Seaoson 1 [Utara dan Segala Keajaibannya]🦊

1.6K 144 40
                                    

💎Happy reading💎

"Ayah! Ibu!"

Anak kecil di sampingnya terus berteriak. Memanggil ayah ibu sambil sesekali terisak. Lelaki itu ingin segera beranjak. Tak sanggup menyaksikan terlalu lama kejadian mengerikan yang tampak. Membuat dadanya terasa sesak.

Namun, adegan selanjutnya yang terjadi di depan mata sukses membuat lelaki itu terbelalak. Setelah ini ia yakin segala yang ia punya akan hilang tanpa jejak. Atau justru melebur saat ia membentang jarak. Sambil diam-diam berharap bahwa yang ada di depan mata tak pernah nyata. Isak tangis bocah di sampingnya pun semoga hanya mimpi belaka. Juga, darah-darah yang berceceran di sana hanya ilusi semata.

"Selamatkan anak-anak. Kau butuh darah yang banyak bukan? Minumlah darahku! Lalu, bunuh orang-orang itu dan pergilah sejauh mungkin. Aku tak mau anak-anak kita mati di sini. Aku mohon, Sayang."

Permohonan itu terdengar begitu pilu. Seolah hari esok tak mungkin lagi ia tempuh. Seolah hidup wanita itu benar-benar akan berakhir di situ. Ditambah lagi gebrakan pintu yang terdengar bertalu-talu. Padahal di dalam sana sudah banyak orang-orang tak berperasaan melempari batu.

Perlahan lelaki paruh baya itu menggigit leher Sang Istri. Kemudian menangis seoah ia tengah menyesali. Sementara dua anak laki-laki yang sedari tadi mengamati tampak terkejut. Merekam semua dengan perasaan yang sudah semeraut.

"Ayah! Apa yang Ayah lakukan?" Yang paling tua berteriak cukup lantang, "Aku ... benci Ayah," lanjutnya, tapi dengan nada lirih.

Namun, teriakannya tak berarti apa-apa. Keadaan di sana malah semakin menggila. Sang Ayah pun berdiri tegak dan membiarkan istrinya terbaring lemah. Dengan darah yang berceceran ke mana-mana. Juga tatapan terkejut dari semua orang yang ada di sana. Setelahnya semua terjadi begitu saja. Tubuh lelaki itu mulai berubah. Perlahan membesar dan ditumbuhi bulu berwarna kelabu.

"Hati-hati. Manusia serigala itu punya kekuatan yang lumayan hebat. Jangan terlalu gegabah!" Teriakan dari Sang Pemimpin terdengar memerintah. Pasukan di belakang hanya bisa menuruti dan semakin memperketat penjagaannya.

Kemudian pintu yang sedari tadi tertutup terbuka begitu saja. Menampilkan lautan manusia yang entah berapa banyak jumlahnya. Orang-orang di luar sana jelas hanya rakyat biasa. Yang ingin tahu kehebohan apa yang terjadi di dalam sana.

Serigala berbulu abu-abu itu lantas mendekat. Kemudian mulai mencabik siapa saja yang ada di hadapan. Tak peduli pada luka yang juga ikut ia dapatkan. Saat pedang orang-orang di sana menyentuh permukaan kulit yang tak sempat mendapat perlindungan.

Serigala itu tampak mulai kehabisan tenaga. Terlihat jelas dari bagaimana ia menghela udara. Jelas sekali kalau ia sudah benar-benar lelah. Darah yang keluar dari tubuhnya juga sudah merembes ke mana-mana. Sementara musuh yang ia hadapi masih banyak. Padahal sudah banyak pula yang ia buat terkapar dengan kulit tercabik-cabik.

Tersadar bahwa kondisi tak membaik. Sang Serigala lantas membentang jarak. Kemudian berlari ke arah dua anak laki-lakinya yang kini sama-sama terisak. Dengan sedikit berteriak, Sang Serigala menyuruh anaknya untuk naik ke punggung. Kemudian berlari dari sana lewat pintu belakang. Meninggalkan kerumunan yang masih mencoba untuk mengejar, tapi lari Sang Serigala begitu cepat. Hingga tak ada satu pun di antara mereka yang berhasil mendekat.

Namun, sepertinya tenaga serigala benar-benar terkuras. Apalagi saat ia berlari, luka-lukanya terus saja mengeluarkan darah. Membuat setiap langkahnya terasa begitu menyiksa. Mau tak mau ia harus berhenti sebentar untuk beristirahat. Karena saat ia melihat ke belakang, yang terlihat hanya hutan belantara yang begitu gelap. Semoga jejak mereka juga tersamar oleh hitam pekat.

Terlalu lama dalam wujud seriga rupanya membuat lelaki itu kepayahan. Saat dua anaknya turun dari punggung, ia pun kembali pada bentuk manusianya.

"Kakak! Lari sejauh yang kau bisa. Lindungi adikmu dari orang-orang yang mungkin ingin mencelakainya. Maafkan ayah yang begitu lemah. Darah ayah tak kunjung berhenti. Kalau seperti ini mereka bisa menemukan kita. Jadi ... bawa adikmu pergi ke Utara. Di sana kalian akan bertemu dengan Pemilik Jiwa Tak Sempurna. Sama seperti adikmu. Pergilah tanpa ayah," mohon Sang Ayah kepada dua anaknya yang benar-benar masih bocah.

"Ayah ... kenapa makan darah ibu? Ayah yang bunuh ibu. Seharusnya kita lari sama-sama 'kan? Kenapa ayah membunuhnya?" pekik yang paling tua dengan air mata yang sudah meleleh ke mana-mana.

"Maafkan ayah, tapi pergilah. Ayah mohon. Jaga adikmu dari mereka."

"Aku benci serigala. Aku benci ayah ... aku benci Fero yang juga serigala."

🦊🦊🦊


Di sini tidak akan hanya ada manusia serigala saja, tapi kalian juga akan bertemu dengan bocah-bocah unik yang memiliki kekuatan menarik.

Half BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang