11. Pissed

10K 1.4K 735
                                    

__________

Tidak ada hal yang paling menyebalkan bagi Wonhee ketika harinya disambut dengan cengiran Taehyung yang menurutnya menyebalkan sekali untuk dilihat.

Perempuan dengan rambut yang digelung acak itu menghentak kaki keras ketika membawa sepiring camilan kering untuk Taehyung ke atas balkon rumahnya. Kesal sekali, setiap ia ingin menolak permintaan Taehyung pasti laki-laki itu tiba-tiba mengaduh dengan nada yang keras membuat ibunya otomatis membentak Wonhee lagi.

Menggunakan pakaian santai; celana pendek dan kaus oblong, Wonhee menyodorkan camilan kering pada Taehyung yang tengah duduk nyaman di kursi melihat pemandangan dari atas rumah. "Ini jamuannya Yang Mulia," Wonhee menunduk hormat layaknya menjadi seorang pelayanan kerajaan pada Taehyung.

Laki-laki Kim itu merasa terkejut dengan kehadiran Wonhee, tapi melihat tingkah kekasihnya ini ia jadi tertawa, "Kau apa-apaan sih? Ada-ada saja."

"Ini yang kau mau, kan?" Wonhee mendelik, "Mengerjaiku seharian, menjadikanku babu."

Taehyung meraih piring berisi makanannya, "Ya, sepadan dengan waktu lalu. Dulu aku yang kau jadikan babu, sekarang gantian kau yang kujadikan babu." Taehyung menyadari sesuatu setelah mengunyah camilannya, "Eh, tidak, tidak. Jadi ratuku saja, itu lebih bagus."

Mengangkat bahunya, Wonhee memilih untuk berlalu menuju ke arah ruang tengah mencari salep di kotak obat. Berlebihan kan, hanya karena luka lecet di pipi Taehyung itu, Wonhee jadi pembantu.

Taehyung menyebalkan sekali, karena Wonhee tak mau datang ke rumahnya untuk merawat Taehyung, laki-laki itu malah berinisiatif datang sendiri ke sini. Dengan dalih, Wonhee harus bertanggung jawab dikarenakan Taehyung dua hari lagi akan bertemu dengan seseorang.

Dan sangat tidak mungkin sekali dengan keadaan wajah yang memar-meski sedikit, Taehyung saling bertatapan dengan teman bisnisnya. Well, Taehyung itu sangat menjaga penampilan omong-omong.

Padahal Wonhee sudah menyuruh agar datang ke klinik terdekat yang menyediakan obat yang ampuh memudarkan memar. Tapi laki-laki itu bebal sekali, ia tidak mau dirawat kalau bukan dari tangan Wonhee.

Licik sekali, kan. Ditambah Taehyung selalu berlindung dari ibunya Wonhee kalau merasakan hawa kekasihnya nampak marah menerima perlakuannya hari ini. Wonhee kesal. Tapi Taehyung suka mengganggunya, bagaimana dong?

"Ini pakai salep dulu." Perempuan tinggi itu duduk di samping Taehyung dengan tatapan yang amat datar. Telunjuknya hendak mengoles sesuatu ke pipi Taehyung yang nampak masih membiru.

"Tunggu dulu," Tangan Taehyung menahan pergerakan Wonhee, "Katanya kalau pipiku ini dicium, pasti sakitnya langsung hilang berangsur-angsur, Hee. Coba deh," Laki-laki itu menyentuh pipinya.

Wonhee tersenyum manis, kelewat manis sampai-sampai Taehyung jadi takut untuk melihatnya, "Huu benarkah, aku cium pakai kepalan tanganku saja, bagaimana?" Wonhee menunjukkan kepala tangannya di depan Taehyung.

Laki-laki Kim itu terkekeh sejenak, ternyata Wonhee belum bisa menerimanya. Maksudnya menerima perlakuan selayaknya sepasang kekasih, memang salah ya Taehyung manja dengan Wonhee?

Tapi Taehyung sadar kok, wanita ini ia dapat dengan cara memaksa sudah pasti ia dicintai dengan cara yang sama juga. Tidak tulus.

"Mudah-mudahan kau mau membuka diri untukku, Hee." gumamnya, "Walau sulit."

Wonhee memilih bungkam. Wajahnya terkesan datar, ia menggerakkan tangannya untuk memoles salep di pipi Taehyung. Sempat terpana juga dengan paras tampannya, walau hanya sekejap lantaran ia masih terbayang bagaimana laki-laki ini memperkosanya waktu itu. Tidak pernah hilang dari ingatannya.

AcmeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang