BAGIAN 9- Keseleo

202 20 2
                                    

Pagi nya.

Setelah melewati jam tidur yang bisa dibilang nggak enak. Yaa gimana enggak? Ilona baru bisa ter tidur sekitar jam 3 pagi. Terus jam 6 nya udah kebangun sebab ponsel nya terus saja berbunyi. Bukan berasal dari alarm, melainkan panggilan telepon yang ketika ditolak, akan menelepon lagi.

Ilona mengerang kesal, dia meraba ponsel nya untuk kemudian meng klik ikon hijau disana.

"Kenapa ditolak terus si? Lagi sibuk lo?"

"Ren, gue baru tidur jam 3 lohh. Lo bisa gak teleponnya agak siangan aja?"

"Nggak bisa, ini penting."

"Kenapa lagi si?"

Ilona merubah posisi nya jadi duduk. Dia mengusap wajah bantalnya yang menurutnya terlihat cantik.

"Lo bangunin mereka sekarang. Ajak olahraga keliling komplek atau apa kek gitu. Biar mereka ada aktivitas bareng."

"Ahh enggak ah, males. Lo tau sendiri kan gue nggak pernah olahraga."

Ilona menutup panggilan teleponnya, lalu mematikan ponselnya. Dia sudah punya cara sendiri untuk membuat Jay, Sunghoon danJake bersatu. Jadi tidak salah kan mengabaikan Rena yang terlalu bertele tele?

Ilona membuka tenda nya, beranjak untuk menghampiri tenda si tiga cowok ganteng. Ilona cuma penasaran, gimana sih bentukkan muka tidur dari cowok tampan yang kini jadi temannya.

Tanpa izin, Ilona menarik retsleting yang ada diujung pintu tenda. Mata nya terbuka sempurna, mulutnya ternganga lebar ketika melihat Jay yang sangat pulas sembari memeluk Jake. Begitu pun Jake yang balik memeluk Jay. Sedangkan Sunghoon menghadap sisi lainnnya dengan acuh.

Selimut yang Jake kenakan sudah terlampir acak di wajah Sunghoon, sedangkan ia jadi satu selimut dengan Jay. Rambut Jay menempel dengan hidungnya Jake. Bikin Ilona dibuat penasaran akan wangi rambut hitam itu sampai-sampai Jake tak terusik sama sekali ketika helaian rambut itu menusuk-nusuk hidungnya.

Tidak ingin meninggalkan moment, Ilona pun memotret kemesraan yang dibuat Jake dan Jay. Ia terkikih geli ketika melihat kembali foto itu. Tak menyangka jika dua orang yang saling bermusuhan itu masih memiliki hati lembut satu sama lain.

Suara tawa nya yang cukup keras ternyata membangunkan Sunghoon. Tapi Ilona tak menyadari, sebab ia sudah duduk di tepi kolam sambil masih cekikikan. Sunghoon yang belum benar-benar terkumpul nyawa nya pun hanya memandang Ilona dengan mata memyipit. Dia beranjak dari tidur nya, tak menyadari Jay dan Jake yang  tidur saling berpelukan.

Dengan langkah gontai, Sunghoon menghampiri Ilona dan ikut duduk di tepi kolam.

"Ehh, Hoon, udah bangun ya?" tanya Ilona, begitu sadar akan kehadiran Sunghoon.

"Iya nih, kebangun gara-gara suara ketawa kamu." Jawab Sunghoon, diakhiri dengan cengiran lebar nya yang membuat dua lesung kecil tercetak di pipi nya.

"Hehe, sorry yaa, gue emang suka gitu kalo ketawa. Abisnya nih ya, Jake sama Jay, ternyata bisa akur ya kalo lagi tidur."

Ilona menunjukkan foto yang dia ambil tadi, membuat Sunghoon ikut merekahkan semburat senyum yang bikin gigi dan lesung kecil di pipi nya terlihat dengan begitu indah.

Astagaa Sunghoon! dia hampir saja membuat Ilona lupa cara nya bernapas.

"Mereka emang gitu, Jake nggak bisa tidur kalo gak meluk sesuatu. Kalo Jay, dia orangnya gampang nyaman sama pelukan. Yaa begitu deh sebenarnya mereka, masih dua orang yang semestinya bisa saling melengkapi."

"Gue tau mungkin susah buat bikin mereka akur lagi. Terutama ngelawan si kepala batu. Tapi kalo gue gagal, itu sama aja gue ngecewain Rena."

"Ahh ya, Rena." Sunghoon jadi teringat, semalam ketika menanyakan kabar Rena, Ilona belum sempat menjawab. "Gimana kabar nya?"

Ephemeral || Jay Sunghoon Jake [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang