CHAPTER 3 |. CAPEK

142 8 0
                                    

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading......

Waktu pulang sekolah adalah waktu yang paling dinantikan oleh kebanyakan siswa, waktu yang dimana semua rasa lelah dan penat dalam pelajaran dapat hilang seketika kurang dari 30 menit. eh apa malah kurang dari itu ya.

Arel dan teman sekelasnya keluar dari ruang kelas, melewati beberapa lorong untuk sampai ke tempat parkiran. Saat melewati kelas XI IPA 6 tiba tiba langkah Arel dan kedua sahabatnya terhenti.

''Hai mau kemana nih?'' sapa Rafa sambil melambaikan tangannya. Senyum manis tersungging di wajah tampan cowok itu.

'' Ke parkiran lah.'' Ngegas Arel.

'' Gue kagak tanya lo, mamunah.'' Ketus Rafa.

Arel langsung menyenggol lengan Kaila yang paham maksud pertanyaan Rafa ditujukan oleh siapa, Arel memutar bola matanya malas melihat sikap Rafa yang bisa dikatakan bucin tingkat dewa, Kaila yang paham dengan maksud Arel langsunng tersenyum manis kearah Rafa, membuat telinga Rafa memerah.

'' Ya ampun manis banget sih.'' Ucap Rafa gemas mencubit pipi Kaila.

'' Lebai lo cong, mentang mentang doi lo.'' Sahut Dihyan sambil berjalan  menghampiri mereka bersama dengan Frael yang berada dibelakangnya.

'' PD amat Lo, kita cuman temenan tapi rasa pacar.'' ujar Kaila dengan senyum yang mengembang, mengabaikan rasa nyeri di dada.

" Kalau gitu tinggal jadian apa susahnya sih?''

'' Tuhan kita beda.'' sahut Rafa to the poin, ia lalu menggenggam tangan Kaila, memberikan sebuah usapan lembut di tangan gadis itu. Meskipun Rafa slalu gonta ganti pacar hanya Kaila yang slalu ada dihatinya.

Hening satu kata yang dapat menggambarkan keadaan mereka semua, tak ada satu orang pun yang berani mengeluarkan suaranya.

'' Maaf, seharusnya gue nggak tanya itu.'' Sesal Dihyan.

'' Eh nggak papa, iya kan Fa.'' Kaila langsung memandang Rafa seolah menyuruhnya untuk menjawab iya. Ia tak mau karena hal ini akan membuat pertemanan Rafa merenggang.

Tapi belum sempat Rafa menjawab, tiba tiba suara berat Frael mendahului.

''Tapi hati kalian berkata lain.''

Hening pun kembali menyerang mereka semua, hanya karena kalimat yang dilontarkan Frael membuat semua menjadi diam. Arel langsung memandang sengit kearah Frael, 'apa sih yang dipikir cowok itu?' pikir Arel. Tanpa babibu ia menendang kaki Frael, membuat cowok itu menatap tajam kearah Arel.

" Nggak terima?" Tanya Frael dingin.

" Iya, kenapa nggak suka? Seharusnya omongan Lo disaring dulu El jangan asal ceplos."

" Kenyataan."

" Tau itu semua kenyataan, tapi pikirin perasaan mereka." Murka Arel tak paham dimana jalan pikir cowok itu.

FRARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang