1.

646K 13.4K 463
                                    

Lagi mood aja bikin cerita tentang kehidupan maureen !

Semoga suka yaa.

0.1 Lelah
-----

Seorang gadis cantik terbangun dari tidurnya karena suara berisik di sampingnya, ia mengerjapkan matanya.

Ia melihat laki-laki yang baru saja menyandang status sebagai suaminya, sedang bersandar di sandaran kasur. Sambil bermain game.

"Rajendra, tidur."

Namun bukannya menjawab ia langsung menoleh kearah Maureen, kemudian menaikan sebelah alisnya.

"Tidur! Bukan ngeliatin!"

"Lo sendiri gak tidur, stress."

"Gue kebangun karena lo berisik!" Sentak Maureen kepada suaminya itu. Namun Rajendra tidak mendengarkan-nya sama sekali.

Dengan hati yang dongkol, ia menarik hp Rajendra, kemudian menyembunyikan-nya di belakang punggung.

Muka Rajendra berubah menjadi raut yang kesal, menahan amarah. Baru kali ini ada orang yang berani mengganggu kesenangan-nya bermain game.

Ia menoleh kearah gadis yang baru beberapa jam menjadi istrinya, ia menatap tajam pada gadis itu.

"APA? TIDUR!"

Sentak gadis itu kembali, dengan wajah songong nya. Apakah Rajendra sering bermain game tanpa melihat waktu?

Lihatlah pukul berapa sekarang? Dan laki-laki itu masih bermain game?, Ya jam sudah menunjukkan hampir pukul jam 1 malam.

"Balikin hp gue."

Maureen menggelengkan kepalanya, "Gak mau." Rajendra mengeraskan rahangnya. Rajendra bukan orang yang penyabar.

"Maureen!"

"Apa?! Tidur, kalo mau main game lagi. tidur di luar sekalian."

Dengan perlahan ia menarik nafasnya dan menghembuskan nafasnya pelan, ia harus sadar bahwa orang di hadapannya adalah istirnya.

Rajendra mendekatkan dirinya, pada tubuh Maureen, kemudian tangannya dengan perlahan menuju punggung gadis itu.

Maureen terus memperhatikan gerak-gerik Rajendra, ia kira Rajendra hanya akan mengambil handphone nya saja. Yang berada di punggungnya.

Ctakk

Namun ia salah, Rajendra membuat kaitan bra-nya. Maureen melotot karena Rajendra yang berada di depan dadanya.

"Rajendra, gak usah macem-macem deh!"

"Macem-macem sama istri sendiri, salah?"

"Ck, gak usah macem-macem."

"Oke, gue gak akan macem-macem sama lo. Tapi biarin gue keluar, mau cari jajanan."

Maureen melotot, ia bukan gadis polos yang tidak mengerti apa itu arti 'jajan'. Ia juga tidak suka jika miliknya di sentuh wanita lain.

Meskipun ia tidak mencintai Rajendra, tapi Rajendra tetap suaminya. Melihat Maureen yang melotot. Rajendra menyeringai.

"Murahan banget sih lo jadi cowok."

Mendengar itu, lantas Rajendra membisikkan sesuatu yang membuat Maureen terdiam.

"Ya itu juga gara-gara lo!"

"Tinggal aduin, sama orang lain. gue punya banyak uang buat palsuin semua buktinya"

"Apaan sih curang banget?!"

Rajendra menaikan kedua bahunya yang menandakan bahwa ia tidak peduli sama sekali, ia mengamati wajah Maureen yang cantik.

Jika di amati dari atas sampai bawah, ia dapat mendeskripsikan dengan satu kata yaitu Sempurna.

Melihat wajah Maureen yang gelisah, Rajendra kembali menyeringai. Tanpa memperdulikan gadis itu sama sekali.

Ia menyobek baju gadis itu, pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah bra merah berenda. yang cocok untuk warna kulitnya itu.

"RAJENDRA KENAPA DI SOBEK?!"

