Pameran

164 17 0
                                    

Setelah meeting selesai. Raya dan Galang langsung kembali kekamar mereka masing masing. Raya merekap semua hasil meeting tadi dan menyalinnya dalam bentuk softcopy sesuai permintaan Galang.

Tok tok tok...

Pintu kamar Raya diketuk dari luar. Segera ia membuka pintunya dan mendapati Galang berdiri dengan wajah kusut.

"Pak Galang...??? Kenapa...??" Tanya Raya yang kebingungan melihat kondisi Galang seperti sedang tidak baik baik saja.

Galang masuk kekamar Raya tanpa menunggu Raya mempersilahkannya masuk. Ia duduk di sofa dan menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa. Ia memejamkan matanya dan memijat pelipisnya. Raya melihatnya dengan iba. Ia masih berdiri menunggu Galang untuk berbicara.

"Pak Alex menunda perjanjian kita.." ucap Galang yang berhasil membuat Raya mendekat dan duduk di sofa depan Galang.

"Kok bisa pak..?? Bukannya tadi pak Alex sudah menyetujuinya dan mau menandatangani proposal dari pak Galang..??" Tanya Raya bingung. Ia juga tidak tahu harus bagaimana bersikap.

"Dia tadi menelpon saya dan mengatakan akan menunda sementara perjanjian kita." Cerita Galang yang kini sudah duduk tegap menatap Raya. Raya masih terdiam menunggu kelanjutan cerita dari Galang.

"Dia meminta syarat untuk kontrak perjanjian ini..." tambah Galang lagi.

"Syarat...?? (Galang mengangguk pasti) kalau boleh tahu. Apa syarat yang diajukan oleh pak Alex kepada kita...??" Tanya Raya penasaran.

"Dia meminta nama yang digunakan adalah nama perusahaannya sendiri." Ucap Galang dengan nada sedikit frustasi.

"Tapi bukannya sudah jelas diperjanjian akan mencarikan nama gabungan dari perusahaan masing masing...??" Ucap Raya mengingat salah satu point dari proposal yang kemarin ia pelajari. Galang mengangguk lemas.

"Mereka juga meminta jabatan direktur utama untuk perusahaan itu nantinya."

Bukan tanpa sebab Galang meminta persetujuan dengan pak Alex. Karna dia adalah pengusaha sukses yang mempunyai cabang dimana mana. Dia juga salah satu seniman yang hebat. Dari semua karyanya bisa mendatangkan banyak peminat.

"Apa...??" Raya syok mendengar kalimat Galang yang terakhir. Ia tidak mengerti apa yang ada difikiran Alex saat ini. Ia dengan seenaknya menggunakan kekuasaannya untuk menjatuhkan yang lemah.

"Apa kita batalkan saja perjanjian ini pak..??" Tanya Raya pada Galang.

"Tidak semudah itu Ray. Kita harus membayar semua ganti ruginya kalau kita membatalkan perjanjian ini secara sepihak" jelas Galang.

Raya tak bersuara lagi. Ia bingung dengan ini semua. Ini pertama kalinya menangani masalah perjanjian kerja sama antar 2 perusahaan.

"Saya buatkan jus melon dulu buat bapak. Bapak belum makan siang juga kan..?? Bapak istirahat saja dulu." Ucap Raya sebelum berlalu menuju dapur.

Ia memanaskan kembali makanan yang tadi siang sempat ia masak namun belum sempat ia memakannya. Karna Galang sudah menyuruhnya untuk ke Restaurant segera.

Ia membuat jus melon untuk Galang dan jus Alpukat untuknya sendiri. Ia pusing sekali dengan permasalahan tadi. Ia benar benar asing dengan pekerjaannya yang sekarang. Bagaimana bisa ia membantu Galang kalau ia sendiri tidak menguasai pekerjaannya ini. Seharusnya dari awal ia menolak ajakan Galang dan membiarkan Selvi saja yang mendampingi Galang. Dia pasti lebih baik dari Raya.

"Pak Galang... makan dulu pak. Dari pagi bapak cuma sarapan saat di apartemen saja. Setidaknya bapak harus tetap sehat untuk dapat menemukan solusi dari permasalahan ini." Bujuk Raya saat ia sudah menyiapkan semua makanan dan jus di meja makan.

Pria Misterius (Tamat)Where stories live. Discover now