🌼 Bagian keempatbelas🌼

109 122 19
                                    

Happy reading guys 🍑.

Hari ini adalah hari dimana seharusnya Gea, Gio dan Edgar berkemah di puncak. Tapi akibat insiden Gea yang pingsan dan di rawat di rumah sakit, mereka memutuskan untuk tidak ikut.

Untuk yang lainnya mereka tetap ikut kemah, awal nya mereka jika tidak ingin ikut berkemah. Tapi Karna ucapan Edru untuk mereka agar tetap ikut dan terpaksa lah mereka ikut berkemah.

"Hah, gak ada Gea gak seru ih" Indri yang duduk di depan tenda nya dan Tessa melempar lempar kerikil dengan kesal.

"Iya" ujar Tessa juga.

"Gw sumpahin juga tuh orang yang bikin Gea kayak gitu" gerutu Tessa.

"Mudahan masa depannya suram, amiinn" Tessa mang amin kan ucapan Indri.

"Eh Lo yang berdua" panggil Erik.

"Apa?" Sewot tessa.

"Bantuin Lo pada, pada enak enakan duduk duduk nyantai" ucap Erik dengan kesal, dari tadi tessa dan Indri hanya asik mendumel dengan batu kerikil yang di lempar sembarang arah.

"Ya terserah kita lah" jawab Tessa tak kalah kesal, Indri mengangguk.

"Gak ada yang nama nya terserah terserah, ceffat" geram Erik mulai murka.

"Iye iye, sabar"

"Sudah habis stok kata sabar" sinis Erik.

"Bantuin" ujar nya kesal.

"Iya pak haji"

🌼🌼🌼

"Minum obat yuk" bujuk gio tak henti henti nya. Sedari tadi ia selalu membujuk Gea agat minum obat. Tapi Gea selalu menolak alasan nya pahit kek pare.

"Enggak ishhh"

"Hufhhh, yaudah tapi lebih lama di rumah sakit. Trus cuma bisa makan bubur doang" ujar nya menaruh obat di tempat nya dengan tersenyum.

"Eh eh eh, yaudah aku minum obat" putus nya pasrah, mana mau coba dia cuma rebahan di rumah sakit.

"Nah gitu dong," dengan segera gio mengambil obat yang sudah ia letak kan tadi.

Gio memberikan obat 3 butir " banyak banget" jawab Gea.

"Biar cepet sembuh, maka nya banyak"

Dengan susah patah Gea menelan obat tersebut dengan bantuan air "pahit gak?" Jahil gio.

"Huekk, ih pahit banget" kesal Gea dengan raut muka masam.

"Nama nya juga obat" kekeh gio.

"Yaudah istirahat, nanti sore aku ajak ke taman buat jalan jalan"

"Beneran?" Tanya nya berbinar

"He'em" gio mengangguk.

"Yaudah, tapi peluk" pinta nya merentangkan tangan.

"Okey" gio dengan cepat naik di atas brangkar Gea, cukup muat untuk dua orang.

"Usap usap" rengek Gea pada gio.

"Manja banget sii" ujar gio mencium pipi Gea singkat.

My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang