19. Angry

8.8K 976 97
                                    

Dulu kita sahabat
Teman begitu hangat
Mengalahkan sinar mentari

Dulu kita sahabat
Berteman bagai ulat
Berharap jadi kupu-kupu

Dara menatap kearah Nada yang juga tengah menatap nya, tersenyum kecil.

Persahabatan bagai kepong-pong
Merubah ulat menjadi kupa-kupu

Persahabatan bagai kepong-pong
Nananana~

"Ah lupa!" Nada berseru, menghentikan permainan gitar Dara yang tertawa pelan.

Di malam yang semakin dingin Kedua nya duduk di pinggir kolam, karna kusus hari ini Nada memutuskan untuk menginap di Rumah Dara.

Gadis itu meletakan gitar milik Raja di dekat kursi rotan, menatap kearah langit yang tertabur bintang.

"Kupu-kupu, Lo– Mau jadi kupu-kupu ga Nad?"

Yang di tanya menoleh, menggeleng pelan. "Gue gak suka kupu-kupu, lo tau itu."

"Tapi gue gak pernah tau, alasan kenapa lo gak suka kupu-kupu." Dara menyahut, mengayunkan kaki nya yang berada di dalam Air.

"Karna kupu-kupu, itu lambang perubahan." Nada berujar pelan.

"Gue gak mau berubah, gue mau tetap jadi Nada. Nada yang bakal selalu ada buat Dara."

Bungsu Pattimura itu menatap Nada Dalam, mencari kebohongan dari tatapan penuh keseriusan yang di tunjukan gadis itu.

"Gue serius Ege."

Dara mengangguk mengerti. "Tapi kanya gue yang gak yakin bakal selalu ada buat Lo." 

"Kok gitu? Lo mau ngelupain gue ya? Mentang-mentang sekarang lebih hedon!"

"Gak lah, gue cuma takut pergi. Gue takut lo kesepian."

"Emang lo mau ke Mana? Juiliard? nanti kan gue juga bakal ambil Columbia. Jadi kita masih satu kota." Nada tersenyum lebar. "Pokoknya gue bakal ikutin kemanapun lo pergi."

"Segitu nya–"

"LOH YA HARUS!" gadis itu menyipratkan air kolam kewajah Dara yang terpejam.

"Ah Iya, gue lupa."

Dara mengusap wajah nya dengan lengan Baju, tak membalas apa yang sebelum nya Nada lakukan padanya.

"Apa?"

"Gue masih penasaran deh kenapa ka Grace bisa di keluarin gitu aja?"

"Di keluarin?"

Nada mengangguk cepat, "Lo gak tau? Ih bener ya ternyata. Lo tuh ada tapi gaib banget."

"Masa berita hot gitu gak tau? Padahal udah dari satu bulan yang lalu–"

"Satu Bulan?" Dara mengerjap kecil. Tak mungkin jika Viola melanggar janji nya kan?

Ia menggeleng cepat, bergegas bangkit meninggalkan Nada yang menatap nya dengan mimik bingung.

Kaki nya melangkah memasuki rumah, tak berduli lantai nya yang akan becek karna telapak nya yang masih basah.

Dara berjalan pelan, menghampiri Viola.

"Bunda Bohong?"

~•~

Menjadi seorang anak perempuan membuat Ratu senang membantu Viola, terlebih untuk urusan memasak.

Meski masakan nya memang tak sebaik milik Aida yang lebih pandai, tapi apa yang ia buat tak kalah enak.

SUNYI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang