Chapter 01 - Kejadian tak terduga

24 8 5
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

"Hmm, hmm .... Na, nanananana. Lalalalalala ...." Seorang gadis cantik bernyanyi dengan penuh percaya diri jika suaranya sangatlah indah nan merdu. Ia menyenandungkan lagu, yang entah itu lagu apa.

"Kanaya .... " Ia pun menoleh pada salah satu teman perempuan yang memanggil namanya. "Gua duluan, ya," ucapnya yang masih berada diboncengan kekasihnya.

Gadis bersurai hitam itu pun mengembangkan senyumnya sebagai jawaban. Ya, namanya Kanaya Anindya. Yang berstatus sebagai pelajar di SMA Putra-Putri Bangsa.

Kanaya melepas earphone dari kedua telinganya, dan memasukkannya ke dalam tas pink nya itu. Ia hendak mengambil buku komiknya di dalam tas yang berada di pundak kirinya. "Jambrettt!" Teriak Kanaya dengan suara lembutnya.

Dua pria berbadan besar, berpakaian serba hitam dengan membawa sepeda motor, berhasil merampas tas kecil kesayangannya itu. Untung saja Kanaya tidak ikut terseret.

Kanaya berlari sekuat tenaga tanpa menghilangkan teriakannya. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Mengapa jalanan ini begitu sepi? Oh Tuhan-pikirnya.

Rasanya ia ingin menangis, tetapi tidak mungkin untuk saat ini. Ia harus berlari lebih cepat lagi untuk mendapatkan tas berharga nya, di mana tas itu berisi semua buku-buku pelajarannya, ponsel, earphone serta proposal yang akan dikumpulkan hari ini.

"Proposal ku .... " Kanaya terjatuh lemas di aspal, kaki kecilnya tidak kuat lagi untuk mengejar pria tua sialan itu.

Gubrak

Kedua mata Kanaya pun terbuka lebar ketika melihat kejadian yang tidak jauh dari posisinya. Seseorang berhasil menghentikan laju penjambret itu dengan ninja merahnya. Dengan tampannya, ia membuka helm yang ia pakai. Terlihat keringat di dahinya dan membuat rambutnya sedikit basah.

Mengapa dia tampan sekali?-batin Kanaya

Laki-laki itu memukul kedua preman dengan helmnya. Tak lama pun, kedua preman itu meringis kesakitan dan berhasil tersungkur ke aspal dengan wajah yang sudah lebam. Dengan sekuat tenaga, salah satu preman itu mengangkat motornya. Mereka berdua pun berhasil menyelamatkan diri.

Kanaya menepuk-nepuk rok abu-abu selututnya berusaha menghilangkan kotoran yang menempel. Ia menghampiri laki-laki tinggi yang tadi menolongnya dengan kaki sedikit tertatih.

"Ha---hai," sapa Kanaya pada laki-laki yang sekarang berada di hadapannya. Laki-laki berseragam putih-abu itu pun hanya menaikkan kedua alisnya, menandakan ada apa.

"Hmm, boleh saya ambil tas saya?" tanya Kanaya sambil menyodori sebelah tangannya.

"Kamu belum mengucapkan makasih," celetuknya. Kanaya pun menepuk keningnya pelan. "Maaf, aku lupa."

Agnaya (On going)Where stories live. Discover now