Di Bully

134 15 2
                                    

Raya dan Dafi kini sudah ada di Restaurant. Sebenarnya tadi Raya sudah menawarkan diri untuk memasakkan makan malam untuk mereka. Namun Dafi menolaknya karna ia tidak mau Raya terlalu capek.

Mereka memakan pesanan mereka masing masing setelah tadi pesanan mereka datang. Ini pertama kalinya bagi Raya makan berdua saja dengan seorang pria. Biasanya dia kalau ke Restaurant rame rame bersama Ratih, Lovy, Melky dan Afgan.

Dafi memang pria pertama bagi Raya yang masuk kedalam kehidupannya. Dan kini ia mulai mengusik hati Raya, seolah ingin menempati singgasana kosong disana.

"Mas..." panggil Raya

"Hmmm... kenapa..?" Tanya Dafi melihat kearah Raya. Mereka sudah selesai dengan makanan mereka. Namun masih duduk untuk sekedar istirahat setelah makan.

"Gaun itu... jadi dilelang atau nggak...?" Tanya Raya. Sedari sore ia ingin sekali menanyakan hal ini, namun baru sempat sekarang.

"Memangnya kenapa..?? Kamu mau gaun itu..??" Tanya Dafi

Raya menggeleng dan melambaikan tangannya "bukan... bukan gitu. Maksud aku gini, kemarin pas pameran hari keduanya, aku nggak diizinin dateng sama pak Galang. Jadi aku nggak tahu keputusan akhir dari gaun itu gimana..?" Kata Raya

"Tidak jadi dilelang. Gagah memberikan 2 gaunnya untuk kamu." Jawab Dafi.

Raya melongo. Tangan kanannya ia gunakan untuk menutup mulutnya yang sedang terbuka karena kaget mendengar ucapan Dafi tadi.

"Ma... maksudnya gimana mas..?" Tanya Raya bingung

"Karna kita akan menikah. Gagah menepati janjinya untuk memberikan gaun itu gratis untuk kamu. Kamu mau kan memakainya nanti di pesta pernikahan kita..?" Tanya Dafi pada Raya.

"Tap... tapi mas.. gaun itu kan mau mas Dafi pasarin di boutique milik mas Dafi.." ucap Raya mengingat cerita Dafi.

"Saya sudah dapat gaun yang lain. Yang ini biarkan untuk kamu saja."

"Beneran mas..??" Tanya Raya masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya.

"Apa wajah saya kelihatan sedang bercanda atau berbohong..?" Tanya Dafi sambil menunjuk wajanya dengan jarinya

Raya menggeleng "nggak sih.." jawab Raya.

"Tapi.. apa ini nggak berlebihan mas..?" Tanya Raya meminta pendapat.

"Kamu nggak suka dengan gaunnya..?"

"Bukan gitu. Aku suka sama gaunnya, tapi.. aku merasa gaun itu sepertinya terlalu bagus kalau dipakai dibadan aku."

"Baby girl... setiap wanita biasanya ingin tampil sempurna dihari bahagianya. Benar begitu bukan..?? Apa kamu nggak mau tampil sempurna dihari bahagia kita nanti..??" Bujuk Dafi

"Pengin... banget malah.." jawab Raya

"Kalau begitu, biarkan saja Gagah yang mengatur semuanya. Kamu tinggal tunggu tanggal mainnya saja. Ok..??"

Setelah selesai percakapan mereka tadi. Dafi memutuskan untuk pulang kerumah, mengingat waktu yang sudah semakin larut dan pelanggan di Restaurant juga semakin banyak.

"Setelah ini langsung istirahat saja. Jangan mengerjakan apapun lagi. Kamu baru pulang dari surabaya tadi pagi. Kamu juga belum istirahat seharian ini, jadi giliran tubuh kamu yang menikmati waktu istirahatnya." Ucap Dafi panjang lebar setelah ia mengantar Raya masuk kekamarnya.

"Mas Dafi tidur dimana..??" Tanya Raya, mengingat kamar ini adalah kamar Dafi.

"Saya masih punya banyak kamar kosong, kamu tenang saja. Kalau butuh apa apa, tinggal hubungi saya saja. Ok..??"

Pria Misterius (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang