Chapter 03 - Tugas Teman

9 4 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.
.
.

"Gimana?" Kanaya mengadah, melihat laki-laki di hadapannya.

"Bisa, sih. Namun, kamu bakal tau kan apa resikonya pacaran sama aku?"

"Di luar sana banyak banget yang suka dan mengidolakan kamu, Kak. Gimana kalau nanti kita udah jadian, mereka nge-bully aku? Kamu mau tanggung jawab?"

Agam tersenyum meremehkan mendengar ucapan Kanaya. "Terserah mereka mau merespon hubungan kita bagaimana, kita yang menjalani dan kita juga yang tahu apa kebenarannya. Aku hanya ingin jawaban Ya atau Tidak darimu, bukan yang lainnya. Jika, kamu menerima kerja sama ini kamu harus menandatangani surat itu, dan sebaliknya kalau kamu tidak menerima, robek kertas itu," jelasnya.

Dapet uang sebulan gede banget, kan lumayan buat biaya sekolah. Kak Agam juga lumayan ganteng buat aku, eh aku gak munafik. Dia ganteng banget, Ya Allah, batin Kanaya.

Kanaya menggerakkan jari-jemari nya di atas surat kontrak yang telah dibuat Agam. Ya, dia membubuhkan tanda tangan-Nya dengan kemantapan di hatinya. Semoga ini jalan terbaik untukku, batin Kanaya.

Agam tersenyum melihat perempuan mengesalkan di depannya mau menerima ajakan kerja samanya itu. Kuharap, ayah tidak akan memaksaku lagi jika sudah ada Kanaya di hidupku, batin Agam.

Apakah Kanaya dan Agam tidak tahu? Jika, dalam sebuah pertemanan saja pasti ada salah seorang yang melibatkan perasaannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apakah Kanaya dan Agam tidak tahu? Jika, dalam sebuah pertemanan saja pasti ada salah seorang yang melibatkan perasaannya. Bagaimana dengan perjanjian ini? Pacar kontrak? Apa dia tidak berpikir bagaimana ke depannya, bagaimana jika dirinya sendirilah yang terjebak perasaan oleh hubungan yang sebatas kontrak ini?


***

"Nay, lu tau tuh ada apa rame-rame di papan mading?" tanya Gladis—teman dekat Kanaya.

"Enggak tahu, deh. Btw, lu mau lihat ke situ?" Gladis menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "iya, yuk! Gua penasaran banget, taruh tas nya nanti aja. Lu mau gak?"

Agnaya (On going)On viuen les histories. Descobreix ara