28.

47.5K 2.2K 189
                                    

Let's start!

Sekarang terang sudah berganti menjadi gelap.

Gelap seperti kamar yang berisi pasangan muda ini, hanya ada cahaya remang-remang dari lampu tidur di samping ranjang.

Rajendra dengan tangan yang memeluk pinggang istrinya dan menjadikan lengan Maureen sebagai bantalan.

"Menurut lo ayah bakal setuju gak sama keputusan buat ngangkat Maren sebagai anak angkat kita?" Tanya Maureen sambil mengelus rambut belakang sang suami.

"Gue gak yakin, ayah gak sebaik tampangnya." Jawab Rajendra.

"Tampang? emang tampang bapak lo kaya gimana?" Tanya Maureen lagi.

"Mirip penculik kalo kata gue." Maureen tertawa mendengar candaan Rajendra, dengan pelan wanita itu memukul kepala suaminya.

"Maren gak apa-apa kalo kita tidurin di sofa?"

"Sofa kita halus kalo lo lupa." Jawab Rajendra.

Maureen hanya membalas dengan deheman.

Plak!

"Buset, jangan kdrt dong ren." Kata Rajendra sambil mengelus kepalanya.

"Ya lagian! ngapain kaya gitu, geli." Jawab Maureen, karna Rajendra baru saja menjilat belahan payudaranya.

"Gue udah lama gak itu, makin gede ya." Kata Rajendra sambil sedikit menggoda.

"Jangan mesum, udah mau jadi bapak juga."

"Belum lahir, kalo udah lahir nanti makin susah. ayo dong buka ren, dikit aja." kata Rajendra.

"Dikit-dikit, nanti kebablasan ah." tolak Maureen.

"Ini doang, janji." Ucap Rajendra sambil mengelus payudara sang istri.

Bukannya menjawab, Maureen malah berusaha melepaskan pelukan Rajendra.

Namun Rajendra sadar akan hal itu, ia memeluk Maureen dengan erat.

"Janji deh janji, serius." Bujuk Rajendra.

Maureen tetap berusaha melepaskan pelukannya, namun Rajendra terus merengek dan rengekannya semakin kencang.

Renn ayo dong

dikit aja ren

janji deh, sedikit

Dan banyak lagi.

"Iya-iya! stop, berisik." Kata Maureen pasrah.

"Asik, mana dong."

"Kaya bocah aja." Kata Maureen.

Dengan perasaan sedikit kesal, ia menurunkan tali dress tidurnya sehingga memperlihatkan payudaranya yang membesar dan nipple yang sedikit membengkak.

"Pelan-pelan, jangan di gigit." Peringatan Maureen.

"Iya, tapi masa cuman 1 sih ren?" Protes Rajendra.

RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang