1: 0.7 Segitiga

3 2 0
                                    


Social Science-

Bagian cerita social Science untuk Meyjira Arwinata Putri dan Nafar Bayu Laskara.

***
Meyjira

Dari yang gue ingat, waktu itu adalah minggu-minggu terakhir dimana tahun kelas sepuluh gue akan berakhir dan tergantikan menjadi kelas sebelas.

Dari yang gue ingat, hari itu adalah salah satu hari di minggu bebas.
Jangan salah, meskipun namanya 'minggu bebas' kita tetap diwajibkan untuk datang kesekolah.
Minggu bebas pasca masa ulangan adalah dua minggu dimana nilai-nilai ulangan akan diumumin dan bakal disuruh remedi bagi yang nilainya dibawah kkm. Gue yakin lo tau maksud gue.

Di minggu bebas ini, biasanya seragam disekolah ini akan mulai tidak teratur. Kadang ada yang memakai baju batik dihari rabu, kadang juga ada yang memakai seragam putih abu-abu dihari sabtu.
Meskipun namanya 'minggu bebas,' kita tetap diwajibkan untuk memakai 'seragam sekolah' walaupun beragam warna terlihat dihari yang sama.
Yah begitulah kelebihan sekolah gue yang tercinta ini.

....

Seingat gue, hari itu adalah hari kamis dimana umumnya kita akan memakai pakaian pramuka, dan ya, tanpa rencana sama sekali, hari kamis bulan itu semua anak kelas sepuluh Ips 1 memakai pakaian pramuka.

Semua.

Awalnya sih emang semua,
tetapi ketika Aurel datang kesiangan dan Nafar yang baru muncul entah darimana, kalimat 'semua anak kelas 10 Ips 1 memakai pakaian pramuka' menjadi salah.

Karena mereka berdua memakai pakaian yang berbeda.

Aurel memakai baju putih abu-abu.

Begitupun Nafar.

Ditengah-tengah kami yang memakai pramuka, mereka berdua berbeda sendiri.

"Kayaknya kalian emang jodoh deh."

Entah itu disengaja atau gak, gue gak tau.

"Far, lo kayaknya jodohan deh sama Aurel."

Ichal.

Ichal adalah sahabat Nafar. Seorang sahabat biasanya lebih 'tau' siapa yang sedang disuka atau didekati sahabatnya.

"Kalian juga sama-sama punya jerawat didagu tuh, fix jodoh."

Dan ketika Ichal ngomong gitu, gue jadi menyadari sesuatu.

Tapi, apakah itu mungkin?

"Semua yang sama itu belum tentu jodoh." Aurel menjawab singkat untuk duduk dikursinya.

"Tapi semua yang jodoh itu udah tentu sama."

Apakah mungkin Nafar menyukai Aurel?

Nafar memajukan kursinya kedepan untuk lebih dekat ke Aurel.

Fyi, Mereka emang pernah duduk sederet, Aurel dibangku depan, dan Nafar dibelakangnya. Sebelum akhirnya Aurel pindah kursi ke deretan samping kiri.

Gue juga gak ngerti.

Kalo emang cewek itu menyukai Nafar, harusnya dia gak usah menjauh gitu kan?

"Kata siapa?"

Meskipun gue gak peduli apa yang terjadi sama mereka, gue tetap mendengarkan pembicaraan itu

"Kata gue lah. Gak dengar barusan?" Nafar memundurkan dirinya buat nyandar ke bangkunya. Sedangkan Aurel menoleh 90° kearahnya.

"Perkataan lo salah." meskipun gue udah nenilai Aurel buruk semenjak kejadian dikantin beberapa bulan lalu itu, "gak semua yang jodoh itu harus selalu sama." ada saat dimana gue kagum akan pemikirannya.

KaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang