Perjodohan

279 21 0
                                    

Setelah meeting selesai. Raya kini berada diruangan Irwan. Berdua dengan bos barunya. Irwan sendiri sudah pulang setelah selesai meeting tadi. Raya masih duduk diam menunggu perintah dari bos barunya. Galang Putra Atmadja.

"Kenapa kamu masih disini..??" Akhirnya Galang bersuara juga. Raya sudah hampir mati kebosanan karna tak ada satupun yang inisiatif untuk berbicara lebih dulu.

"Oh... maaf... kalau begitu saya keluar. Mau lanjut kerja lagi ." Jawab Raya sambil membungkukkan badannya dan berjalan menuju pintu keluar.

Belum sempat ia membuka pintu. Kembali suara Galang terdengar.

"Saya mau kopi. Tolong buatkan saya kopi. Jangan terlalu banyak gula." Pintanya.

"Baik pak.. saya permisi dulu.." jawab Raya kemudian berlalu dan menuju pantri. Ia membuat 2 kopi untuk Galang dan untuk dirinya sendiri.

"Emmmm... wanginya... gue minta yah 1.." kata Melky yang baru saja masuk ke pantri dan dengan watadosnya dia mengambil 1 kopi dan meminumnya langsung didepan Raya.

"Eh... eh... itu kopi buat bos baru... main embat aja.. Dasar...!!!" Sewot Raya yang berusaha mengambil kopi ditangan Melky namun terlambat.

"Ah elaaah.. lo bikin lagi kan gampang... btw... tumben amat lo bikin kopi buat bos.?" Tanya Melky yang masih setia menemani Raya membuat kopi lagi.

"Gara gara pak Irwan tuh... kenapa juga harus gue yang jadi PA buat anaknya...? Yang lain kan masih ada. Jadi nggak bakal bebas lagi dong kerjaan gue..." keluh Raya sambil membalikkan badannya dan bersandar pada meja dapur.

"Lo harusnya bersyukur Ray. Bisa naik pangkat jadi PA tanpa harus bersusah payah.. kan lumayan gajinya gede.." ucap Melky.

"Tapi gue nggak suka keterikatan. Gue suka yang bebas bang..." jawab Raya.

"Udah... jalani aja dulu yang ada didepan mata. Kalau memang nggak mantep baru lo pikirin lagi selanjutnya.." tutur Melky lembut.

Raya merenung sebentar sebelum akhirnya suara bariton seseorang membuyarkan lamunannya. "Apa begitu sulit membuat kopi..??"

Melky dan Raya bersamaan melihat kearah asal suara. Melihat bos barunya yang baru saja berbicara, Melky segera kabur dari dapur dan meninggalkan Raya dengan Galang.

Raya menyumpahi Melky yang langsung pergi meninggalkannya. Kemudian ia beralih melihat kearah Galang "eh... maaf pak. Ini kopinya sudah selesai kok. Saya bawa ke ruangan bapak yah.." jawab Raya sambil berlalu meninggalkan Galang yang masih berdiri menatap kepergian Raya.

16.45 wib

"Haaahhh... akhirnya.. kelar juga tugas gue.." gumam Raya saat ia sudah menyelesaikan artikelnya tadi. Segera ia membereskan barang barangnya bersiap untuk pulang kerumahnya.

Kantor sudah sepi. Hanya beberapa saja mungkin OB yang bertugas dan satpam yang berjaga. Raya melangkahkan kakinya menuju pintu keluar kantor.

Tadi Ratih sudah menawarinya untuk pulang bersama, namun Raya menolaknya karena artikelnya belum ia selesaikan.

Raya menunggu angkutan dijalan. Berharap masih ada yang lewat. Karna kalau jam segini biasanya sepi.

10 menit berlalu. Raya belum juga mendapatkan angkutan sampai ada suara motor yang berhenti didekatnya.

"Mba Raya belum pulang..?" Tanya Abdul, OB dikantor Raya.

"Belum. Lagi nunggu angkot.." jawab Raya

"Jam segini angkutan udah nggak lewat mba. Biar saya antar kerumah saja sekalian..." tawar Abdul pada Raya.

"Eh... beneran nih kang..??" Tanya Raya sumringah. Akhirnya ia dapat tumpangan juga untuk pulang kerumah.

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang