Prolog

74 41 36
                                    

Happy reading❤
Enjoy guys
Bacanya pelan yah biar bisa menghayati mueheh
Tapi, jangan emosi juga loh nanti aing malah di serbu
Selamat menikmati😋
.
.
.

***

Ariel menatap tajam sosok jelangkung di hadapannya ini. Lalu, netranya menatap ke arah pergelangan tangannya yang sedikit memerah.

Bukannya meringis seperti gadis lebay pada umumnya, Ariel memilih mengambil tisu basah yang selalu di bawa kemana pun dia pergi.
Sementara pelaku, hanya menyaksikan kegiatan Ariel yang mengelap bekas tangan lelaki itu seolah habis terkena kotoran.

"Nggak usah pegang kulit gue yang udah mandi kembang tujuh rupa. Soalnya gue takut terkontaminasi sama tangan kotor lo yang penuh dosa," keluhnya lelah. Sedikit bermain tidak masalah baginya.

Toh jika pria jahannam di depannya ini tersinggung, berrarti ucapannya tepat sasaran.

Sehabis dari kantin tadi tiba-tiba tangannya di tarik paksa oleh kedua lelaki yang entah harus dia definisikan seperti apa. Tampan? Iya sih, siapa yang tidak mengakui ketampanan most wanted boy di sini? Tengil? Oh jelas. Di saat semua hanya memuji ketampanannya, di saat itulah dia malah menatap jijik wajah sok berkuasanya yang di anggap tengil bagi Ara.

"Lo yang apa! Lo sengaja numpahin cat air itu ke seragam Tria?!" Bentak pria yang dia ketahui bernama Shaka.

Bahkan, urat-urat lehernya sedikit terlihat menunjukkan pria itu mulai emosi. Bagus, ini yang dia harapakan. Sesuai ekspektasinya.

"Lo punya mata?" tanya Ariel balik dengan memajukan sedikit wajahnya ke arah mereka, tak lupa wajah songongnya dia tunjukkan.

"PUNYA LAH!" jawab mereka serempak hingga refleks membuat Ariel menutup kuping. Setelahnya dia mengarahkan jari telunjuknya sok mencongkel kotoran dalam kupingnya.

"Gak usah teriak bisa? Gue baru bersihin nih kuping, jadi nggak usah kalian kotorin lagi sama dosa yang berasal dari mulut kalian yang nggak berkelas, mana bau lagi," sinis Ariel santai.

Lalu menatap kedua manusia di depannya dengan tatapan tengilnya yang di buat-buat.

"Baru kali ini gue nemu spesies caper yang menurut gue terbilang berani." Ucap pria yang dari tadi hanya menatap dirinya datar, dia bernama Rexal.

"What? Gue nggak salah denger tuh? Caper? Apa itu caper. Perasaan kualitas cowok gue itu jauh di atas rata-rata,  sementara kalian aja cocoknya di samain sama pantat babi." Ariel mengamati kedua pria itu dari atas sampai bawah diiringi ringisan jijik yang terlihat kentara di wajahnya.

"Jangankan caper, buat ngeliat aja bikin gue pen muntah. Soalnya muka kalian memang cocok di sandingkan sama muka babi hutan," lanjutnya sadis.

Stop! Ucapan Ariel dari tadi sudah cukup menguras emosi bagi mereka. Tangan keduanya mengepal erat, sementara gadis cantik di depannya di buat tersenyum puas melihat hasil dari rangkaian kata mutiaranya.

Keduanya memejamkan mata sejenak berusaha meredam emosinya yang hampir membeludak. Mereka harus sedikit sabar mendengar harga dirinya sedikit tercoreng oleh wanita di depannya ini. Wanita jadi-jadian itulah pikir mereka.

"Muka burik aja sok mau yang kek manurios." Hina Shaka yang sudah sedikit tidak tahan dengan gadis menyebalkan ini.

"Keknya mata kalian beneran katarak deh. Ganteng kok minus! Udah minus akhlak eh malah di tambah minus mata. Cantik gini lo bilang birik? Kulit gue putih bersih kek bule gini lo masih bilang burik? Kalo perempuan secantik gue kalian bilang jelek, terus primadona SMA sini kalian sebut apa dong? Rongsokan? Taik ayam? Atau bunga bangke?"

Mendengar pertanyaan yang beruntun dari bibir mungil Ariel keduanya terdiam. Memang benar, siapa yang tidak mengakui kecantikan Ariel? Bahkan mereka saja terpesona tetapi, kalimat Shaka barusan hanya berusaha membuat mental Ariel breakdown, malah kebalikannya.

"Mingkem lo? Lagian plis deh gak usah sok iye cuma karena perihal cat air. Katanya sultan? Ya langsung beli dong, nggak usah pake acara ngelabrak gini,"

"Apa lagi yang di labrak cewek! Nggak malu lo sama tuh batang? Oh atau kalian cuma sok kaya terus kalian nyamperin gue suruh tanggung jawab? Mau di bilang pahlawan? Idaman? Keknya gue tau deh kenapa_" Ucap Ariel sedikit menggantung ucapannya. Terlihat manusia di depannya sedang menunggu kelanjutan dari kalimat Ariel barusan. Gadis ini sedikit mendongak ke atas dengan tampang berfikir.

"Atau kalian itu anak pungut dari keluarga kaya? Makanya kalian di jadikan most wanted? Ihhh ngeri. Kasian banget sih, ganteng sih? Berkuasa pula, tapi kalo cuma anak pungut mana mau gue. Belum lagi kalo semisal kalian itu di pungut di tong sampah, nah kalo asalnya dari sampah seterusnya akan berakhir sampah." Tampang mengejek semakin menjadi di wajah Ariel. Melihat wajah memerah dari lawannya itu menjadi bahagia tersendiri baginya.

"Memang sih kadang sampah bisa di daur ulang tapi, yang namanya di daur kan tetap akan di buang lagi. Yah jadi sebaiknya kalian jaga jarak yah sama gue! Masa berlian mahal gini harus dempetan sama sampah busuk,"

"LO! ARGHHH LO KETERLALUAN BICTH!" Teriak Rexal dan berlalu pergi dari hadapan Ariel dengan menarik sahabatnya Shaka.

Jika terus di hadapkan dengan gadis itu mungkin emosinya benar akan di tarik ulur.

"LOSER!" Balas Ariel tak kalah nyaring berusaha Shaka dan Raxel mendengarnya. Setelahnya dia terkekeh pelan dan berlalu menuju kelasnya.

Sagitarius [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang