27

2.4K 284 9
                                    

Mendengar suara yang familiar bagiku membuatku segera membuka mata.

Kualihkan pandanganku ke kasur dan betapa terkejutnya aku melihat Tzuyu yang sudah sadarkan diri.

"T-tzuyu kau sudah sadar?" Aku merasa sangatlah senang, sekaligus tak percaya.

Tzuyu terlihat mengubah posisinya menjadi duduk. Segera aku membantunya, lalu menaruh bantal di belakangnya.

"Gomawo." Tzuyu berucap sembari menyandarkan tubuhnya.

Nada suaranya dingin.. walaupun begitu senyumanku tetap mengembang.

Tzuyu selamat dari masa kritisnya dan mimpi burukku tidak akan menjadi nyata.

"Kau sudah baikan?" tanyaku sembari menatapnya.

"Ya," jawabnya, mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Kenapa dia berubah?

Apa ini efek dari penyakit yang dideritanya?

Biasanya dia akan menjawab semua pertanyaanku dengan baik dan selalu menatapku ketika sedang berbicara.

Walaupun raut wajahnya selalu datar, tapi sikapnya tidak pernah sedingin ini padaku.

"Ju-wi.."

Ju-wi tidak membalas panggilanku dan hanya diam.

"Apa kau membenciku setelah tahu kalau aku adalah Shasha?" Aku memberanikan diri untuk mencoba bertanya padanya.

Tapi suasana malah menjadi hening, dia.. tidak memberikan jawaban dari pertanyaanku.

Tanganku berpindah ke ujung bajuku, menggenggam kain bajuku dengan erat.

Di dalam ruangan ini hanya dapat terdengar suara jarum jam yang bergerak setiap detiknya.

Cukup lama suasana hening, aku memberanikan diri untuk membuka suara duluan.

"Jawablah pertanyaanku, Ju-wi." Aku berucap, tapi masih tak ada balasan darinya.

Genggaman tanganku semakin mengerat yang menyebabkan kain bajuku menjadi lecek.

Emosi yang selama ini kutahan sudah mencapai batasnya. Entah kenapa aku bisa merasa sangat marah hanya karena Tzuyu tidak membalas ucapanku.

Mungkin ini efek samping dari yang namanya cinta. Emosimu akan dibuat naik turun layaknya roller coaster.

Merasa senang ketika dapat mengobrol serta dekat dengannya, sedih karena tidak bisa sering bicara dengannya, kesal karena melihatnya bersama orang lain, dan kecewa kalau perasaanmu tidak terbalaskan.

Pokoknya mencintai seseorang itu hanya akan membuatmu merasakan kesedihan dan juga rasa sakit.

"Setidaknya jawab pertanyaanku!" Aku berteriak sekaligus bangkit dari kursi yang membuatnya tersentak kaget.

"Kalau kau tidak ingin menjawab pertanyaanku sebagai Ju-wi, tidak apa. Tapi setidaknya jawablah pertanyaanku sebagai Tzuyu!"

"Sebagai Tzuyu yang merupakan sugar babyku dan bukannya sebagai Ju-wi yang merupakan teman masa kecilku."

"Bukan sebagai orang yang kucintai sedari dulu.." ucapku yang membuatnya terkejut lagi.

Air mataku sudah mengalir dengan deras. Kepalaku tertunduk, mempermudah mengalirnya air mataku.

"Kau tahu bagaimana gembiranya aku
dulu ketika kita sangat dekat di TK JYP?"

"Kau tahu bagaimana sedihnya aku ketika mendengar kabarmu yang tiba-tiba saja menghilang bagaikan ditelan bumi?"

Sugar Mommy (Satzu)Where stories live. Discover now