12.

176K 6.7K 268
                                    

Let's start!


⚠️ HARSH WORDS⚠️

"Pulang sekolah."

Maureen memutar matanya malas, kemudian ia mengangguk kecil.

"Udah kan?" Tanya Maureen yang sudah bangun dari kursi yang ia duduki dari 20 menit yang lalu.

Raden menganggukkan kepalanya.

"Gue pergi," Ucap Maureen kemudian langsung keluar dari ruangan itu tanpa mendengar jawaban raden.

***

Rajendra.

Gue pulang telat.

Mau kemana?

Tebak.

Setelah memberitahu Rajendra bahwa ia akan pulang telat, ia kembali menutup handphonenya.

"Ren lo dari mana?" Tanya Vanessa yang baru datang.

"Dari ruang osis, negosiasi hukuman." Ucap Maureen dengan malas, mengingat bahwa ia harus mengantar raden membeli hadiah untuk sepupunya setelah pulang sekolah nanti.

"Kita gak di hukum dong? asikk," Ucap Vanessa dengan girang, membuat Maureen kesal.

"Asik-asik, pala lo asik."

"Sensi amat lo," Ucap Vanessa dan di jawab angkatan bahu oleh maureen.

Mereka terus mengobrol hingga guru masuk dan melanjutkan pelajaran kedua.

***

Raden dan maureen berjalan beriringan tanpa memperdulikan sekitarnya, banyak pasang mata yang menatap keduanya.

Namun hanya di acuhkan.

Sebenarnya raden paham mengapa banyak yang memperhatikannya, namun ia tidak peduli sama sekali.

Keduanya terus berjalan tanpa obrolan sama sekali, tak lama kemudian ia sudah sampai di parkiran.

"Lo ganti mobil?" Tanya Maureen pada raden.

"Iya, yang kemaren kegores." Jawab raden dengan entengnya.

"Boros."

"Jangan kaya orang gak punya deh lo, lo juga ganti mobil kan?" Ucap raden pada maureen.

"Iya dong," ucap maureen dengan nada sombong.

"Duit darimana lo?" Tanya raden dengan nada selidik.

"Kebetulan aja sih badan gue bagus."

"Hah? lo jual diri?" Kaget raden.

Maureen tertawa kemudian masuk kedalam mobil tanpa menunggu raden.

"Lo serius jual diri ren?" ucap raden setalah ikut masuk kedalam mobil.

"Gila aja lo, gue punya sugar daddy sih sebenernya."

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang