see you, 2025 [end]

918 74 4
                                    

Eric melangkahkan kaki pelan. Berjalan sendirian ditempat pemakaman. Keputusan terakhirnya pergi tanpa sang Mama, karena ia tak ingin ditemani.

Suasananya sendu, seiring Eric semakin dekat dengan tempat Sunwoo beristirahat. Hatinya teremat sakit, menatap tulisan “Kim Sunwoo”, kesayangannya— yang kini telah pergi.

“Halo, Sunwoo.”

Eric menghela napas pelan. “Maaf baru berani kesini.”

“Bulan lalu aku masih takut.. Takut, Sunwoo..”

Eric terisak pelan, bersuara lirih, air matanya menetes seiring ia meremat jaket yang dipakainya. Tebalnya pakaian, sayang tak bisa melindungi Eric dari dinginnya udara.

“Aku masih gak percaya kamu pergi, Sunwoo.. Padahal dua bulan lalu, kita masih baik-baik aja— masih ketawa bareng. Tapi entah, yang kupikir dulu cuman sebatas halusinasi.”

“Jadi sampai sini kisah kita, Nu?” Eric mengusap air mata yang turun dipipinya dengan kasar. “Sampai sini aja?”

Eric sesenggukan. “A-apa kamu— hiks.. Tega.. Harapan terakhir ki-kita— hiks.. Belum terwujud— a-atau bahkan— hiks..

Suara Eric melirih. “Atau bahkan gak akan terwujud.. Sama sekali?”

“Sunwoo.. Aku bolehin kamu pergi ke Los Angeles, bukan ke surga...”

Eric menggigit bibirnya, badannya bergetar— isaknya tak karuan. “Empat setengah tahun aku nunggu— hiks.. Nunggu k-kamu pulang..”

“— Pulang dalam keadaan baik-baik aja..”

“Sunwoo.. Sekarang aku harus apa...”

Eric menunduk. Bayang-bayang Sunwoo yang selalu hadir dalam mimpinya, dalam kesehariannya, membuatnya semakin tak rela. Ia tak percaya, Sunwoo benar-benar pergi— bukan untuk sementara, tapi selamanya...

“Ada banyak hal yang mau aku ceritain dan ada banyak hal yang harus aku tanyain ke kamu..”

“Tapi kamu udah pergi duluan...”

Eric tersenyum sedih disela-sela tangisannya, mengingat apa ia harus mencoret kata “menikah” dalam daftar harapan mereka?

Hanya harapan terakhir... Yang belum terwujud...

Mengusap air matanya, kini pelan— isaknya mereda seiring Eric mundur satu langkah— sakit bagian dadanya tak hilang. Tak mau hilang.

“Sunwoo, makasih..”

“— makasih udah jadi orang yang selalu ngasih Eric kebahagiaan, makasih karena selalu ada di sisi Eric sewaktu Eric lagi ngerasa runtuh...”

“Sunwoo, kamu orang baik..”

Eric ingin menangis lagi, namun sebisa mungkin ia tahan. Sudah sebulan tangis terus-terusan menyiksanya, saatnya ia harus merelakannya.

“Maaf, maaf kalau Eric selalu ngerepotin Sunwoo, selalu buat masalah, manja, nyusahin, Eric ngeselin ya Sunwoo?”

Eric mengulurkan tangannya ke depan, berharap ada tangan yang selalu menggapainya, memberi kehangatan. Namun yang ia temui hanya udara kosong— Sunwoo tidak ada.

Sunwoo kan sudah pergi...

Eric memejamkan mata, air matanya menetes lagi— ia harap untuk terakhir kali.

“Aku gak akan bilang selamat tinggal atau selamat jalan—”

“— tapi sampai jumpa di kehidupan selanjutnya, Sunwoo.”

mellifluous, sunric ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang