36

2.4K 288 24
                                    

Di dalam kamar Momo dan Mina, mereka berdua sedang berdiri berhadap-hadapan.

"Yah Mina!" Momo berteriak.

"Wae yo?" Mina membalas dengan santai.

"Kenapa kau melakukan itu pada Sana!?" Momo menatapnya tajam.

"Tenang saja, aku sudah menyiapkan rencana yang sempurna."

"Rencana!? Rencana apa?!"

"Tunggu saja dan semua akan berjalan sesuai perkiraanku."

"Kenapa kau tidak memberitahu rencanamu padaku?!"

"Kau tidak perlu mengetahuinya, Momo."

Mendengar ucapan Mina membuat emosi Momo memuncak seketika. Ia menarik kerah baju Mina, lalu mendorongnya hingga membentur pintu kamar hotel.

"Akh~!"

"AKU BERHAK MENGETAHUINYA, MINA!" Momo menatapnya dengan penuh amarah.

Mina balas menatap Momo dengan tatapan dinginnya. Jarak tubuh serta wajah keduanya sangatlah dekat. Hidung mereka berdua bahkan sudah bersentuhan.

Ruang kamar yang gelap membuat suasana jadi mencekam. Nafas pun memberat, seirama dengan detak jantung.

Mina hanya diam, tak membalas perkataan Momo. Melihat sang sahabat yang begitu santai, membuatnya meletup-letup.

Tangan Momo berpindah ke bahu Mina, mencengkeramnya dengan erat yang membuat Mina merintih tertahan.

"AKU ADALAH-"

"Siapa kau?" Mina memotong dengan nada dingin yang membuat Momo langsung terdiam.

"Kau bukan kekasihnya, Momo-ya.
Dia memang mencintaimu, tapi hanya sebatas SAHABAT saja." Mina berucap, menekankan setiap kata.

"Sadarlah.. aku tidak ingin kau terus bersedih karena Sana."

"Aku juga sedih melihat kau yang tersakiti.."

"Sadarlah bahwa cintamu itu tak terbalaskan, Momo-ya.."

Tidak ada balasan darinya yang tengah menundukkan kepala itu. Cengkraman Momo malah semakin mengerat, kuku-kukunya yang tajam bahkan menusuk kulit Mina.

Membuat gadis Myoui itu mengigit bibir bawahnya sendiri, berusaha untuk mencegah ringisan yang ingin keluar dari mulutnya.

Brak!

Tiba-tiba saja Momo memukul pintu di belakang sahabatnya itu menggunakan tangan kanannya.

Membuat Mina terkejut bukan main. Pintu yang tak bersalah itu menjadi bahan pelampiasan sang sahabat.

Mina menatap iba Momo yang masih tertunduk itu. Ia sungguh tidak bermaksud untuk membuat Momo jadi seperti ini.

Hanya saja dia tak ingin sahabatnya merasakan rasa sakit yang lebih di kemudian hari.

Mina yakin kalau keputusannya ini sudah tepat. Baik bagi Momo, Sana, maupun Tzuyu.

"Diam.." lirih Momo.

Cukup lama keduanya berada dalam posisi itu, cengkraman tangan Momo pun melemas.

Tidak lama kemudian, terdengar suara tangisan dari gadis itu. Mina langsung memeluknya.

"Menangislah sepuasnya.." Mina mengelus pelan punggung sahabatnya itu.

Momo membalas pelukan Mina, lalu menangis sejadi-jadinya. Sejak awal dia sudah tahu kalau perasaannya tidak akan pernah terbalaskan.

~

Tzuyu POV

Aku baru saja selesai mandi. Memakai baju hitam lengan panjang, serta celana hitam panjang.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang