43. Is Lost

7.8K 758 24
                                    

"Gue denger kemarin Elang bikin kejutan buat Dara,"

"Ih iya anjir, di ruang musik. Ya ampun luck banget ya si Dara."

"Iya, udah di angkat anak sama keluarga Pattimura, di sukain lagi sama ka Elang."

Tanpa terasa tangan gadis itu meremas, merasa amat kesal hingga buku-buku jari nya memutih.

Celisa menatap kearah mereka dengan pandangan malas, terlebih saat sebagian murid di sini sudah mulai membangga-banggakan sosok Dara.

Kepala nya terasa mendidih karna terbakar api cemburu. Elang adalah milik nya! Dan selama nya akan seperti itu.

"Mau kemana?" Ratu bertanya saat gadis itu nampak bangkit berdiri, padahal makanan yang Celisa pesan belum di sentuh sama sekali.

"Ke kelas."

"Ngapain, makan dulu tuh." Aida ikut menyahut, menarik lengan Celisa pelan yang entah mengapa di tepis kasar oleh gadis itu.

"Gue lagi malas, duluan." Setelah nya ia berjalan, meninggkan mereka yang nampak keheranan karna sikap sang sahabat.

"Dia kenapa si?"

"PMS hari pertama kaya nya." Lyra berujar, melempar senyum tipis kearah Ratu.

Entah mengapa, saat melihat Ratu ia jadi merasa tak enak. Ada rasa bersalah yang seketika hinggap di hati nya. Rasa bersalah telah membuat Dara terluka.

Tak menghiraukan tanggapan mereka, Celisa bergegas pergi meninggalkan kantin. Dengan dada berdegup kencang karna terlalu kesal.

Kaki nya melangkah kecil melewati koridor yang begitu ramai di jam istirahat, namun langkah kaki nya harus terhenti saat mata nya jelas melihat Dara dan Elang yang duduk di tribun.

Menonton beberapa anak yang tengah bermain basket, termasuk Cakra juga Liam.

Gadis itu berdecak sebal. "Kayanya ultimatum gue gak berarti apa-apa yang buat lo sekarang?"

"Liat apa yang bakal gue lakuin ke lo budek."

~•~

Kedua tangan sepasang suami istri itu saling bergengaman, menatap kearah Azka dan Lintang yang duduk tenang di hadapan mereka.

Ayah dari Aida dan Nada itu melempar senyum tipis, terlampau tipis hingga membuat dada Viola berdetak cepat.

Hari ini adalah hari di mana pemeriksaan itu keluar, hari di mana Tuhan memustuskan untuk menghilangkan rasa sakit Dara atau malah mempertahankan nya.

"Gimana?" Suara Damar memecah keheningan, Seakan meminta Azka untuk cepat-cepat menyampaikan nya.

"Hasil nya–" Senyum Azka mengembang. "Cocok, delapan puluh sembilan persen, hati pendonor masih bagus."

"Kalo jantung?" Viola mencicit, meski terkesan tak tau malu karna sudah di kasih hati, meminta Jantung juga.

"Ada sedikit masalah sama jantung nya, kita gak bisa pake itu untuk mengganti jantung baru Dara." Lintang berujar.

"Lagipun, Aritmia Dara belum terlalu parah, terlebih jika menerapkan pola hidup sehat. Kemungkinan kambuh nya juga bakal semakin kecil."

Kedua pasang suami istri itu mengangguk cepat, tak apa. Yang terpenting sekarang Hati dara akan baik-baik saja.

"Kapan mulai oprasi?"

SUNYI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang