek itu, sebelum meraih ponsel di sampingnya, ia menyeka kembali air mata tersebut. Lalu menarik napas sedalam-dalamnya, tak lupa dihembuskan kembali secara perlahan.

Shasa berjalan melihat layar ponselnya, tertera jelas nama Monyet Berayun disana.

Jantung Shasa berdesir hebat, setelah sekian lama cowok itu tak menghubunginya. Kini cowok itu menghubunginya, ntah apa alasan cowok itu.

Shasa menggerutu karena jantungnya yang tak bisa diajak kompromi, kenapa di situasi begini Shasa jadi salah tingkah sih? Seharusnya Shasa bersikap bodo amat.

Sebelum menggeser ikon hijau, Shasa kembali menenangkan diri. Ditempelkannya ponsel tersebut pada telinganya, menunggu suara seberang sana terdengar.

Terdengar suara deheman dari seberang sana sebagai pembuka percakapan keduanya.

"Gue ganggu lo?"

Mata Shasa bergerak tak tentu arah, berusaha menutupi salah tingkah. Namun kenapa saat denger suara cowok itu Shasa jadi tak bisa berpikir jernih?

"Nggak."

"Besok lo..." Arka menggantung kalimatnya. "Ada waktu?"

Shasa terdiam, tak langsung menjawab, menimang jawaban yang pas untuk ia lontarkan. Namun tak ada satu kata pun yang berhasil keluar dari mulutnya.

Shafiqa [END]✓Where stories live. Discover now