[4/10]

6.5K 1.2K 86
                                    

Tangan Rindou meraih gagang pintu depan rumahnya. Dari luar, terlihat lampu masih menyala terang—juga terdengar suara berisik yang sepertinya berasal dari televisi, menandakan jika [Name] belum tidur.

Atau mungkin saja bukan [Name] yang menonton acara televisi, melainkan televisi lah yang justru menonton wanita itu tertidur pulas seperti beberapa hari lalu.

Setelah masuk ke dalam rumah, Rindou melihat sosok [Name] tengah fokus dengan layar televisi di depannya. Matanya tidak berkedip sedari Rindou masuk tadi, bahkan sepertinya wanita itu tidak menyadari jika sang suami sudah pulang.

"Uhuk," Rindou pura-pura batuk. Barulah ia mengucapkan beberapa untaian kata, "Padahal sudah kubilang tidak usah menungguku."

[Name] tersadar dengan kedatangan Rindou setelah mendengar kalimat tersebut. "Memangnya siapa yang menunggumu?" ucapnya santai tanpa menoleh ke arah lawan bicara.

Rindou melihat ke arah layar televisi, kembali menatap [Name] dengan ekspresi wajah datar. "Oh—wanpis."

[Name] mengabaikan ucapan Rindou. Setelah melewati badai petir, akhirnya sebentar lagi [Name] sampai arc wano. Membuatnya semakin bersemangat untuk segera menyelesaikan setiap episode.

"Sudah malam, ayo tidur!" ajak Rindou setelah melihat jam di dinding.

[Name] menggelengkan kepalanya pelan. "Kau mandi dulu, aku akan menunggu mu."

Walaupun dengan sedikit keterpaksaan, Rindou tetap menuruti apa yang baru saja [Name] katakan.

"Setelah aku selesai mandi, langsung tidur?"

"Iya." jawab [Name]—sedikit meragukan.

Beberapa menit kemudian, Rindou sudah selesai mandi. Kini, laki-laki itu tengah mengenakan piyama mirip dengan yang [Name] pakai.

Berjalan kembali ke ruang dimana [Name] nonton wanpis. Setelah sampai, Rindou langsung memegang pergelangan tangan [Name]. "Ayo tidur!!"

"Satu episode lag—"

[Name] merasa kesal, sebab Rindou langsung mencabut kabel televisi dan menariknya ke dalam kamar. Padahal [Name] sedang seru-serunya merathon wanpis.

Sedikit teringat masa dimana ia belum menikah dulu, nonton anime hingga pagi hari. Menyesal karena nikah muda? Tidak, suaminya saja setampan Rindou.

[Name] tidur membelakangi Rindou, wanita itu tidak berniat untuk mengucapkan selamat malam kepada sang suami seperti biasanya. Malas.

Rindou menarik selimut hingga sebatas dada. Membiarkan tingkah sang istri, toh besok pagi juga sudah kembali ke sifat aslinya. Jangankan besok pagi, mungkin beberapa menit lagi [Name] akan kembali normal.

Setelah di pikir-pikir, [Name] merasa tak enak hati. Padahal niat Rindou itu baik, tetapi tetap saja membuatnya kesal. [Name] kembali berbalik, kini menghadap Rindou yang ternyata sudah menutup kedua matanya.

Tangan kanan [Name] terulur untuk mengelus pipi Rindou. "Rin?" panggilnya lirih. "Mau minta maaf."

Tidak ada jawaban.

"Sudah tidur kah?" [Name] mengecup singkat pipi Rindou. "Selamat malam, Rindou."

Rindou menyunggingkan senyum tipis. Sebenernya ia belum benar-benar terlelap, hanya sekedar menutup mata saja. "Selamat malam." balasnya dalam hati.

Terkadang tingkah istrinya memang masih seperti anak kecil yang mudah marah saat kesenangannya di ganggu. Walaupun demikian, [Name] sudah menjadi istri yang terbaik bagi Rindou.

𝐖𝐈𝐅𝐄 » rindouजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें