8|| Perkara Bunda iis

25 7 11
                                    

Happy reading and enjoy guys...💙
.
.
.
.
.
.
.
Kalau boleh tau kalian asal dari mana aja nih??😋

Jangan lupa pencet bintang pojok bawah yah, supaya berkesan antisipasinya dalam menghargai sesama karya.

Jangan lupa, kalo ada kesalahan langsung komen ok!
.
.
.
.

***
Pagi ini seluruh murid audah duduk manis di kelas masing-masing, lantaran sebentar lagi bel masuk akan berbunyi. Namun, tidak bagi Rexal dan sahabatnya yang masih nangkring di atas motor Ninja mereka masing-masing.

Gerakan satpam yang akan menutup gerbang terhenti bertepatan dengan bel berbunyi nyaring keseluruh penjuru SMA Talima Cakra.

Brummm
Brummm

Atensi ke-empat pria itu teralih menatap siapa yang datang dengan membawa keluaran motor terbaru.

Terkejut. Saat mengetahui siapa pengendara motor tersebut. Siapa yang tidak menyangka? Gadis itu adalah Ariel, biasanya perempuan lain membawa motor matic dan semacamnya, beda lagi dengan gadis itu yang dengan santainya membawa benda berat tanpa kesusahan.

"Hay neng cantik," sapa Bastien sambil mengedipkan sebelah matanya menggoda.

"Oh, hay kang bonchel." jawabnya santai tanpa memperdulikan wajah masam Bastien di depannya.

"Pffffttt..."

Cakra susah payah menahan tawanya agar tidak meledak di tempat. Boncel? Dia merasa sangat lucu dengan panggilan itu, apalagi Ariel adalah orang pertama yang berani menyebut Bastien Boncel di sekolah ini.

____

Setelah acara sapaan kecil tadi pagi, kini Ariel sedang duduk manis di Rofftoop menikmati udara pagi yang menenangkan, dia menunggu kedua sahabatnya datang, pasalnya dia mengajak mereka bolos sehari akibat mood belajar Ariel sedang tidak baik.

Mungkin sahabatnya itu sedang membuat alasan agar bisa keluar dari kelas, pelajaran pertama memang pelajaran sejarah yang sangat tidak di minati banyak murid lainnya. Selain pelajarannya yang membosankan, di tambah gurunya yang menjelaskan panjang lebar menurut isi buku. Kalau menurut Ariel, itu bukan menjelaskan, tetapi, membaca ulang isi buku tersebut.

Brak..

Ariel hanya mampu memutar bola matanya malas, dia tidak terkejut sama sekali lantaran sudah mendengar suara sepatu yang saling berlomba sampai di atas rofftoop.

"Riel, ihh lo kok ga bilang sih kalau mau bolos? Minimal lo bilang sebelum bel atau sebelum berangkat kek?" Tutur Ana yang sudah duduk di samping Ariel, membiarkan Agatha menetralkan nafasnya kembali.

"Ya, mana gue tau, mood belajar gue aja tiba-tiba hilang pas gue nyampe sini," jawab Ariel santai.

"Terus? Kita ngapain?" Agatha bingung, apa yang akan mereka lakukan setelah berhasil bolos. Pasalnya, jika cuma berdiam diri seperti ini sangat membosankan baginya.

"Mau rujak gak? Gue tadi bawa mangga sama jambu air, cukuplah buat kita bertiga." Ariel membuka tas ranselnya, mengeluarkan satu kresek sedang yang berisi mangga dan jambu air miliknya. Saat di jalan tadi dia bertemu pedagang buah kaki lima.

Sahabatnya sangat antusias mendengar kata rujak dari bibir Ariel. Para pecinta pedas jika di persatukan maka bersiaplah menampung cabe sebanyak mungkin.

"Iihh cabenya siniin ga?"

"Heh, ini mah ga ada rasa pedesnya sama sekali."

"Eh, dugong jangan di ambil semua cabenya."

Sagitarius [On going]Where stories live. Discover now