"Gue beliin yang lebih mahal."

"Bukan gitu maksudnya! Lo tuh ngerti gak sih bahasa gue?!"

"Berisik," Singkat Rajendra. Kemudian dengan mudahnya ia menaikkan bra itu, ia melihat puting pink yang tegang.

Namun saat ia hendak mendekatkan bibirnya dengan puting itu, sepasang tangan menghalanginya.

Rajendra mendongak, menatap wajah gadis itu. Maureen menggelengkan kepalanya. "Gak boleh Rajendra, Lo bukan bayi lagi."

"Oh? Kalo gitu ayo bikin bayi." Ajak Rajendra dengan senyum nakalnya. Maureen tetap menggelengkan kepalanya.

"Gak mau? Ah gue bilangin ibu lo deh. Gue. bakalan. bilang. kalo. lo. gak. nurut. sama. gue!" Ucap Rajendra dengan tekanan kata di kalimat akhirnya.

"Rajendra gak mau," panik Maureen, yang masih menutup payudaranya. Itu tidak boleh terjadi.

Ibu Maureen adalah orang yang keras, ibunya sangat menyayangi Rajendra. Karena menurut ibunya Rajendra anak yang baik.

Bahkan ibunya bisa kasar terhadap Maureen, jika itu menyangkut Rajendra. Ayahnya saja kalah, apalagi dirinya?

"Kalo gitu awasin tangan lo, gue mau nyusu."

"Rajendra gak boleh!"

"Bacot lo." Rajendra menyingkirkan tangan Maureen dari payudara milik gadis itu.

"Rajendra!"

"Apaan sih, liat puting lo aja tegang gini. Masih mau nolak?" Ucap Rajendra sedikit vulgar, membuat wajah Maureen memerah.

Maureen menggerakkan tubuhnya agar ia bisa lepas dari kukungan Rajendra, namun ingat. Rajendra bukan orang yang sabar.

Plakk..

Rajendra menampar payudara Maureen, hingga meninggalkan ruam merah. Maureen yakin itu akan sakit jika terkena air.

"Nurut aja bisa gak si?!" Ucap Rajendra dengan kesal, Maureen menghela nafasnya sabar.

Ia lupa bahwa Rajendra tipe laki-laki yang tidak sabaran. "Yaudah, tapi jangan ganggu tidur ya. Jangan di gigit juga! Awas aja."

Peringatan maureen hanya di balas anggukan acuh oleh laki-laki itu, ia fokus melepaskan kain yang berada di tubuh gadisnya itu.

Kini gadisnya setengah telanjang, ia tersenyum puas. Sudah hampir 2 tahun ia tidak melihat langsung tubuh sempurna ini. Secara langsung.

Ia memasukan puting itu kedalam mulutnya, kemudian menghisap puting itu kencang.

Maureen yang tadinya mengelus rambutnya, kini memukul kepalanya pelan. "Shh gak boleh kenceng-kenceng."

Peringatan Maureen namun tidak di hiraukan oleh Rajendra sama sekali. "Gak nurut, besok-besok gak usah minta susu lagi."

Rajendra menurut dengan hati yang dongkol, ia melepaskan puting itu. "Yang bener dong posisinya, gue pegel."

"Nyusahin," Maureen langsung merubah posisinya. Menjadi seperti ibu yang menyusui bayinya.

Ya ia juga menyusui bayi besarnya ini. Dengan senang hati Rajendra langsung memasukkan puting itu kedalam mulutnya.

Maureen melihat jam sudah menunjukkan pukul setengah 2 pagi, berdebat dengan Rajendra membuat dirinya lelah.

"Udah jam dua, tidur." Bisiknya pada Rajendra, kemudian ia mengelus rambut laki-laki itu. Sambil menutup matanya.

------
Selesai, gabut doang sih sebenarnya hhi.

Next aku bakalan up di lapak sebelah, see u !

Anw semoga kalian suka ! <3

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang