02.

80K 5.1K 51
                                    

Happy Reading.

*****

Author Pov

Hari ini Jihan sedang libur kuliah sebenarnya bukan libur dia hanya tidak datang ke kampus karena bulan ini kegiatan kuliahnya cukup santai. Tapi di balik kesantaian nya itu Jihan harus mengerjakan skripsi nya kemarin dia sudah melakukan bimbingan dengan dospem nya dan mulai hari ini dia mengerjakan skripsi masih awal bab 1.

Jihan sedang membereskan kamarnya setelah selesai mandi dia selalu membereskan kamarnya. Biasnya setelah Jihan membereskan kamar dia akan memasak jika mama nya tidak masak.

"Jihan sana cepet bikin sarapan" ujar mama nya membuka kamar Jihan tiba tiba membuat Jihan terkejut.

"Iya ma" jawab Jihan sambil mengusap dada nya karena keterkejutan nya saat mama nya membuka pintu dengan kasar.

"Jangan pakai lama kita mau berangkat kerja semua" ujar mama nya lagi.

"Iya ma" jawab Jihan. Mamanya lalu pergi dan Jihan segera menyelesaikan beres beres kamarnya dan setelah itu turun menuju ke dapur.

Jihan membuka kulkas dan di sana hanya tersedia satu kotak daging ayam yang di beli mama nya kemarin di supermarket dan ada sayuran juga.

Setelah akhirnya Jihan menemukan ide dia akan memasak sayur sop daging dan menggoreng ayam. Jihan mulai mengeluarkan bahan bahan makanan dari kulkas dan menggunakan celemek di tubuh depan nya agar tidak terkena cipratan minyak atau bumbu bumbu nantinya.

Setelah semua masakan sudah matang akhirnya Jihan membawa masakan nya ke meja makan dan juga menyiapkan piring piring untuk keluarganya. Setelah semua sudah siap Jihan memanggil keluarganya agar melakukan sarapan pagi.

"Mama sarapan sudah siap" ujar Jihan setelah mengetuk pintu kamar nya dan pintu kamarnya terbuka menampilkan sosok pria yang sudah rapi dengan jas nya.

"Mama masih di kamar mandi" ujar papa nya dan Jihan hanya mengangguk.

"Sarapan udah siap pa, papa sama mama bisa sarapan sekarang" ujar Jihan lalu akan pergi tetapi tagan nya di tahan oleh papa nya.

"Kenapa pa? Papa butuh sesuatu?" Tanya Jihan kepada papa nya.

"Nggak. Ini buat kamu" ujar papa nya memberikan amplop coklat kepada Jihan.

"Ini apa pa?" Tanya Jihan yang bingung.

"Buat kamu, tapi jangan bilan ke mama kamu kalau papa kasih uang ke kamu udah sana pergi" ujar papa nya

"Makasih pa" jawab Jihan tersenyum lalu pergi dari hadapan papa nya. Jihan bingung papa nya ini terkadang jahat terkadang juga baik seperti sekarang ini Jihan tiba tiba saja di beri uang oleh papa nya setelah beberapa tahun papa nya tidak pernah peduli dengan nya. Papa nya sebenarnya tidak jahat, papa nya hanya diam saja jika Jihan di marahi oleh mama nya atau di perlakukan sebagai babu oleh mama juga kakak nya itu, yang membuat Jihan berfikir papa nya juga jahat tapi saat ini dia bingung kenapa papa nya tiba tiba memberikan nya uang.

"Hehh sarapan udah siap belum?" Tanya Sintia kepada Jihan dan Jihan langsung menyembunyikan amplop itu di belakang tubuh nya.

"Kamu nggak bisa apa baik sedikit sama Jihan dia adik kamu Sintia" ujar Adit kepada istrinya Sintia.

"Diam dehh mas kamu gak usah ikut campur dia itu babu di sini lagian dia juga gak keberatan kalau di perlakukan sebagai babu, mama sama papa aja gak mau mengharapkan dia buktinya dia gak pernah tuhh di manja kayak aku yang minta sesuatu langsung di belikan sedangkan dia apa"

"Dia adik kamu Sintia bukan babu" ujar Adit lagi.

"Kamu kenapa sihh mas kalau kamu sukak sama Jihan ya sana gak usah sama aku" ujar Sintia berteriak kepada Adit membuat Adit naik pitam. Emosinya sudah berada di puncak sedangkan Jihan diam dan bungkam juga terkejut kenapa bisa bisanya kakaknya mengatakn seperti itu kepada suaminya sendiri.

"JAGA UCAPAN KAMU SINTIA" ujar Adit membentak Sintia.

"LOHH APA BENERKAN MAS KAMU SUKAK KAN SAMA JIHAN?. BUKTI NYA KAMU SELALU BELAIN JIHAN"

"DIA ADIK KAMU SINTIA, BUKAN AKU BELAIN DIA TAPI KAMU GAK PANTAS BERLAKU SEPERTI ITU KEPADA ADIK KAMU SENDIRI"

"Mas Adit kak Sintia udah jangan ribut kak gak enak sama tetangga"

Sintia mendorong Jihan sampai tersungkur di lantai "DIAM LO? LO PASTI JUGA SUKAK KAN SAMA SUAMI GUE, OHH ATAU JANGAN JANGAN LO ADA HUBUNGAN DI BELAKANG GUE SAMA SUAMI GUE, IYA KAN MAS KAMU ADA HUBUNGAN SAMA JIHAN DI BELAKANG AKU?"

Plakk

Satu tamparan dari Adit melayang di pipi Sintia. Muak itulahh yang Adit rasakan kepada Sintia dia menuduh tanpa bukti padahal Adit hanya ingin merubah sifat istrinya tetapi karena istrinya keterlaluan membuat Adit bingung harus apa. Adit menampar Sintia bertepatan dengan kedua mertuanya keluar dari kamar nya.

"ADIT" teriak mama nya terkejut langsung menghampiri Sintia yang menangis menahan sakit di pipi nya yang di tampar Adit barusan.

"Apa apa an kamu Adit?" Ujar papa nya yang terkejut dengan perlakuan Adit.

"Sayang kenapa begini nak?" Tanya mama nya kepada Sintia.

"Mas adit nampar aku ma hikss aku kesel mas Adit belain Jihan terus hikss aku fikir dia sukak sama Jihan ma hiks"

"KAMU MENUDUH SUAMI KAMI SENDIRI TANPA BUKTI SINTIA. DIMANA OTAK KAMU" teriak Adit yang langsung di tahan Jihan dan papa nya.

"AKU GAK NUDUH MAS ITU MEMANG BUKTINYA KAMU SUKAK KAN SAMA JIHAN"

"OTAK KAMU KEMANA BISA BISANYA KAMU MENUDUH AKU SEPERTI ITU"

"Kamu selalu belain Jihan di saat semua orang membencinya mas, kalau kamu sukak sama Jihan bilang mas jujur kenapa kamu harus nikah sama aku. Kamu sukak sama Jihan yaudah sana gak usah sama aku" teriak Sintia di hadapan wajah Adit.

"Oke kalau itu mau kamu. Aku muak sama kamu Sintia. Ingat hari ini, jam ini, detik ini aku kasih tau sama kamu bahwa aku MENALAK KAMU DAN TUNGGU SURAT CERAI KITA" ujar Adit lalu pergi menuju ke kamar Sintia di sana dia membereskan baju baju nya ke dalam koper.

"Adit hati hati sama ucapan kamu Adit jangan ambil keputusan saat emosi Adit" ujar papa Sintia saat Adit turun dengan membawa koper di tangan nya.

"Maaf pa, Adit minta maaf jika Adit mengingkari janji Adit untuk jaga Sintia tapi Adit muak sama kelakuan nya, terima kasih atas kebaikan papa selama ini sama Adit. Kasih tau anak papa dan istri papa bukan Adit menggurui tapi papa kepala keluarga di sini bilang sama mereka agar tidak menjadi kan Jihan sebagai babu di sini" ujar Adit di hadapan papa mertuanya.

"Satu lagi Sintia jangan pernah menuduh tanpa bukti. Tunggu surat cerai dari aku"

*****

Hai guys gimana dengan cerita kedua aku?
😁😁

maaf kalau banyak typo karena masih coba belajar untuk lebih baik dalam menulis cerita😊😊

Semoga kalian suka dengan cerita aku😊

Jangan lupa vote dan komen⭐💬

💞💞💞

Jum'at, 24 September 2021

Kakak Iparku Suami Ku (END)Where stories live. Discover now