32. Cracked

7.5K 833 106
                                    

Sedan hitam mengkilap itu berhenti tepat di depan pagar kediaman Pattimura sejak tadi, namun kedua orang yang ada di dalam sana tak juga mau keluar dan bersuara.

Tangan kekar Elang berkali-kali meremas stir kemudi yang ada dalam genggaman nya, "Maaf soal yang tadi."

Dara tak bersuara, menatap kearah Elang dalam. "Jadi bener?"

Lelaki itu menggeleng tegas, "Engga, sebelum nya mamah sama papah gak pernah ngomong apa-apa."

"Gue juga gak tau Dar, bakal kaya gini."

Adik dari Ratu itu menggigit bibir nya dalam, melirik kearah rumah nya sekilas. "Gue ngerti-"

"Sikap mamah lo beda, waktu dia tau gue tuli." Jemari nya saling meremas dengan kasar. "Ternyata mereka emang bener, lo terlalu sempurna buat gue yang cacat, Ka Elang."

"Bahkan Mamah lo sendiri, itu secara gak langsung nolak kehadiran gue."

Tangan Elang meraih jemari Dara, menggeleng samar. "Gak gitu Dara, dia cuma belum kenal lo lebih jauh. Gue yakin lambat laun mereka pasti ngerti."

Lelaki itu menghelanfas samar, "Udah malam, sana masuk."

Tak memperdulikan tanggapan Dara selanjut nya, Elang bergegas membukakan pintu mobil agar sang kekasih bisa segera keluar. Melempar senyum tipis. Menatap tubuh rapuh itu perlahan hilang di balik pagar.

Dara melangkah pelan memasuki rumah mewah berlantai tiga itu dengan perlahan, hingga sepasang kaki itu harus berhenti saat mata nya jelas melihat keluarga nya ada di sana.

Menunggu nya di teras rumah.

Plak!

"BUKAN NYA GUE UDAH BILANG BUAT GAK BERHUBUNGAN LAGI SAMA COWO GAK BENER ITU!"

"Lo pulang telat gini karna pergi dulu kan sama Si Elang?"

"Lo tau gak? kalo mamah sama Ratu dari tadi khawatir nunggu lo pulang!"

"Dia tuh berengsek-"

"Emang nya Mas Raja udah sempurna apa?" Dara mengusap sudut bibir nya yang berdarah, melirik kearah Viola dan Ratu yang berdiri tak jauh dari sana.

"Mas aja gagal jadi seorang kakak, Buat Aku."

Setelah nya gadis itu bergegas pergi, melangkah cepat memasuki rumah dengan tergesa. Dengan air mata yang mengalir deras.

Tak tau kah mereka kini hati nya tengah terluka? Tak tau kah jika Dara fikir rumah tempat nya pulang yang bisa membuat nya nyaman, malah menjadi yang paling gencar membuat sakit.

Gadis itu menepuk dada nya sesak, bersandar pada pintu kamar yang sebelum nya telah ia kunci rapat.

"Dara?"

Mata nya terpejam saat suara lembuat Viola terdengar, di susul ketuka pintu yang terasa di tubuh nya.

"Maafin Mas Raja, dia juga tadi khawatir banget karna kamu belum pulang."

"Buka pintu nya ya sayang, Biar bisa Bunda obatin luka nya."

Luka di bibir ini gak seberapa Bunda, Dara lebih ngerasa sakit di dada. Sesak-

"Dara- Dara ga papa Bunda," Suara itu terdengar bergetar, terlebih saat kata jika ia baik-baik saja terucap. "Dara ga Papa."

"Dara,"

"Aku mau sendiri dulu Bunda," Gadis itu berucap lirih. Mengusap air mata nya dengan kasar.

Ia melirik kearah jam dinding di kamar nya, sebentar lagi Damar akan pulang. Dara harus bersiap, Dara tak ingin membuat sang papah khawatir.

SUNYI [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang