[8/10]

5.3K 947 114
                                    

[Name] membuat ekspresi wajah kebingungan, sebab Rindou tiba-tiba saja menurunkannya di tengah jalan. Padahal ia baru saja berniat untuk tidur di gendongannya. "Kok diturunin?!" ucapnya kesal.

Rindou memberi perintah [Name] untuk melihat hal yang berada di depan sana melalui gerakan pupil matanya. Wanita itu begitu terkejut dengan tiga orang yang berdiri menghadang tak jauh dari tempatnya dan Rindou sekarang. [Name] menelan saliva nya yang terasa begitu sulit sembari mempererat genggaman tangannya pada ujung hoodie Rindou.

Rindou tersenyum simpul seraya mengacak surai rambut [Name]. "Tenang saja, tidak usah takut, aku disini."

Bagaimana tidak takut? [Name] tahu jika Rindou adalah mantan berandalan yang tentu saja sering berkelahi. Tetapi yang menjadi masalahnya saat ini adalah keberadaan tiga orang di depan sana. Jika tiga orang itu tidak membawa senjata, mungkin [Name] tidak akan merasa setakut ini.

"Rin, ayo putar arah..." [Name] mencoba menghentikan Rindou yang justru terlihat tertarik dengan ketiga orang di depannya.

"Sudah ku bilang 'kan? Jangan menganggu hidupku lagi." Oh—sepertinya Rindou mengenali tiga orang tersebut. Ia berjalan mendekatinya, meninggalkan sang istri yang mematung di tempat.

Dengan gerakan cepat, sebelum salah satu dari mereka membuka suara, Rindou langsung membanting tubuh laki-laki yang tadi berdiri di tengah sembari menggenggam pisau. Rindou meregangkan otot jari-jari tangannya, bersiap untuk segara mematahkan sendi lawannya.

"Rindou!!" teriak [Name]—tidak terdengar begitu jelas karena mulutnya sudah lebih dulu di bekap.

Rindou menolehkan kepala ke belakang. Ia mengumpat saat melihat wanitanya berada di dekapan laki-laki lain, padahal kenyataannya [Name] sedang di gunakan sebagai sandera.

"Lepaskan istriku atau kakimu ku patahkan?" Rindou bertanya serius. Ia tidak lagi terlihat seperti Haitani Rindou yang sering bertingkah kekanak-kanakan di depan sang istri dan cemburu dengan guling.

Seorang yang tengah Rindou tahan kedua tangannya itu nampak berpikir. Ia jadi teringat bagaimana keadaan sang bos setelah sendi nya dipatahkan oleh Rindou—hal yang membuat keadaan saat ini terjadi. Ya, ketiga orang itu disuruh untuk membalaskan dendam sang bos.

Setelah mendapat kedipan mata dari rekannya, seorang yang sejak tadi membekap mulut [Name] langsung melepaskannya dan mendorong tubuh [Name] untuk segera pergi.

[Name] berlari menghampiri Rindou. Dengan isengnya, Rindou justru tetap memutar pergelangan kaki sang pria hingga terdengar bunyi seperti retakan, setelahnya Rindou tersenyum dan menarik tangan [Name] untuk segera pulang.

"Kau menyeramkan, Rin!" [Name] berujar dengan detak jantungnya yang masih belum juga normal.

"Aku tidak akan melakukan hal seperti itu denganmu." Yah, walaupun kenyataannya Rindou juga pernah membuat [Name] tidak bisa berjalan, hehe.

Rindou menyadari jika sang istri masih merasa takut dengan kejadian beberapa menit lalu. "Mau ku gendong lag—"

Rindou lengah, ia terlalu meremehkan ketiga orang tadi. Menduga jika setelah salah satu dari mereka tidak bisa berjalan, masalah malam ini selesai. Tetapi yang terjadi justru seorang yang tadi membekap tubuh [Name] menusuknya dari belakang.

Nafasnya tersengal-sengal, jantungnya semakin berdetak tak normal, kakinya mendadak seperti tidak bertulang. "Rin..."

ಠ_ಠ??

𝐖𝐈𝐅𝐄 » rindouWhere stories live. Discover now