BAGIAN 8- Birthday or Birthdie

163 14 3
                                    

Sepeninggal Sunghoon dan Ilona, suasana menjadi canggung seketika. Layaknya satu ruangan yang terisi oleh dua asing tak saling mengenal, begitulah kira-kira vibes nya.

Jake sudah berhenti mencicip mentega. Kini, dia beralih membalik-balikkan jagung. Sementara Jay mengatur per apian nya.

"Ini udah mateng kan, ya?" Jake mengangkat jagung yang sudah menggosong. Berniat bertanya pada Jay namun lelaki itu tak menanggapi nya sedikit pun.

"Iya, sih, udah mateng ini mah." Akhirnya, Jake menjawab sendiri. Dia meletakkan jagung itu ke atas piring di meja sebelum kembali fokus pada jagung-jagung yang masih berada dipanggangan.

Mereka saling diam. Lagi.

Sampai keheningan itu teralihkan sebab suara perut yang lapar. Tentu saja bukan perut Jake yang berbunyi. Dia sudah makan dua bungkus mie instan beserta dua telur setengah matang sebelum Ilona datang. Dia juga belum merasa lapar.

Ya jadi, suara itu pasti suara perut Jay.

"Kalo lo laper, makan aja jagung yang itu. Ilona sengaja bawa jagung buat lo."

Jay melirik sekilas, lalu tanpa berkata apapun, dia meninggalkan per apian dan mengambil jagung yang dimaksud Jake.

Dia melahap jagung itu sambil kembali mengipas-ngipas bara api untuk menjaga makanan yang berada di atasnya agar tidak gosong.

Dulu, saat semuanya masih baik-baik saja. Mereka juga sering membuat kemah ala-ala seperti sekarang ini. Biasanya 2 bulan sekali. Selalu di halaman belakang rumah Jay. Sebab rumah Jay sudah seperti basecamp untuk mereka.

Seperti kemah pada umumnya, mereka membangun tenda kecil--yang mereka beli dari hasil patungan-- yang nantinya jadi tempat bermalam mereka. Meskipun di dalam tenda, mereka tidur dengan keadaan yang berhimpitan sebab tenda yang mereka beli itu sebenarnya berkapasitas dua orang. Tapi apalah daya, mereka terlalu malas menabung untuk membeli tenda baru. Jadilah mereka memakai tenda yang ala kadar nya.

Lalu, seiring bertumbuh tinggi nya badan mereka, tenda kecil itu terpaksa di gantikan dengan tenda baru yang lebih besar.

Semuanya masih teringat jelas dalam benak. Terukir abadi dalam kotak memori yang tak bisa diganti meski telah hancur.

Jake yang penakut selalu jadi korban kejahilan Jay dan Sunghoon. Seperti saat mereka kemah di malam jumat kliwon. Awalnya, mereka nggak tahu kalau malam jumat itu adalah malam jumat kliwon. Yang dimana, konon katanya, malam jumat kliwon itu malam yang sangat disukai para hantu untuk berkeliaran.

Ketika itu, tepat pukul 12 malam. Jake tiba-tiba kebelet buang air. Dia sudah menahannya sekuat tenaga. Tapi yang namanya kebelet pipis, mau ditahan sampai benar-benar tertahan pun ujung-ujungnya bakal jadi penyakit. Akhirnya, Jake yang kebagian tidur di tengah pun berniat membangunkan Jay untuk mengantar nya ke toilet.

"Jay, ayo dong anterin gue. Gue udah gak tahan. Kalo sampe gue ngompol. Lo juga bakal ikut basah, Jay.." Jake berujar lirih sebab air pipis nya sudah diujung.

"Yaelah ngapa minta dianter sih? Toilet gue nggak angker kayak toilet sekolah. udah sana sendiri aja." Jay terusik. Jelas saja, dia sudah lari-lari di alam mimpi bersama IU.

Ya benar juga sih, cuma ke toilet. Dan toilet itu ada di dalam rumah Jay yang tingkat pencahayaannya seperti lampu gedung.

Tapi namanya takut. Gak bisa di lawan dengan mudah kan?

Ephemeral || Jay Sunghoon Jake [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang