Chapter 08 - Yang nyuruh yang dosa

2 0 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

"Kenapa harus, kamu?" tanya Kanaya lemah.

Agam menarik kursi dan duduk di sebelah ranjang yang ditiduri Kanaya.

"Aku pacar kamu, Naya. Aku berhak bawa kamu ke sini, kasih perhatian aku ke kamu, 'kan?"

Kanaya tersenyum sinis, "pacar aku? Kakak pacar aku? Cowok mana yang tega biarin ceweknya makan janji palsu?"

Agam berdiri ketika Kanaya hendak turun dari ranjang. "Naya, aku gak ada maksud melakukan hal itu sama kamu. Aku, aku terpaksa berangkat bareng sama Carissa. Ayahnya selalu memaksa aku untuk menjaga dia, yang seperti kamu tahu. Carissa memiliki penyakit jantung, dan itu membuat ayahnya sangat cemas."

"Terus, karena itu kakak gak ada niat buat ngabarin aku gitu? Kakak tahu gak, aku masih mikirin kakak meskipun aku udah telat. Aku takut kakak jemput aku juga, taunya kakak malah udah ada di sekolah duluan sama cewek itu," cetus Kanaya.

"Aku minta maaf, Nay. Aku salah gak kasih kabar ke kamu dulu .... "

"Sssttt, gak usah banyak omong. Aku peringatkan, ya. Gak perlu kasih aku janji-janji yang akhirnya diingkari!" Sela Kanaya.

Ia berjalan menuju ambang pintu dan itu membuat Agam cepat-cepat menghampiri nya. "Kanaya! Dengerin dulu aku," mohon Agam.

"Satu lagi, jangan jadiin Carissa alesan di setiap janji yang kakak ingkari." Ucap Kanaya memperingati.

Agam mencekal tangan Kanaya kuat ketika ia hendak pergi. Agam menarik Kanaya agar masuk, dan ia menutup pintu UKS yang sepi.

"Kanaya, jika kamu menganggap aku menjadikan Carissa sebagai alasan di setiap janji yang aku ingkari. Apa kamu gak pernah berpikir, untuk apa aku menjadikanmu pacar kontrak?"

Kanaya menatap kedua mata Agam. "Sama saja, 'kan? Apa bedanya, aku dengan dia? Kami sama-sama tidak dicintai oleh kakak. Hmm?"

Agam menelan saliva nya dengan susah payah. Itu salah, pikirnya.

Kanaya menepuk bahu Agam.

"Tidak bisa jawab, kan? Sudahlah, tak usah membuang waktu ku untuk hal tidak penting ini. Aku tetap menjalankan tugasku sebagai pacar kontrakmu, lagipula seperti yang kakak bilang. Kita hanya berhubungan di atas kertas saja, mau menyukai atau tidak itu tidak merubah sebuah perjanjian .... "

Kanaya menatap kedua mata Agam, "Sedikit lagi kakak lulus, pasti perjodohan kakak dengan dia akan dilanjutkan. Semoga aku berhasil memutuskan perjodohan itu sebelum kakak lulus."

Agnaya (On going)Where stories live. Discover now