2|| Murid baru

45 34 14
                                    

Happy reading❤
Enjoy guys
Bacanya pelan yah biar bisa menghayati mueheh
Tapi, jangan emosi juga loh nanti aing malah di serbu
Selamat menikmati😋
.
.
.
.

****

"Tanpa make up aja gue udah cantik, gimana kalau di polesin lagi yah?" Ariel terkekeh pelan melihat pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tanpa make up aja gue udah cantik, gimana kalau di polesin lagi yah?" Ariel terkekeh pelan melihat pantulan dirinya di cermin. Dia sedikit memakaikan lip tint di bibir pinknya agar tidak telihat pucat. Benar-benar devinisi dewi yunani pikirnya.

Dia tidak naif untuk tidak mengakui paras cantik yang dia miliki, sangat mendekati kata sempurna. Senyum di bibirnya tiba-tiba perlahan berubah menjadi senyum sinis, dia kembali mengingat apa tujuan dia paling utama.

Tidak mau membuang waktu lagi, Ariel langsung bergegas menuju lantai utama. Jika terus mengingat dan merenung hal itu tidak akan pernah selesai dan tidak akan usai. Terlihat di meja makan seluruh keluarganya sudah duduk anteng. Sesekali melempari candaan kecil yang terkesan romantis.

Ariel langsung menghampiri mereka untuk sarapan pagi. "Pagi semua," sapanya.

"Pagi sayang,"

"Pagi nona,"

Dari kecil dirinya memang di ajarkan tanpa memandang kasta seseorang. Maka dari itu seluruh maid yang berjumlah 4 orang dan 2 supir lainnya juga bergabung setiap kali sarapan.

"Berhubungan kamu sudah datang kita langsung sarapan aja, jangan lupa baca do'a." Mereka bergegas mengikuti intruksi sang kepala keluarga.

Maxiem Arricard Marscohl. Dia ayah yang keras dan tegas, keras bukan berartian kasar dan egois, apalagi ringan tangan sama lawan bicara. Max selalu mengajarkan apa yang orang dewasa rasakan pada Ariel sejak dini. Jadi, tidak heran jika sikap dan perilaku Ariel kadang tidak sesuai dengan sifat aslinya.

Sejak dini otaknya selalu di asah dengan hal berbau cerdas dan kelicikan. Dirinya terlahir dari keturunan darah biru, banyak orang yang bahkan bisa melakukan apa saja demi ambisi dan obsesi. Seperti mengambil kedudukan? Kekayaan? Atau ambisi lainnya mungkin?

Max adalah pengusaha tambang emas dan direktur utama di perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan, mall, dan entertaiment.

Di dunia tercipta masing-masing karakter yang berbeda. Jenis otak yang berbagai macam. Menurut keluarga Max, di dunia tidak ada yang mampu di percaya sepenuhnya terutama bayangan kita sendiri.

"Apa kamu sudah yakin ingin masuk sekolah hari ini dengan kakakmu hem?" Tanya Lara yang sudah menyelesaikan sarapannya terlebih dulu.
Lara Andrean adalah desainer terkenal Indonesia. Desainnya bahkan sudah banyak tersebar di berbagai negara. Semenjak menjadi istri sah seorang Maxiem namanya sudah berubah menjadi Lara Marscohl.

"Ariel selalu yakin dengan keputusan yang aku tentukan mom. Jadi, mommy tidak usah khawatir," jawab Ariel santai saat menghabiskan potongan roti terakhirnya.

"Daddy selalu mendukungmu. Keberanian di butuhkan, tidak perlu menunjukkan kehebatanmu untuk membuat lawan mundur. Cukup pakai otak maka kamu akan menjadi bandar yang sesungguhnya." sambung Max untuk menambah semangat putrinya.

"Kalian tenang saja, di hidup aku tanpa adanya plot twins rasanya tidak terlalu menantang,"

"Oh iya. Apa kalian sudah meminta pihak sekolah untuk menghapus margaku?" Tanya Ariel meminta penjelasan. Seperti syaratnya dari bulan lalu.

"Sudah sayang, lagian dari kelas X jika namamu di absen hanya dengan nama Araxiel Rancstephani M. saja," jelas Max.

"Bagus. Mempermudah rencana,"

Kedua paruh baya itu tersenyum bangga dengan pemikiran putri tunggalnya. Mereka juga tidak akan melarang rencananya karena mereka juga tau apa yang putrinya itu rasakan.

Ariel langsung pergi ke garasi mobil untuk dia pakai ke sekolah barunya itu. Dan pilihannya jatuh pada mobil BMW yang dia dapatkan saat ulang tahun ke 17 nya dari sang Daddy.

____

"Pak buka gerbangnya." Titah Ariel saat kepalanya nyembul dari balik jendela mobil.

"Gak bisa atuh neng geulis kamu kan teh telat,"

"Murid baru." Mengerti dengan ucapan gadis itu, satpam langsumg membuka gerbang sekolah yang menjulang tinggi.

Dia langsung menaiki tangga untuk menuju ruang kepala sekolah. Koridor tampak sepi karena pembelajaran sudah di mulai sejak 10 menit yang lalu.

"Gadis cantik kiww." Berpapasan dengan 4 pria sekaligus membuat koridor tertutup, terpaksa Ariel menghentikan langlakahnya dan berhadapan langsung dengan pria paling boncel di antara ke empatnya.

"Gadis? Emang lo tau dia masih gadis?" Sahut pria di sebelahnya yang super duper memiliki tampang julid dan menyebalkan. Dia Bastien, salah satu most wanted boy menurut murid SMA Talima Cakra. PENGECUALIAN Ariel.

Bug

Mendapat pukulan maut dari sahabatnya pria berambut ikal itu malah terkekeh pelan sambil mengusap lengannya yang jadi samsak.
"Lo kalo ngomong selalu bener." Selesai memukul bahu Bastien pria itu malah ikut terkekeh sebelum menghadap Ariel lagi.

Ariel mengernyit heran melihat pria itu memainkan alisnya dengan cara menaik turunkan di iringi senyum menjijikkan yang Ariel tau. Buaya kelas kakap yah gini.

Ariel bersedekap dada sambil menegaskan badannya. Jadilah dia lebih tinggi dari peia itu. "Ada urusan?"

Dia berdehem sejenak. Tanpa di perjelas dia juga mengerti kalau gadis di depannya ini sedang mengejek dirinya.
"Lo murid baru?"
"Emang lo pernah liat gue sebelumnya?" Tanya Ariel balik

Yang di tanya cengengesan tidak jelas menyadari pertanyaannya itu adalah pertanyaan yang tidak berfaedah sama sekali.
"Ya-yakan basa-basi doang hehe." Kekehannya terdengar garing di pendengaran Ariel. Ketiga sahabatnya pun menyadari itu. Si playboy cap kadal yang buntu sama topik.

"Dia ngajak kenalan doang gak usah jual mahal," sambung pria berwajah datar di sebelah paling kiri.

Mendengar penuturan itu lagi-lagi Ariel di buat terkekeh.
"Belibet banget sih? Dari tampang lo aja udah keliatan mata keranjang. Cuma, perempuan ber otak setengah yang langsung klepek-klepek sama gombalan lo. Makanya kalau ngajak kenalan langsung to the poin, laki kok ribet," ujar Ariel pedas. Dia tergolong perempuan yang blak-blakan, tidak memikirkan lawannya tersinggung apa tidak, toh dia bukan orang munafik. Dia cuma menyampaikan sebuah fakta dan opini di dirinya.

"Sadis bener," gumam pria itu pelan namun, mampu di dengar semuanya.

Ariel menatap mereka sinis. "Bisa minggir? Gue mau lewat." Melihat sorot mata tajam Ariel mereka yang tadinya menghalangi jalannya sekarang kompak menyingkir layaknya pengawal.

Langkah berat Ariel menggema di koridor membuat kedua pria tadi merinding kaku.
"Langkahnya bikin gue pen ngompol uhyy serem bener." Setelah mengucapkan kalimat tadi ke empat pria itu kembali melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.

Di sepanjang koridor Ariel tersenyum jenaka sesaat. Saat melihat ruang kepala sekolah Ariel menormalkan wajahnya seperti semula.

Tok..tok..tokk..

"Assalamu'alaikum,"
"Masuk,"

_______

Vote..❤

Alhamdulillah 3 jam  menghasilkan 900 kata.
Aku nulisnya  malem jadi, kalau ada kesalahan komen aja yah jika berkenan.😉

Sagitarius [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang