39

2.6K 257 26
                                    

Aku dan orang itu menuju ke balkon, angin malam yang berhembus kencang langsung menyambut kami.

Kutaruh tanganku di atas pagar balkon, pandanganku lurus ke depan, menatapi langit malam pulau Jeju.

Terlihat begitu indah. Ada bulan dan bintang kelap-kelip yang menghiasi langit malam.

"Jadi?" Suara orang itu membuatku menoleh ke samping kanan.

Tatapan kami bertemu. Dia menatapku dengan serius. Bola mata hitamnya itu sungguh indah.

"Rencananya berhasil?"

"Ah, nee.."

"Mwo!? Berarti kalian.."

"Ya.. kami berpacaran."

"Chukkae Tzuyu-ah. Aku menunggu traktiranmu," ucapnya dengan senyuman. Lalu dia memelukku, juga menenggelamkan wajahnya di dadaku.

"Gomawo Mina unnie, aku tidak tahu apa yang akan terjadi kalau unnie tidak membantuku." Aku membalas pelukannya.

Mina unnie mengendus aroma tubuhku, dapat kurasakan terpaan nafasnya yang hangat.

"Unnie sebegitu sukanya dengan aroma tubuhku?" Aku bertanya.

Mina unnie mengendurkan wajahnya, mendongak untuk memberiku tatapan tajam.

"Aish kau ini.. kenapa bertanya lagi? Kan sudah kuberitahu hari itu." Dia menjawab sembari memutar bola matanya.

"Hari itu?" Aku mengerutkan kening, tidak paham dengan ucapannya.

"Jangan bilang kau melupakan apa yang kita lakukan di hari itu.."

"Ah.. aku sudah ingat."

Hari itu adalah hari di mana Mina unnie mengajarkan 'sesuatu' padaku di kamar mandi.

flashback..

Suasana di dalam kamar mandi menjadi hening. Tapi, itu tidak berlangsung lama sampai suatu suara terdengar.

"Ah!"

"T-tzuyu~!"

"S-sakit..."

Tangan Mina yang semula berada di dinding, berpindah ke punggung Tzuyu, memeluknya erat. Membuat Tzuyu meringis merasakan kuku Mina yang tajam menusuknya.

Mendengar jerit kesakitan Mina membuat Tzuyu membuka matanya karena khawatir dengan gadis itu.

Terlihat kening Mina yang terkerut, mata yang terpejam erat serta bibir yang digigit dengan kuat.

"Gwenchana unnie?" Tzuyu nampak sangatlah cemas.

"K-kakiku kesemutan.." Mina meringis.

"Sini biar kupijitin." Tzuyu pun mengangkat sebelah kaki Mina dan memberinya pijatan lembut.

"Sudah mendingan?"

"Sudah. Gomawo Tzu."

Mina langsung memeluk Tzuyu, menenggelamkan wajahnya di leher gadis itu, lalu mengendus aroma tubuhnya.

"Kau wangi, Tzu.." puji Mina.

"Memangnya wangi tubuhku seperti apa?"

"Seperti wangi bayi. Terasa harum. Dan aku menyukainya."

Setelah puas menghirup aroma tubuh Tzuyu, Mina memandang tubuh polos orang di hadapannya itu.

Tzuyu hanya bisa diam. Rona merah terlihat di pipinya yang menandakan bahwa dia sedang merasa malu.

"Kau menjaga tubuhmu dengan baik, Tzu." Mina memuji lagi.

"G-gomawo.. unnie juga.."

Mina menarik Tzuyu ke ujung ruangan dan berhenti di depan dinding berwarna abu-abu.

Sugar Mommy (Satzu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang