『Chapter V』

13 6 0
                                    

Maaf jikalau ada Typo
Photo by Pinterest
.

.

.

.

Coki dan Kanaya mempercepat langkahnya begitu mendengar suara baku hantam yang cuku keras terdengar. "Keith!!"

Coki berteriak begitu melihat Keith tengah bertengkar dengan anak-anak SMA. Kanaya sendiri langsung terdiam begitu melihat siluet bocah lelaki berambut hitam panjang yang ikut bergarung.

"Ajle!!" menerobos begitu saja, Kanaya mengabaikan teriakan Coki yang memanggilnya.

Kanaya langsung menerobos banyaknya orang yang mencoba menghalanginya dan berlari pada bocah berambut panjang itu. "Ajle!"

Yang di panggil menoleh, berbarengan dengan pelukan dadakan yang ia dapatkan. "K-Kanaya!?!"

Seketika semuanya berhenti, menatap interaksi dua orang bocah berbeda jenis itu. "Ajle kemana aja!?! Kenapa Ajle ninggalin Aya sama Kakek!?! Kenapaa!!"

Kanaya kesal, memukul-mukul dada Azreal kesal. "A-Aya... di sini bahaya!!" Azreal memegang kedua pundak itu erat, mencoba meyakinkannya.

"Hoi hoi hoi, siapa nih?" suara menjijikan itu. Keith mendecih tak suka, maju ke depan Akairi dan Kanaya. "Jangan ganggu adek gue..." aura hitam dan dingin ia keluarkan, membuat Devan memasang smirk kecil di bibirnya.

"Ambil si kakak sama tuh anak cewe, yang lainnya? Habisin!" Kanaya di dorong mundur oleh Azreal sampai ia terduduk di tanah, percayalah, ia tak mau Kanaya kenapa-napa.

Pertarungan kembali berlangsung, beberapa darah menetes dari kedua kubu. Coki juga ikut membantu. Ia mengeluarkan cutter dan bertarung dengan gesit, menggores tiap-tiap kulit dan daging yang ada.

Kanaya memandang kejadian itu, kacau sekali. Cutter milik Coki berasil di rebut, terlempar ke udara dan mengenai pipi Azreal.

Tersulut emosi, Kanaya emosi begitu melihat darah menetes dari kulit putih Azreal, entah kenapa. Kanaya maju, ikut bertarung dengan membabi-buta. Bahkan Azreal, Keith, dan Coki terdorong mundur olehnya.

Azreal terdiam. Kanaya memang terlihat lemah, namun, sedari kecil ia sudah diajarkan ilmu bela diri. Mau itu silat, taekwondo, atau cara penggunaan pisau. Kanaya sudah diajarkan segalanya.

Kanaya muak berpura-pura lemah. Ia muak selalu menjadi babu. Dengan keterampilan dan pengalamannya, ia menghajar segala yang ada di depannya.

Orang takkan menyangka jika melihat banyaknya siswa SMA yang tergeletak di jalan, dan lebih tak menyangka lagi kalau mereka mengetahui Kanaya, gadis berusia 7 tahun yang lemah lembut itulah yang megalahkan semuanya.

Devan menatap pemandangan itu dengan smirk. Tubuh Keith melemas saat akan mendekat. Sial, ia tak bisa membawa Kanaya pergi. Coki sendiri terengah, sedangkan Azreal diam di tempat.

Kanaya menatap nyalang Devan yang lebih tinggi juga besar darinya. Banyak bercak darah di wajahnya. Orang takkan bisa membayangkan bagaimana seorang bocah kelas 2 SD bisa mengalahkan begitu banyak murid SMA yang merubungnya.

"Lumaya jago juga lu, jalang. tapi asal lu tau aja, lu gak akan menang ngelawan gue."

Baru saja Devan akan melayangkan tinjunya, sebuah buku kamus tebal melayang mengenai kepalanya.

☪೧Lullaby For You೧☪ [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang