🐸Number one🐸

48 37 15
                                    

Happy reading❤
Enjoy guys
Bacanya pelan yah biar bisa menghayati mueheh
Tapi, jangan emosi juga loh nanti aing malah di serbu
Selamat menikmati😋
.
.
.

***

"Ternyata dia sudah benar-benar menjadi seorang iblis! Aku harus lebih waspada dan teliti dalam bertindak," gumamnya dengan sorot penuh benci

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Ternyata dia sudah benar-benar menjadi seorang iblis! Aku harus lebih waspada dan teliti dalam bertindak," gumamnya dengan sorot penuh benci.

Perempuan itu terus memandangi beberapa foto remaja yang menjadi targetnya.

Senyum sinis terbit di bibir tebalnya, lalu mematikan lampu remang-remang yang membantunya beraktivitas dari tadi.

***

"Kau harus menerima akibat dari perbuatanmu! Karena otak kecilmu itu aku harus kehilangan sosoknya, dia menjadi orang yang introvet sehingga aku tidak bisa lagi mengenali sosoknya yang penyayang dan baik hati,"

Netranya terus mengamati setiap pengunjung Cafe yang sedikit berlalu lalang untung mencari tempat yang cocok. Cafe tersebut memang cafe yang di khususkan untuk anak remaja, tempat itu terletak di lantai 10. Salah satu Mall terbesar di kota pusat jakarta.

Hari semakin sore, tapi sang target belum juga mengunjungi cafe tersebut. Gadis itu sedikit menghela nafas gusar, memilih memandang ke arah luar untuk menyaksikan sunset yang sudah mulai menampakkan dirinya.

Cafe ini memang di desain khusus, demi kenyamanan pelanggan. Di mana tempat yang seharusnya terbuat dari dinding malah terbuat dari kaca tebal anti peluru. Menghasilkan suasana yang cocok untuk remaja masa kini. Apalagi dijadikan tempat romantis bersama pasangan, atau acara seperti perayaan ulang tahun.

Gadis itu tetap stay pada tempat semula saat pertama sampai di cafe ini pada jam 1 siang.
Mendengar lonceng berbunti atensinya beralih ke pintu utama. Tatapannya seketika menajam, melihat pasangan remaja yang sedang menautkan tangannya.
Mereka duduk lumayan dekat dengan dirinya sehingga tanpa repot-repot dia mencari cara untuk mendengarkan percakapan mereka, dan setiap gerak-geriknya.

"Cafe yang romatis dan spesial." Gumam perempuan itu yang sedang mengamati seluruh isi cafe.
"Yah spesial sama halnya dengan kamu Tria." Gadis yang di panggil Tria pun tersenyum malu, terlihat dari wajahnya yang blussing.

Perempuan tadi memutar bola matanya malas mendengar gombalan receh dan tak bermutu menurutnya. Buaya beraksi itulah yang memenuhi benaknya saat ini.

"Kenapa nggak bales saat di bully sama Vanca hem?" Tanya pria itu lembut.

Terlihat gadis di depannya itu menunduk dan menggeleng lemah mendengar pertanyaan yang baru di lontarkan oleh lelakinya. "Aku nggak tau caranya bales seperti itu, lagian mama selalu bilang nggak baik ngebales perbuatan jahat seseorang dengan kejahtan juga Al."

Pen muntah njirr.... Batin salah satu pengunjung cafe yang juga tak jauh dari tempat mereka.

Merasa urusannya sudah selesai, gadis yang sedari awal menargetkannya berniat untuk pergi.
Melihat ada pelayan yang akan lewat di pinggir meja pasangan itu, dia bergegas memakai masker hitamnya dan beranjak untuk memulai aksi sebagai salam perkenalan. Maybe?

Pyarr..
Byurrrr..

Suara itu menimbulkan suara yang nyaring sehingga seluruh atensi pengunjung berpusaat ke asal suara.

"Argg kalian apa-apaan sih? Punya mata nggak?" Bentak Tria pada keduanya, saat jus coklat itu mengenai rambut dan tubuhnya yang terbalut dress putih selutut.

"Maaf." Ujar gadis tadi pada waiters cafe, mengabaikan ocehan tak bermutu dari gadis yang sedang memandangnya kesal.
"Tidak apa mbak saya yang kurang hati-hati permisi,"

"Hei kamu nggak papa kan? Ngapain teriak? Aku sampai terkejut loh?"

"Ummm ma-maaf yah Al aku refleks,"

"It's okey jangan kasar lagi,"

Tanpa sepatah kata gadis bermasker itu langsung berlalu. Di balik maskernya dia tersenyum miring, salam perkenalannya berjalan lancar, menghasilkan sesuatu yang menyenangkan.

Sepatu Louis vuitton berwarna coklat itu terus menuruni tangga dengan pelan tapi, penuh aura intiminasi.

______

"Lawan rasa trauma kamu yah kak. Aku kesepian, kita balas mereka sama-sama!" Lirihnya dalam hati saat tak sengaja melihat sang kakak termenung di pinggir kolam dengan tatapan kosong.

_______

Sagitarius [On going]Where stories live. Discover now