1: 10. Satu Tokoh Yang Sama

3 2 0
                                    

Social Science-

Bagian cerita Social Science untuk Meyjira Arwinata Putri dan Nafar Bayu Laskara.

***
Meyjira

Liburan.

Ketika dulu pas sekolah dasar gue sangat menantikan hal itu, sekarang malah gak.

Bukan gak suka, hanya saja, gue gak terlalu menikmati hari-hari liburan gue di tahun penaikan ke kelas sebelas ini.

Entahlah.

Mungkin karena emang hidup gue yang membosankan kali yah?

Entahlah.

Gue bahkan gak tau kenapa gue bisa sebosan ini dalam menjalani hidup.

Nafar: lagi ngapain?

Gue gak tau sejak kapan kita mulai akrab, tapi gue cukup menikmati permainan ini.

Ketika membaca chat itu, gue membalikan hp ini untuk menatap langit di teras rumah. Gue emang suka menatap langit dari teras rumah ini, dan bahkan gue gak ingat sejak kapan gue mulai melakukannya.

Semua terjadi begitu saja.

Memang seharusnya begitu.

Angin berhembus mengudarakan wangi seragam sekolah gue yang terjemur rapi ditali pinggir teras sana, wangi pengharum khas kesukaan gue menebar di teras rumah ini.

Malam itu adalah malam minggu, sehari sebelum liburan usai, dan gue masih merasa malas begitu saja.

Yang gue ingat, malam minggu itu adalah malam diawal agustus, yang dimana sekolah SMA gak aktif belajar dibulan itu.
Karena biasanya dibulan itu banyak kegiatan-kegiatan agustusan yang akan dilakukan, juga kebanyakan murid akan diikutsertakan dalam event tahunan, makanya kegiatan belajar jadi gak teratur alias kadang masuk kadang gak.

Untuk tahun itu, ada beberapa event agustusan yang emang gue ikutin.
Liat kan?
Betapa antusiasnya masyarakat daerah sini akan bulan itu. Terbukti, dari bahkan sebelum pembukaan agustusanpun gue udah didaftarkan untuk ikut berpartisipasi didalamnya.

Ting!

Notif massenger gue bunyi lagi, dan sepertinya gue tau siapa yang mengirim chat.

Nafar: tanggal berapa masuk sekolah?

Dan tebakan gue benar.

Tahun itu, masa-masa itu, adalah waktu dimana gue begitu dekat dengan Nafar. Gue gak akan munafik, gue mengakui ketika Nafar memberi gue kata-kata manis gue justru menanganggapinya dengan perasaan.

Bahkan meskipun gue tau Nafar gak pernah benar-benar serius saat mengatakannya,
Meskipun gue tau gimana playboynya Nafar,
Gue tetap tertarik untuk mengikuti alurnya.

In the end,

Ting!

Nafar: apakah pertanyaan gue sesulit itu untuk dijawab?

Meskipun gue tau akhirnya akan seperti apa, gue tetap berharap endingnya gak akan seburuk itu.

Hah.

Lucu rasanya saat dimana gue tetap menyemangati diri gue dengan omong kosong,
dan akhirnya,
gue justru hanya terluka.

Ting!

Aurel: Assalamualaikum calon tetangga

Tahun itu, gue gak ngerti siapa yang nyebarin rumor gue dekat sama Askar sampai orang-orang berpikir itu benar.

KaleidoskopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang