Bertempur

144 16 0
                                    

"Anda...??!!" Ucap Raya saat ia melihat orang itu. Ia mengingatnya. Beberapa kali ia sempat bertemu dengan pria itu juga. Tapi ia tidak menyangka kalau ia akan menjadi sasarannya saat ini.

"Kamu masih mengenal saya..??" Tanya pria itu tidak menyangkanya.

"Ke... kenapa saya disini..?? Dimana Ratih teman saya..??" Tanya Raya mengingat tujuannya kemari.

"Kamu tenang saja. Kamu aman bersama saya. Oh iya... Sebentar lagi kita akan menikah sayang..." ucap pria itu sambil mendekatkan tangannya untuk meraba wajah Raya. Segera Raya menengokkan wajahnya menghadap kearah lain.

"Saya sudah menikah...!!" Ucap Raya sambil masih menghindar.

"Oh ya...?? Siapa suami kamu..?? Dafi...? Atau Galang. ??" Tanya pria itu dengan senyum menyeramkan. Ia menyentuh kepala Raya yang masih tertutupi oleh jilbabnya. Raya bersyukur karna ia segera memutuskan untuk berjilbab, kalau saja ia belum berjilbab, pasti saat ini rambut dan kepalanya sudah tersentuh oleh tangan kotor pria itu. Walaupun tetap saja Raya merasa jijik disentuh oleh pria lain selain suaminya.

"Saya peringatkan pada anda Tuan Alex yang terhormat... saya sudah bersuami. Jangan pernah menyentuh saya...!!" Bentak Raya sewot. Kali ini ia menatap tajam kearah pria yang bernama Alex tadi.

"Wooww... saya suka wanita yang galak seperti kamu. Ini sangat menantang bagi saya..." ucap Alex masih dengan seringaian liciknya.

"Lebih baik anda bunuh saya dari pada saya harus menikah dengan anda...!!" Bentak Raya lagi.

"No no no... sayang... kamu akan menjadi milik saya selamanya setelah ini.. jadi.. bersiaplah untuk menjadi nyonya Alex Jatmicko." Kata Alex dengan percaya dirinya.

"Tolooooong..."teriak Raya sekali lagi. Ia berharap ada seseorang yang mau menolongnya.

"Berteriaklah sesuka hati kamu sayang. Tapi tetap saja percuma, karna tidak akan ada yang dapat mendengarnya." Ucap Alex sambil berlalu keluar kamar entah hendak kemana.

"Mas Dafiii.... tolongin akuuu.." teriak Raya lagi.

Dafi masih berjalan mengendap endap. Ia menaiki tangga tangga yang ada digedung itu. Mencari setiap ruangan yang mungkin saja ada Raya disana.

"Baby girl... kamu dimana..??" Teriak Dafi berharap Raya bisa mendengarnya. Tiba tiba ada panah yang mengarah kepadanya, dengan sigap Dafi langsung menghindarinya. Ia melihat ada secarik kertas pada panah itu.

Segera Dafi mengambilnya dan membaca isi kertas itu. Ia terkejut setelah membaca isinya. Hanya kata "MATI..!!!!" Yang tertulis di kertas itu.

Dan tiba tiba saja beberapa orang menyerang Dafi secara bersamaan dari arah yang berlawanan. Dafi menghadapi mereka semuanya. Satu persatu mereka tumbang karna berhasil dikalahkan oleh Dafi.

Buuughh...!!!

"Aaakkhhh..." ringis Dafi karna ia diserang dari arah belakang oleh seseorang. Dafi mencoba untuk berdiri dan melawan orang yang tadi menyerangnya.

"Banyak sekali mereka..." gumam Dafi lirih. Ia melihat banyak orang keluar dari setiap ruangan di gedung itu. Mengepung Dafi secara tidak adil.

Dafi menghadapi mereka, melawan mereka secara bersamaan. Tenaganya yang sudah mulai terkuras membuatnya tidak bisa maksimal untuk menghadapi mereka semua. Dafi sering kali mendapat serangan dari arah yang berlawanan hingga ia hampir saja menyerah.

"Akkkhhh" ringisnya saat sebuah pisau berhasil melayang dan mengenai tangan kanannya. Darah segar mengalir dari luka ditangannya itu. "Aaakkhhhh" ringis Dafi lagi saat seseorang mencambuknya dari arah belakang. Punggungnya terasa panas mendapat serangan cambukan yang bertubi tubi dari beberapa orang yang mengepungnya.

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang