8.

270K 6.8K 198
                                    

Let's start.

"Ahh masukin pelan-pelan," ucap Maureen pada Rajendra yang sedang menggesek miliknya menggunakan penis milik laki-laki itu.

"Ngapain pelan-pelan? kan udah pernah?" Tanya Rajendra sambil menatap Maureen yang menutup matanya, namun tangan laki-laki itu tetap menggesekkan keduanya.

Maureen menggerakkan kepalanya. "Mmhh kan itu ahh udah lama," Jawab Maureen yang sudah tidak bisa menahan desahannya.

"Gue gak mau pelan," ucap Rajendra pada Maureen.

Maureen membuka matanya kemudian menggelengkan kepalanya, sedangkan Rajendra mengangkat bahunya acuh.

Rajendra dengan sengaja memasukkan kepala penisnya, kemudian mengeluarkannya lagi. ia terus melakukan itu untuk membuat Maureen merasa tersiksa.

"Ajenhh yang bener," rengek Maureen dengan wajahnya sudah mengeluarkan peluh.

"Gue yang mimpin, jadi terserah gue." Ucap Rajendra yang masih terus mengeluar masukan miliknya.

"Tadi ahh katanya gue yanghh mimpin."

"Gue cuman bilang oke kalo lo lupa," ucap Rajendra.

Maureen menggelengkan kepalanya saat Rajendra mencolek cairan miliknya dengan jari besar laki-laki itu.

Rajendra mulai mengocok miliknya, kemudian ia mengarahkan penisnya ke lubang Maureen yang terlihat sempit.

Dan.. Jleb..

"AHH RAJENDRA S-SAKIT!" Teriak Maureen yang kini mengeluarkan air mata.

"Siapa yang nyuruh lo nangis?" Tanya Rajendra, ia belum bergerak sama sekali.

"S-sakit brengsek." Ucap Maureen dengan air mata diujung matanya.

"Kalo gue gak mau, gimana?" Tanya Rajendra dengan nada mengejek.

"Nanti lecet."

"Oh ya?" Ucap Rajendra kemudian mulai menggerakkan miliknya dengan sedikit cepat.

"Ahhh pelanh dulu, s-sakit." Desah Maureen di campur sedikit rengekan, ia menutup matanya dengan tangannya.

Mencoba menahan perih bercampur panas pada miliknya, namun ia gagal. rasanya semakin sakit saat Rajendra mulai menggerakkan penisnya.

"Jangan nangis Maureen!" Suruh Rajendra kepada Maureen yang menutup matanya.

"Orang dibilangin sakit juga," Maureen mencoba menahan tangisnya dengan mengigit bibir bawahnya.

Rajendra tidak menjawab, laki-laki itu menutup matanya menikmati vagina istrinya yang hangat dan sempit.

"Ahh ajen mau keluar, tapi sakit huhh." Ucap Maureen.

"Jangan keluar dulu ahh," desah Rajendra kemudian tangannya bergerak menggesek klitoris milik istrinya itu.

"Mmhh jangan di mainin," Ucap Maureen sambil menahan tangan Rajendra. namun tangannya malah di tepis oleh laki-laki itu.

"Diem!" Bentak Rajendra. kemudian ia menyentakkan miliknya dan menggerakkan nya dengan cepat, membuat Maureen semakin berteriak.

"PERIHH PELAN-PELAN!"

Rajendra menggelengkan kepalanya. ia merasakan pusing saat vagina milik Maureen semakin menjepit miliknya.

Laki-laki itu merendahkan tubuhnya untuk mendekati puting tegang milik Maureen, ia menghisap dengan sedikit kencang.

Maureen menggelengkan kepalanya tidak kuat.
Tak lama kemudian Rajendra mengeluarkan puting itu dari mulutnya.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang