Pagi pagi buta, Manaka kebangun gara-gara ada suara gaduh yang berasal dari dapur. Biasanya juga Manaka ga terpengaruh, karena mikirnya pasti Rika atau Nao lagi bikin sarapan. Atau Ten yang sekarang mulai doyan minum susu subuh-subuh. Katanya biar cepat tinggi dan bisa naik rollercoaster untuk ukuran orang dewasa.
Tapi khusus hari ini. Manaka yang udah berdiri di depan kusen pintu dapur cuma bisa terperangah melihat panci, kuali, teflon, sendok kayu, spatula, sendok sayur dan semua kerabat-kerabatnya berserakan di lantai. Di antara mereka ada Rika, lagi duduk bersila dengan raut wajah kebingungan. "Mmm... Mana yaa.. perasaan.. aku taruhnya di dalam lemari.." keluhnya.
"Rikaaaaa. Ngapain siiiiih... Ini juga, semua diberantakin. Nyari apaan sih?" Omel Manaka.
Rika noleh, "Oh! Pagi sayang. Ini loh.. aku nyari teflon mini. Yang alasnya gambar beruang. Dulu Memi sering pake buat bikin pancake. Kok ga ada ya. Apa dibawa sama Memi?"
Manaka ikut mengingat dimana kira-kira benda tersebut disimpan. Karena seingatnya. Teflon 'kesayangan' Memi itu udah jarang kelihatan sejak Memi memutuskan tinggal bareng Techi.
"Dibawa kali sama dia. Kenapa ga coba tanya aja?"
"Udaaah. Barusan aku telpon. Kata Memi ga ada. Sengaja ditinggal biar bisa dipakai Nao"
"Oooh... Ya udah sih. Beli baru aja. Ngapain coba, sampai semua kamu keluarin kaya gini. Susah tau, harus nyusun satu-satu ke dalam lemari"
"Kan aku ga nyuruh kamu buat nyusun" potong Rika dan langsung jleb ke hatinya Manaka. Hafal banget dia kalo Rika ngomongnya udah judes gini, berarti Rika memang butuh banget teflon itu dan GA BISA diganti yang lain.
"Ung... Aku... Bantuin deh ya. Siapa tau ada di gudang-"
"Ga usah!" Potong Rika langsung. Tuh kan jadi bdmd. Tapi Manaka kekeuh jalan ke gudang. Ruangan yang harus mikir 1.000x sebelum masuk. Kenapa? Karena ruangan yang ukurannya pas pasan kalau dijadikan kamar tidur ini selalu punya kejutan di dalamnya~
Begitu Manaka menyalakan kontak lampu. Di sudut ruangan, terdapat gantungan berbahan dasar besi yang biasa dipakai buat gantungan baju. Diantara barang yang digantung lainnya, si teflon mini yang tadi Rika cari-cari ternyata tergantung manis di sana. Dengan sedikit debu menempel di beberapa bagian.
..
..
..
Meanwhile di kediaman Sugai. Akanen yang baru aja keluar dari ruangan sauna melangkah lurus menuju bangunan besar nan megah yang biasa ia sebut 'rumah sederhana' ke orang-orang.
Udah jadi kebiasaan tiap weekend, pasti Akanen pagi-nya ber-sauna ria. Habis sauna, dia bakal lanjut ke ritual pijat pijat manja. Refleksi, shiatsu, tuina dan segala macam tetek bengek pijat orang kaya lainnya.
Pokoknya, sebelum jam sarapan, Akanen udah duduk di kursi sembari menunggu anggota keluarga yang lain sambil menikmati teh herbal.
Setelah serangkaian demi serangkaian pijat berlalu....
Akanen yang udah duduk di kursi meja makan, menunggu para penghuni kursi lainnya sambil menikmati aroma lemon tea. Aroma doang loh ya. Kalau minuman, hari ini Akanen menikmati rebusan rempah yang jauh-jauh ia beli ke India, yang bikin hidung siapapun yang tidak terbiasa jadi sedikit agak geli karena aromanya cukup menyengat. Kalo kata Techi, Akanen udah kaya nenek nenek yang suka duduk di teras sambil minum teh dan makan keripik senbei.
Penghuni pertama muncul..
Bukan penghuni tetap juga sih. Soalnya Neru kan udah beda rumah. Kebetulan aja ada di sini karena disuruh nginap sama Akanen. Dipaksa sih.

YOU ARE READING
Caplang's Diary (III)
FanfictionHanya corat coret ga jelas keluarga caplang dan pasukan pasukannya. Random dan enggak saling berkaitan satu sama lain karena udah punya keluarga, rumah, dan masalah masing-masing. Pokoknya baca aja deh ya 😹😹