april, 2020

669 106 2
                                    

Dari dua belas bulan di satu tahun yang berisi 365 hari, Eric paling menyukai bulan April. Kenapa? Karena dibulan itulah Sunwoo Kim— orang baik— lahir. Pasti April terasa begitu istimewa karena punya Sunwoo, yang menyapa dunia ditanggal dua belas tahun 2000.

Ada banyak hal yang begitu Eric rindukan dibulan April. Ketika Sunwoo-nya meniup lilin yang tertancap dikue buatan Eric untuk pertama kali atau bahkan ketika bibir Sunwoo menyapa lembut bibir Eric seusai sesi makan kue— mengingatnya saja bisa membuat pipi Eric memerah.

“Selamat ulang tahun.”

Sunwoo yang masih terpaku— kedua sudut bibirnya perlahan membentuk senyuman lebar. Terkekeh pelan, Sunwoo bingung ingin mengucap apa. Maka dari itu dibandingkan berujar ‘terima kasih’, Sunwoo Kim lebih memilih mewujudkannya dalam bentuk sebuah pelukan hangat. Direngkuhnya pelan tubuh Eric Sohn dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain ikut memegang kue salah satu ditangan Eric agar tidak terjatuh.

Pelukan terlepas, Sunwoo menatap Eric dengan senyum masih tampak diwajahnya. Melempar satu pertanyaan yang lantas berhasil membuat pipi Eric memerah.

“Mau dicium di sini—” Sunwoo menunjuk pipi. “—atau di sini?” setelahnya menunjuk bibirnya sendiri.

Eric mengalihkan pandangan sembari membawa kue dengan kedua tangan. “Udah ah, ayo makan kuenya. Aku laper.”

“Aku juga laper,” balas Sunwoo.

“Yaudah ayo makaaaaannn,” Eric merengek.

“Aku laper tapi gak mau makan kue.”

“Lah terus makan apa?”

Sunwoo terkekeh, rupanya Sohn kecil tak peka juga. “Makan kamu, boleh?”

Eric yang mendengar melotot. Refleks mundur menjauh, guna memperlebar jarak agar Sunwoo-nya tak mendekat. “Apa-apaan?!”

Sunwoo menaikan salah satu alisnya, menggoda. “Kenapa? Gak boleh?”

“GAK!”

“Makan itu doang masa gak boleh?” Sunwoo menunjuk bibir Eric membuat Eric kembali melotot panik.

“Demi Tuhan, Sunwoo Kim, kamu kerasukan apaaa??!” Eric perlu waspada karena Sunwoo bisa memakan bibirnya kapan saja. Maka dari itu Eric berjalan cepat menjauh menuju ruang makan guna mengambil pisau untuk memotong kue.

“Bercanda, Eric,” Sunwoo terkekeh melihat tingkah laku Eric yang menggemaskan.

Eric mendengus. Meletakkan kue diatas meja makan, menatap Sunwoo yang masih saja tersenyum menggodanya. Menyodorkan pisau, Eric berbicara dengan wajah masam. “Nih, potong kuenya.

Kamu dong yang potong. Kan aku gak niat makan kue,” ucap Sunwoo enteng sembari duduk di kursi sebelah Eric berdiri.

Eric menatap Sunwoo sengit. “Mulai lagi.

Sunwoo tertawa lagi. Menatap Eric yang dengan emosi memotong kue lalu menaruh potongan kue itu diatas piring kecil sebelum menyodorkannya ke Sunwoo.

Dibilang aku gak mau makan kue, Eric,” Sunwoo melipat kedua tangannya didada. “Maunya makan kamu.”

Eric menodongkan pisau ke arah Sunwoo. “Diem atau kue ini aku lempar ke muka kamu.”

Sunwoo bukannya kapok kembali tertawa terhibur. “Galak bener pacar aku. Jadi makin sayang.

Pipi Eric memerah.

Tuh pipinya udah merah, gimana aku gak boleh makan selain kue ultah?” Sunwoo berkomentar.

mellifluous, sunric ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang