19. Weakness

5.6K 1K 374
                                    

___________

Lelaki harus salah untuk menjadi benar di mata perempuan.

Sepertinya ungkapan itu memang sebuah fakta yang harus para laki-laki ketahui. Sama halnya yang sekarang tengah dirasakan pria berkaus putih yang nampak memasang wajah bantalnya memasuki dapur. Beberapa orang rumah sempat saling tatap melihat kedatangan Taehyung dengan tampang wajah yang dipaksakan untuk berseri.

Ayah dan ibu Wonhee seolah berbicara lewat tatapan mata ketika melihat calon menantunya ke dapur hendak mengambil air. Pria Kim itu sempat menyapa dengan mengucap salam selamat pagi dengan ramah. Namun dari kedua mata Taehyung, orang tua Wonhee paham jika pria ini sedang tidak baik-baik saja.

Jadi, kemarin siang ketika Tuan Jeon datang dari pantai, ia melihat Wonhee dan Taehyung tidak saling bicara satu sama lain. Mereka terlihat sedang bertengkar dalam diam, perang dingin begitu. Aura yang mereka perlihatkan juga tidak bersahabat, mau bertanya tapi enggan. Tuan Jeon melarang istrinya untuk bertanya kenapa pasangan yang baru bertunangan itu berselisih dalam rumah. Dilihat dari cara Taehyung bersikap pada Wonhee yang seolah tidak mau peduli seperti biasa-biasanya.

Padahal Tuan Jeon sangat tahu sekali bagaimana perangai Taehyung jika sudah menyangkut Wonhee itu sangat rela berkorban demi anak wanitanya itu senang. Dari kemarin terlihat berbeda, bahkan Taehyung tidur di gazebo luar beralas matras dan dililit selimut tebal. Pisah kamar dengan Wonhee atas niatnya sendiri.

Cukup untuk membuktikan, jika Taehyung dan Wonhee pasti bertengkar ketika mereka tinggal pergi ke pantai. Padahal kemarin sudah berangan jika mereka membiarkan pasangan itu berduaan, mereka jadi lebih mesra. Bukannya mesra malah dapat dukalara.

"Taehyung ayo duduk, langsung sarapan." Nyonya Jeon yang menaruh lauk di meja makan itu menyuruh Taehyung duduk.

Namun ketika Taehyung hendak menjawab matanya melirik ke arah lain seakan pria itu melihat sesuatu yang membuatnya jadi ragu. "Nanti saja, Taehyung mau menelepon mama dulu."

Pria itu pergi dengan segera, dan Nyonya Jeon mengetahui alasannya ketika melihat Wonhee datang bersama neneknya. Tuh, 'kan, sudah terlihat jelas jika mereka satu sama lain tidak mau berdekatan.

Perginya Taehyung itu, dilihat oleh Wonhee sendiri, namun wanita itu mengabaikan walau wajahnya terlihat jelas nampak kesal. Sudah seharian tidak diajak bicara oleh Taehyung dan dia bersikap seolah-olah Wonhee adalah sebuah kuman yang patut dijauhi.

Entah bagaimana ia seperti itu, Wonhee merasa ini bukan karenanya. Ayolah, Wonhee benci didiami tanpa alasan yang jelas.

Yah, apa yang bisa diharapkan dari seorang wanita yang gengsi ditambah selalu merasa diri paling benar seperti Wonhee? Pun ia juga tidak peka.

Orang tua Wonhee pun juga sadar dengan tingkah pasangan yang baru bertunangan itu. Kalau terus bermusuhan seperti ini, bisa-bisa sampai rumah tidak akur. Merasa bersalah sebab membiarkan mereka berduaan bukannya makin cinta, malah sebaliknya mereka bertengkar.

Nyonya Jeon yang terlihat sendu diperhatikan sang suami. Ayah dua anak itu mendekati istrinya ketika hanya ada mereka berdua di dapur sebab Wonhee serta neneknya sudah lebih dulu ke ruang tengah untuk makan.

"Kutebak yang ada di dalam pikiran kita sama?" tanya Tuan Jeon menatap serius istrinya. "Wonhee dan Taehyung?"

Nyonya Jeon mengangguk, "Aku lebih suka melihat mereka bertengkar adu mulut daripada diam-diaman seperti ini. Aneh rasanya, Taehyung baru pertama kali terlihat cuek. Yang kutahu, anak itu sangat penyabar menghadapi Wonhee. Pasti Wonhee membuat kesalahan besar padanya."

Helaan napas dari Tuan Jeon terdengar lelah, "Biarkan mereka damai dengan sendirinya. Nanti juga mereka tidak sadar saling bicara." ujarnya seakan berpengalaman.

AcmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang