Chapter 05 - Rasa yang aneh

5 2 0
                                    

Bonus Pict dari Author😏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus Pict dari Author😏

.
.
.
.
.

"Kanaya." Seseorang memanggilnya dari belakang,  membuat ia membalikkan tubuhnya lagi.

"Ada apa?" Tanya Kanaya dengan ketus. Agam menghampirinya.

"Pulang sama aku," ucap Agam. Membuat Kanaya menatapnya dengan tatapan tidak suka.

"Gak, aku bisa pulang sendiri!" Seru Kanaya. Lalu, hendak pergi jika pergelangan tangannya tidak dicekal oleh Agam.

"Kalau aku bilang bareng aku, ya bareng aku. Paham bahasa manusia gak, sih?!" Kanaya memutar bola matanya malas.

"Aku gak ngerti bahasa kulkas berjalan kaya, Kamu! Udahlah, ngapain sih maksa-maksa," balas Kanaya.

"Kamu mau kalau temen-temen bakal tau kita cuma pacaran kontrak?" tanya Agam menantang.

Kanaya mengusap tengkuknya, "Ya-ya-ya, enggak."

"Yaudah, nih." Kanaya menyipitkan kedua matanya tidak suka ketika Agam menyodorkan helm. Ia pun mau tidak mau harus menerimanya.

Drrrtt ....

Ponsel yang berada di saku celana Agam pun bergetar. Ia melihat siapa yang meneleponnya. Nama "Papa Carissa".

Untuk apa dia meneleponku, batin Agam.

Agam pun mengangkatnya.

"Assalamu'alaikum, Gam."

"Wa'alaikumussalam, ada apa, Om?"

"Gini, Gam. Tolong anterin Carissa pulang, ya! Supir gak bisa jemput hari ini, karena Om ada meeting mendadak. Takutnya Carissa malah pulang sendiri, dia kan baru mendingan. Om khawatir, jantungnya lemah lagi."

"Ah, tapi---tapi. Gimana ya, Om. Agam juga harus anterin pacar Agam."

"Sejak kapan kamu deket perempuan lain selain Carissa, Gam? Bukannya kamu tau, kalau Carissa sangat menyayangi, kamu?"

"Oke, Om. Agam anterin Carissa pulang. Dia baru keluar, tuh. Assalamu'alaikum."

Agam sangat malas berdebat dengan teman ayah nya yang sangat mengatur hidupnya. Apalagi dalam soal percintaan. Ia langsung mematikan panggilannya secara sepihak. Dan memasukkan ponselnya ke saku jaket.

"Kenapa?" tanya Kanaya yang memerhatikan perubahan raut wajah kekasih kontraknya itu.

"Sorry, aku harus anterin sahabatku pulang. Lain kali aja ya, kita pulang barengnya," jelas Agam. Membuat Kanaya merasakan sesuatu yang aneh di hatinya.

Cemburu? Mana mungkin aku cemburu. Haha, batin Kanaya.

"Carissa," panggil Agam pada seorang perempuan cantik, tinggi dan putih yang sedang berdiri di depan gerbang seraya memainkan ponselnya.

Carissa menoleh, ia pun mendatangi tempat di mana Agam dan Kanaya berada saat ini.

"Ada apa, Gam?" Tanya Carissa seraya melirik Kanaya yang masih memeluk helm milik Agam.

"Lo gak ada keperluan lagi, 'kan?"

Carissa menggelengkan kepalanya. "Gak ada, kenapa?"

"Sekarang kita pulang, keburu hujan." Balas Agam sembari mengenakan helm hitamnya.

"Lah, kata, lo. Lo, ada urusan? Lagi juga, bukannya lo mau pulang bareng pacar lo, ini?" Runtutan pertanyaan pun keluar dari bibir pink Carissa.

"Lo, banyak tanya. Kalau bokap lo gak nyuruh gua. Gua juga bakal nganterin lo pulang, gua pasti nganterin pacar gua," celetuk Agam.

Hati Carissa pun mencelos, mendengar perkataan pedas dari Agam. Yang sebelumnya tidak pernah Agam ucapkan. Ya, dahulu dan saat ini. Agam sangat berbeda.

Apa karena keluarga ku yang terlalu mengekang Agam?, batin Carissa.

"Oh, gua juga bisa pulang sendiri. Lo, sama pacar lo aja. Kasian pacar, lo." Ucap Carissa.

"Carissa," panggil Kanaya ketika Carissa hendak menjauh dari posisinya.

"Iya?"

"Kita gak akan tau ke depannya bakalan kaya gimana. Yang sehat bisa sakit, yang hidup bisa mati. Selagi ada kesempatan baik, kenapa lo menghindarinya?"

Agam tertegun, ia tersenyum tipis mendengar ucapan Kanaya. Carissa pun memperhatikan wajah Agam dan Kanaya secara bergantian. Ia mengangkat sebelah alisnya. Kesal, ia sangat kesal berada di keadaan seperti ini.

"Gua, gak menyia-nyiakan kesempatan. Gua cuma kasihan sama lo, Nay. Lo, kan pacarnya Agam. Gua cewe, gua ngerasain posisi, lo. Gak kaya, lo." Ketus Carissa.

"A---ah? Haha .... Nih, Gam. Helm nya aku balikin, makasih banyak." Agam menerima helm tersebut.
"Dan satu lagi, jangan pernah ajak aku ke mana pun. Kalau kamu masih punya ekor," celetuk Kanaya.

"Apa maksud kamu?" tanya Agam menantang.

"Udah lah, Gam. Udah gelap, ayo! Kita pulang," sahut Carissa yang sudah duduk di jok belakang.

Agam memberikan helm nya pada Carissa. "Aku pulang duluan," pamit nya.

"Ya, silakan sana. Gak perlu pamit, aku bukan ortu kamu." Jawab Kanaya tanpa berniat membalas tatapan Agam.

"Kanaya," panggil Agam dengan nada sedikit ditinggikan, seakan memberikan peringatan.
Kanaya memutar kedua bola matanya malas, ia pun melihat kedua manik mata tajam milik Agam.

"Kenapa lagi, sih?"

"Cepetan pulang, udah mendung." Pesan Agam.

"Mendung belum tentu hujan, yang perhatian belum tentu sayang. Haha .... " Balas Kanaya.

Carissa pun menyipitkan kedua matanya tidak terima, apakah ia merasa tersindir dengan perkataan Kanaya? Oh, tentu.

"Kanaya! Kalau dibilangin pacar tuh, nurut. Cepetan pulang, aku sama Carissa pulang duluan. Hati-hati di jalan."

Setelah mengatakan itu, Agam pun menjalankan motor ninjanya dengan kecepatan normal. Ada merasa yang hilang ketika Agam pergi, Kanaya memperhatikan Carissa yang memeluk Agam dari belakang. Dan itu membuatnya sedikit sedih. Sedikit? Tidak, ia sangat cemburu. Meskipun dia selalu menentang kalau ia memiliki perasaan pada Agam. Tetap saja, Agam kekasihnya. Hati siapa yang tak terluka ketika pacar kita sendiri mengantar pulang perempuan lain, bukan?

"Ngapain lo jadiin gua saingan lo, Carissa?! Gua orang miskin, gua bakalan kalah sama cewe berduit kaya, lo. Bagaimana pun, gua perempuan. Gua juga ngerasain sakitnya diduain. Pacar bisa putus, tapi persahabatan? Entahlah, sampai kapan gua terjebak sama hubungan konyol ini. Cuma karena uang, gua ngorbanin perasaan gua buat sebuah permainan .... " Lirih Kanaya dengan tatapan kosongnya yang menatap aspal.

.
.
.
.
.

Klik bintang di bawah ini, ya ⬇Kami sangat mengapresiasi dukungan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Klik bintang di bawah ini, ya ⬇
Kami sangat mengapresiasi dukungan kalian. Jangan lupa komen, biar author semakin semangat dan up sesuai dengan waktunya.
Maaciw😍

Agnaya (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang