18.Penjelasan

651 51 3
                                    

Setelah mengantar Loreta pulang dari bioskop,Arga pun sudah tiba dirumah. Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam.

Arga mencari ayahnya untuk meminta penjelasan yang di katakan Annisa tadi benar? Atau dia mengarang cerita?

Entah lah yang penting sekarang dia harus berbicara dengan ayahnya.

Saat ini ayah Arga berada diruang kerja. Sebelum masuk dia mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok tok tok

"Siapa?"tanya ayah Arga dari dalam ruangan kerja.

"Arga yah,boleh masuk sebentar? Arga mau ngomong sesuatu sama ayah"
Arga meminta izin terlebih dahulu,walaupun dia sangat marah sekarang.

Tetapi dia masih memiliki sopan santun kepada orang tuanya.

"Waktu kamu 5 menit Arga,ayah banyak urusan kantor" balas ayah Arga menyetujui.

Arga langsung menanya inti pembicaran dan tidak perlu basa basi lagi.

"Kenapa ayah nggak kasih tau Arga tentang mengulang perjodohan sama Annisa?" Tanya Arga sambil mengatur nafasnya memendam amarah.

"Kamu tau dari mana?" Balik tanya ayah Arga.

"Annisa,kemarin waktu di acara ulang tahunnya ayahnya dia bilang ini bukan sekedar acara biasa tapi juga sekaligus acara perjodohan" balas Arga cepat.

"Ayah mau ngasih tau kamu disaat kamu pulang dari pesta itu" balas ayahnya.

"Arga nggak mau di jodohin sama Annisa lagi yah" tolak Arga mentah-mentah.

"Tapi ini juga menyangkut bisnis ayah" ucap ayah Arga tegas.

"Jadi ayah lebih mikirin bisnis daripada anak sendiri?

Arga ini anak kandung ayah bukan? Atau Arga hanya anak pungut"jawab Arga membentak ayahnya.

Plak

Suara tamparan mendarat keras di pipi Arga, Arga mengatur nafasnya agar tidak tersulut emosi dan menahan rasa perih di pipinya.

Ibu Arga yang mendengar suara gaduh di ruangan kerja suaminya melihat keadaan yang terjadi.

"Arga kamu gak apa-apa nak?" Tanya ibu Arga sambil mengusap pipi anaknya yang memerah.

Arga langsung menepis tangan ibunya dengan kuat.
"Mama juga tau soal perjodohan ini?" Tanya Arga.

"Maafin mama Arga,hanya ini satu-satunya cara agar perusahaan ayah mu nggak bangkrut" balas Ibu Arga dengan nada yang sedikit sedih.

"Di rumah ini emang gak ada yang bisa ngerti Arga,semuanya harus sesuai keinginan kalian.

Arga bukan boneka Yah yang bisa diatur-atur sesuka hati Ayah"

Arga kemudian pergi dari ruang kerja ayahnya dan menuju kamar.

Dia membereskan beberapa baju di dalam tas ransel miliknya.

Ibu Arga menyusul Arga yang masuk ke dalam kamar.
"Kamu mau kemana sayang?" Tanya ibu Arga dengan lembut.

"Buat apa Arga tinggal disini kalau semuanya gak bisa ngertiin Arga"

ArgataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang