21

2.5K 289 2
                                    

Semuanya menatap pria itu dengan penuh harapan, berharap akan mendapat kabar baik.

"Kondisi pasien saat ini kritis.." ucapnya yang membuat semuanya terdiam.

"Kemungkinan dia akan selamat hanyalah sedikit."

Tzuyu menundukkan kepala mendengar hal itu. Tangannya meremas kuat ujung bajunya.

"Pisaunya tidak mengenai jantung, kan?" Mina bertanya dengan mata yang berkaca-kaca.

Suasana seketika hening. Kemudian terdengar suara helaan nafas dari pemilik rumah sakit.

"Sayangnya pisau tersebut menancap tepat di jantungnya dan hal itulah yang membuat kondisi pasien kritis."

"Dan.."

"Kondisi kaki pasien yang sudah sangat parah menyebabkan infeksi serius."

Mereka berempat terlebih lagi Tzuyu syok bukan main mendengar ucapan pria tersebut.

Sana dan Mina menatap sendu Tzuyu yang terlihat mengepalkan tangan. Banyak pertanyaan yang muncul dalam benak mereka, tapi ini bukanlah waktu yang tepat untuk itu.

"Akan saya suruh dokter profesional untuk mengatasi infeksinya. Kalian tenang saja, pasti infeksi itu dapat diatasi."

"Kalau begitu saya permisi." Pria itu pun pergi dari sana.

Sekarang suasana menjadi hening, semuanya mematung terdiam di tempat.

Mimosa saling menatap, berdiskusi dalam diam untuk mencari jalan keluar dari situasi ini.

Ketiganya lalu mengangguk pelan tanda bahwa mereka sudah memiliki rencana untuk sekarang ini.

"Aku akan mengurus biaya pengobatan." Momo pun pergi dari sana.

"Aku akan membeli makanan." Mina juga pergi dari sana.

Sekarang hanya tinggal Sana dan Tzuyu saja. Sekitaran sangatlah sepi, tidak ada orang lain selain mereka berdua.

Sana menghampiri Tzuyu, lalu memegang tangannya dan mengelusnya perlahan bermaksud untuk menenangkan Tzuyu.

"Percayakan saja pada ahlinya. Dan juga kau harus yakin pada kakakmu yang sedang berjuang melawan masa kritisnya." Sana berucap dengan lembut.

Tzuyu mendongak, membuat mata mereka bertemu. Sana menatapnya sendu. Gadis Chou itu sedang putus asa, dapat dilihat dari matanya yang menggelap, tak ada cahaya di sana.

"Ayo kita duduk." Sana menarik Tzuyu menuju ke kursi yang letaknya tak jauh dari sana.

"Tzu?" Tidak ada balasan dari sang pemilik nama yang tengah memandang lurus ke depan.

Tzuyu mendengar panggilan Sana, hanya saja dia tidak ingin berbicara dengan siapa pun sekarang ini.

Sana menghela nafas pelan. Mungkin sekarang ini Tzuyu butuh waktu untuk sendirian.

Sana bersandar pada sandaran kursi, lalu memejamkan matanya bersiap untuk tidur.

Tapi tiba-tiba saja Sana membuka matanya. Dia meletakkan tangannya di bahu serta punggung Tzuyu.

Tzuyu tak memperdulikan hal tersebut, pikirnya Sana ingin menenangkan dirinya.

Sana menarik Tzuyu mendekat ke arahnya dan dengan hati-hati menaruh kepala Tzuyu di atas pahanya.

Merasakan sesuatu yang empuk, Tzuyu merubah posisinya menjadi terlentang dan otomatis pandangannya menghadap ke atas.

Saat itu juga, mata Sana dan Tzuyu bertemu. Keduanya saling menatap dengan cukup lama.

Pandangan Tzuyu tidak sengaja teralih ke bawah Sana, matanya menangkap sesuatu.

"Yah mesum!" Sana reflek menutupi bagian itunya begitu menyadari arah pandang Tzuyu yang berubah.

Tzuyu langsung merubah posisinya menjadi duduk. Ditatapnya Sana yang masih menutupi asetnya itu.

"Bukan salahku.." Tzuyu langsung mendapat tatapan tajam dari Sana.

"Mes-"

"Unnie kalau pakai baju yang benar," sela Tzuyu yang langsung mengancingkan kemeja Sana dua teratas.

Diperlakukan seperti itu, rasanya ada banyak kupu-kupu yang berterbangan di perutnya.

Sana tak bisa menahan senyumannya.
Apalagi tawanya, melihat wajah Tzuyu yang saat ini mirip seperti kepiting rebus.

Tidak lama kemudian, Mina datang membawa dua bungkus plastik yang sudah pasti isinya makanan.

Mina memberikan satu pada sahabatnya. Sana mengambil kantung tersebut dan memberikannya pada Tzuyu.

"Kalian makanlah itu berdua. Aku akan makan bersama Momo." Mina pun pergi dari sana.

"Aku ingin ke toilet dulu Tzuyu-ah."

Sana POV

Sekarang ini aku sedang mencuci tanganku, tak lupa untuk memakai sabun.

Tiba-tiba saja sesuatu masuk ke dalam mataku, membuatku reflek memejamkan mata.

Kuusap mataku menggunakan tanganku, tapi malah terasa perih karena terkena sabun.

Aku yang panik secara tidak sadar berjalan mundur. Dan hal itu membuatku terpeleset.

"AAAAA!"

Brak!
















T.B.C

Sugar Mommy (Satzu)Where stories live. Discover now