20. Pounding

8.1K 993 416
                                    

WARNING!
___________________

"Kamar dengan dua tempat tidur?" Petugas guest house itu nampak heran setelah mendengar permintaan Taehyung yang memesan kamar untuk dua ranjang. "Maaf sekali Tuan kami di sini tidak memiliki kamar dengan dua tempat tidur. Tapi kami menawarkan paket menginap untuk bulan madu saat ini dengan harga bonus."

Taehyung tergelak mendengar itu, ia melirik Wonhee yang sekarang sedang mengalihkan wajahnya ke arah lain. Malu pasti mendengar resepsionis ini mengira jika mereka menginap ke sini sebagai pasangan yang baru menikah. Tidak salah, sebab wajah Taehyung dan Wonhee sudah nampak seperti pasutri.

"Saya pesan kamar biasa saja."

Resepsionis itu mengangguk, namun sebelum itu ia kembali melirik Taehyung ragu. "Anda yakin? Kamar biasa agak lebih mahal dengan kamar bulan madu saat ini yang sedang dalam masa promo."

Taehyung menelan ludahnya, sebenarnya siapa di sini yang datang sebagai pelanggan? Kenapa urusan memilih kamar harus diatur oleh resepsionis ini. Taehyung mau marah sebenarnya, tapi ia tahan karena resepsionis itu perempuan.

"Kamar biasa saja." Taehyung menjawab dengan nada yang ditekan setiap menyebut katanya. Giginya diketatkan, dan resepsionis itu langsung mengangguk patuh tanpa menawar lagi seperti sebelumnya.

Mendapatkan kunci, setelahnya dituntun menuju kamar yang dipesan. Tiba-tiba Wonhee mematung ketika mereka memasuki kamar. Ia memandang Taehyung lekat dengan keadaan wajah yang masih sembab usai menangis di mobil tadi.

"Tae ... aku rasa ini berlebihan." Taehyung kontan berbalik menatap kekasihnya yang tengah terdiam, sebelum ia melanjutkan lagi. "Kenapa kita harus memesan kamar?"

Sejujurnya Taehyung ingin sekali mengumpat, kenapa Wonhee tidak protes sebelum ia memesan kamar? Kenapa ketika mereka telah berada di dalam kamar, wanita ini baru bertanya? Kenapa? Bingung dengan isi kepala para wanita itu apa. Terlebih wanita seperti Wonhee ini. Tapi untungnya, Taehyung bisa sabar menghadapinya. Lagipula yang membuat Wonhee jadi seperti sekarang juga karena ulahnya.

"Kau bilang ingin menenangkan dirimu, 'kan? Katanya malu pulang dengan wajah sembab."

Wonhee diam, ekspresi wajahnya saat ini tidak bisa Taehyung terka sedang merasakan apa. Pria Kim itu menghela napasnya berat melihat kebimbangan kekasihnya, "Baiklah, kita pulang kalau begitu. Atau cari tempat lain yang bisa menenangkan hatimu."

Belum sempat Taehyung menggapai pintu, Wonhee sudah menahan tangannya supaya pria itu tidak pergi. "T-tidak usah! Tidak perlu. Kau sudah memesan kamar, rugi kalau tidak dipakai." cicitnya malu. Dan itu adalah pertama kalinya Taehyung melihat Wonhee tersipu seperti bukan menjadi sosok dirinya yang bengis.

Taehyung tidak masalah bila ia telah memesan kamar ini tanpa dipakai untuk menginap, rencana memang ia akan pulang setelah Wonhee merasa lebih baik. Entah itu kapan, Taehyung mau saja. Masalahnya adalah kenapa ia pikir menginap beberapa jam di guest house termasuk jalan keluar supaya Wonhee meredakan tangis? Padahal, 'kan, bisa juga mengunjungi tempat lain—selain penginapan.

Ya, ini yang Taehyung maksud dengan memanfaatkan kesempatan di atas kepiluan kekasihnya. Jahat? Tidak juga. Mereka tidak akan melakukan apa-apa di sini, sebab Taehyung pikir Wonhee butuh tempat yang tenang untuknya meluapkan emosinya saat ini seperti apa.

Dilihat Wonhee sembab di tempat umum juga menjadi alasan Taehyung memilih berdiam di sini. Karena ia tahu kekasihnya tidak suka jadi pusat perhatian. Duh, Taehyung sangat perhatian sekali, bukan?

"Aku membasuh wajah dulu." kata Wonhee serak usai melepas mantelnya yang ia taruh di atas ranjang. Taehyung yang duduk memainkan ponsel di pinggir ranjang itu mengangguk, membiarkan kekasihnya masuk ke dalam kamar mandi.

AcmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang