04. Sibling

15.2K 1.8K 457
                                    

___________

"Kau apakan temanku ha!?" Hala membuntuti kakaknya yang sedang ke dapur mengambil minuman, "Wonhee tidak mau berteman denganku, setelah kau mengunciku kemarin. Kau apakan dia!?"

Taehyung memejamkan mata ketika suara cempreng adiknya ini berdengung keras sekali di telinganya. Sial, adik jenis apa ini?

"Kita tidak melakukan apa-apa. Hanya tidur dan ... sedikit ada acara tempel menempel."

Kedua mata Hala sontak melotot, melihat sang kakak yang sekarang sudah berlalu melewatinya sambil membawa minuman. Acara tempel menempel apa maksudnya?

Perempuan itu kembali berlari menghalangi perjalanan Taehyung, "Kau harus tanggung jawab, sekarang Wonhee tidak mau menemuiku lagi. Dia tidak mau berteman denganku dan itu karenamu!"

"Kenapa salahku?" Taehyung melipat tangannya di depan dada, menunduk sedikit lalu mencetak wajah menatang pada Hala, "Siapa suruh kau kencan malam-malam, dan meninggalkan temanmu sendirian di dalam rumah. Dari awal itu memang salahmu! Sana pergi ke kamar. Aku sibuk."

Taehyung enggan meladeni adiknya, dan memilih berjalan kembali tidak mempedulikan Hala.

"Kak Taehyung!"

Hampir saja Hala menerjang punggung lebar kakaknya dari belakang, sebelum kakaknya itu tiba-tiba berbalik dan menudingnya, "Teriak sekali lagi, jangan harap aku memberikan uang jajan tambahan padamu."

Hala langsung terdiam. Kelemahannya hanya itu jika sedang berdebat dengan sang kakak. Kalau ada yang ia inginkan, pasti minta uangnya pada Taehyung. Kakaknya itu, kan kaya sekarang. Sudah bisa menghasilkan uang sendiri.

Berbeda dengannya, yang hanya bermodal memberikan telapak tangan pada orang tua. Meminta-minta seperti pengemis.

Taehyung yang melihat saudarinya itu bungkam tersenyum senang. Ini permasalahan yang sangat mudah untuk diselesaikan. "Pergi ke kamarmu. Aku lebih suka melihatmu mengungsi di dalam kamar daripada berkeliaran ke sana kemari."

Pada dasarnya, Taehyung sudah Hala anggap orang tua sendiri. Dengan ayah ibu yang jarang pulang, Taehyung lah yang menjadi penasehat, pelindungnya setiap hari. Jadi, tentu Hala akan menurut dan hormat pada kakaknya itu. Apalagi sogokannya adalah uang. Hala, kan tidak bisa menolak.

"Tapi katakan dulu, kenapa Wonhee begitu? Kau apakan dia?"

Taehyung merasa prihatin dengan hidupnya. Kenapa harus punya saudara yang ngototnya minta ampun begini. Lelaki itu langsung tersenyum hingga kedua matanya menyipit, dan itu merupakan ekspresi yang bagi Hala sangat menyebalkan.

"Aku kawin dengannya."

Hala sontak memijat pangkal hidungnya ketika mendengar kalimat itu terlontar. Sudah ia duga, pasti Wonhee diapa-apakan. Dengan sigap kedua tangan Hala itu sudah berada di leher Taehyung.

"Kakak sialan kau! Aku akan adukan pada mama nanti!"

Berakhirlah Taehyung menjambak rambut adiknya, merasa kehabisan napas ketika lehernya dicekik. Tolong, Taehyung ingin menghubungi jasa tukar adik sekarang.

***


Wonhee menatap kosong pintu kaca restoran ayamnya. Hari ini ia memang tidak ada jadwal kuliah, padahal ia ingin sekali ke kampus agar ketika disuruh menjaga restoran seperti saat ini ia ada alasan. Jadi tidak disuruh-suruh.

Ia terdiam ini juga ada sesuatu yang menyangkut di otaknya. Tentang Taehyung kemarin, yang menyatakan sesuatu yang pernah Wonhee harapkan tapi sekarang sudah hilang.

AcmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang