CHAPTER 44 |. RASA

37 2 0
                                    

Happy reading....

Suara ketukan pintu terdengar, aneh siapa malam malam mengetuk pintu kamar Frael biasanya Kelvin langsung masuk saja karena tau kalau pintu kamarnya tak pernah dikunci.

Frael pun langsung membukakan knop pintu itu, betapa terkejut dirinya saat melihat Reza dan Kelvin berdiri didepan pintu dengan tangan Kelvin menenteng bantal dan guling.

Tanpa menunggu izin dari Frael, Kelvin nyelonong masuk dan merebahkan tubuhnya di kasur Frael sedangkan Reza mendorong bahu Frael menuju tempat tidur.

Reza dan Kelvin sudah merencanakan ini semua, mereka harap dengan cara ini Frael tak merasa sendirian dan memberitahu bahwa di samping Frael masih banyak orang orang yang membutuhkan kehadirannya.

Frael masih diam sama sekali tak bergeming, ia bingung dengan situasi ini dan ia juga bingung harus apa.

" Ada acara apa?" Tanyanya yang terdengar ambigu.

" Nggak ada acara apa apa sih, gue sama papa pengen aja tidur bareng Lo." Ucap Kelvin memberitahu.

Frael hanya ber-oh, tangannya ditarik oleh Kelvin untuk tidur disampingnya dengan posisi Frael ditengah ia dan Reza berada dipinggir namun Frael menolak ia memilih pindah posisi dengan Kelvin sehingga dirinya tidur di pinggir sebelah kiri dekat dengan jendela.

Kelvin mendengus. ' masih sama.' batinnya, mata laki laki itu pun beralih menatap kearah Reza, Kelvin yakin perasaan papanya begitu hancur menerima penolakan dari Frael.

Reza tak memedulikan hal itu, tidur satu ranjang dengan kedua putra lebih dari cukup, ia pun mengusap lembut Surai kepala Kelvin memberitahunya bahwa ia tidak apa apa.

Usapan yang Reza berikan itu memberikan rasa nyaman yang selama ini Kelvin rindukan sehingga mengakibatkan Kelvin memejamkan matanya dan hanyut dalam pelukan dunia mimpi.

" El." Panggil Reza yang membuat Frael menoleh kearahnya.

" Gimana harimu?" Tanya Reza lembut.

Frael memalingkan wajahnya. " Seperti biasa.''

Reza lalu hanya mangut, setelah itu tak ada komunikasi diantara mereka.

'' Pa... Nanti kalau aku udah sembuh.. ayo kita pergi jalan jalan.'' 

Mendengar itu mata Reza berbinar, ia tak menyangka Frael akan mengajak pergi jalan jalan. Sungguh Reza benar benar bersyukur kepada Tuhan karena sudah sedikit membuka hati Frael untuk dirinnya.

Melihat raut wajah papanya Frael tersenyum tipis, Frael harap keputusannya ini bisa membuka lembaran baru untuk memperbaiki hubungannya dengan Reza. Frael lalu membalikkan tubuhnya memunggungi Reza.

" Selamat malam, Pa.'' Ucapnya Frael tulus.

Reza mengangguk kecil, jika waktu bisa diulang Reza ingin merekam sata saat Frael mengajaknya. Sungguh ini sangat indah jika dikatakan sebagai mimpi. Tanpa Reza sadari telinga Reza memerah padam, ia amat sangat bahagia.

Singa betina

 Pangeran dugong maaf gue nggak bisa hari ini. Gue kirim rekaman suara gue aja ya, nggak papa, kan

Y

 send voice message.

Frael melirik kearah Kelvin dan Reza yang ternyata sudah tertidur pulas, buru buru ia menekan aikon play pesan suara itu dan mulai mendengarnya dengan volume kecil.

Hai pangeran Dugong peri kecil disini, jangan takut dengan mimpi ya, mimpi itu nggak serem kok kata orang tua dulu mimpi adalah bunga tidur, jadi tidur gih udah malem nggak baik begadang terus, kalau bantah peri kecil marah.

FRARELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang